"Tak sedikit orang yang tidak tahu perbedaan antara masuk angin dan angin duduk. Walaupun gejalanya mirip, angin duduk bisa lebih membahayakan ketimbang masuk angin"
Coba tebak, apa bedanya gejala dari ketiga keluhan kesehatan pada judul di atas? Hmm, sebenarnya “sebelas-duabelas”, alias hampir mirip. Ketiga-tiganya bisa menyebabkan nyeri ulu hati atau dada yang menjalar ke leher hingga punggung, keringat dingin, pusing, gangguan pencernaan seperti mual atau sakit perut, hingga lemas.
Lantas, apa sih perbedaan dari ketiga masalah medis di atas?
Sayangnya, banyak orang mengabaikan gejala serangan jantung, gegera mirip dengan masuk angin. Faktanya, masuk angin sebenarnya bukan sebuah penyakit.
Di belahan bumi Barat sana tidak mengenal istilah masuk angin di dalam dunia medis. Namun di negara kita, masuk angin sering digunakan untuk menggambarkan masalah kurang enak badan, buang angin, sendawa, perut kembung, dan pegal-pegal, dll. Ringkas kata, keluhan ini mirip dengan keluhan asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD).
Banyak yang mengira penyebabnya karena terlalu banyak angin masuk ke dalam tubuh, terutama saat musim hujan. Padahal, GERD disebabkan akibat melemahnya otot bagian bawah kerongkongan (lower esophageal sphincter/LES). Ketika LES melemah, asam lambung dan isi lambung bisa naik ke kerongkongan.
Faktor pendorong GERD beragam, mulai dari obesitas, usia lanjut, kehamilan, gastroparesis atau skleroderma. Beberapa gejala umumnya seperti mual dan muntah, maag, sesak napas, hingga sering bersendawa.
Meski sama-sama menyandang kata “angin”, angin duduk jauh lebih serius ketimbang masuk angin. Sayangnya, sebagian orang beranggapan angin duduk serupa dengan masuk angin. Parahnya lagi, banyak pula yang menyepelekan kondisi kesehatan ini.
Di dalam dunia medis, angin duduk disebut angina atau angina pektoris. Kondisi ini ditandai dengan nyeri pada dada, akibat otot-otot jantung kurang mendapat pasokan darah. Pasokan darah yang kurang ini disebabkan oleh penyempitan atau pengerasan pada pembuluh darah. Hal yang perlu ditegaskan, angin duduk atau angina ini bisa menyerang seseorang secara tiba-tiba.
Gejala angina pektoris umumnya ditandai dengan rasa nyeri pada dada. Pengidap angina bisa mengalami nyeri dada sampai menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, dan punggung. Di samping itu, ada juga gejala lainnya, seperti:
Nah, andaikan mengalami gejala-gejala di atas, segera temui atau tanyakan pada dokter untuk mendapat penanganan yang tepat. Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc.
Selanjutnya, bagaimana dengan serangan jantung?
Penyakit jantung koroner merupakan biang keladi serangan jantung. Namun, mau tahu lagi faktor pemicu lainnya? Sebut saja kolesterol tinggi, kebiasaan merokok, jarang berolahraga, hipertensi, diabetes, obesitas, hingga stres. Singkat kata, faktor-faktor tersebut mengakibatkan terganggunya pasokan darah ke otot jantung, sehingga memicu serangan jantung.
Menurut jurnal Harvard Health Publishing, setiap arteri koroner memasok darah ke bagian tertentu di jantung. Adanya penyumbatan darah bisa merusak bagian tersebut. Penyumbatan ini nantinya dapat mengganggu kemampuan jantung untuk memompa darah. Nah, kondisi inilah yang berpotensi mematikan.
Ingat, serangan jantung adalah kondisi gawat darurat medis yang harus segera ditangani. Seseorang yang mengalami serangan jantung biasanya mengeluhkan keadaan yang mirip dengan masuk angin atau angin duduk.
Contohnya pusing, mual atau muntah, berkeringat dingin, jantung berdebar-debar, dada terasa terbakar, tertekan atau, atau terasa berat. Selain itu, bisa juga muncul rasa nyeri pada dada dan menyebar ke daerah leher, rahang, hingga punggung.
Jangan sekali-kali menyepelekan serangan jantung kalau tidak mau berujung pada maut. Alasannya, komplikasi dari serangan jantung dapat memicu gagal jantung. Kondisi ini membuat jantung tidak efektif memompa darah ke seluruh tubuh. Segera bawa ke rumah sakit terdekat apabila kamu mengalami gejala yang menunjukkan serangan jantung.
Masuk angin, angin duduk, dan serangan jantung tidaklah serupa. Meski memiliki gejala yang hampir sama, ketiga penyakit ini merupakan kondisi medis yang berbeda, baik dari penyebab dan faktor pemicunya.
Sumber: halodoc .com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna