Bagi sebagian orang, menggigit kuku merupakan cara untuk meredakan stres dan kecemasan sementara waktu. Padahal, kebiasaan ini bukanlah hal yang baik untuk dipelihara lho, karena dampaknya bisa merusak kuku itu sendiri bahkan hingga mengganggu kesehatan.
Kebiasaan menggigit kuku atau dalam bahasa medisnya disebut onychophagia bisa muncul di masa kanak-kanak dan berkembang hingga dewasa. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi kebiasaan ini kerap dilakukan saat seseorang sedang berpikir, menunggu, malu, bosan, frustasi, cemas, bahkan stres.
Selain itu, menggigit kuku juga terkadang dikaitkan dengan beberapa penyakit mental, seperti ADHD, depresi, gangguan obsesif komplusif, ODD, atau sindrom Tourette.
Kebiasaan menggigit kuku ini sering juga disertai dengan kebiasaan mencabut kutikula dan menggigit jaringan-jaringan di sekitar kuku. Jika dibiarkan, kebiasaan ini bisa meningkatkan risiko terjadinya beberapa kondisi berikut:
Kebiasaan menggigit kuku juga bisa merurunkan rasa percaya diri karena mendapatkan pendangan buruk dari lingkungan akibat kukunya aneh dan tidak normal.
Kondisi ini juga berisiko membuat seseorang mendapatkan perilaku bully yang bisa membuatnya menarik diri dari kehidupan sosial dan rusaknya hubungan dengan orang lain.
Sering menggigit kuku bisa berdampak buruk bagi kesehatan, bahkan kehidupan sosial. Jadi, jika kamu punya kebiasaan ini, yuk atasi dengan cara berikut:
Buatlah jadwal yang rutin untuk memotong kuku. Potong kukumu sampai pendek hingga tidak cukup untuk digigit. Selain itu, rapikan jaringan-jaringan kulit di sekitar kuku. Menjaga kuku tetap rapi dan terawat memungkinkan kamu tidak tergoda menggigitnya.
Coba deh rutin manikur dan pedikur di salon untuk membuat kuku lebih terawat. Pakailah cat kuku agar terasa pahit jika digigit. Selain itu, buat juga nail art dengan motif yang lucu. Dengan kuku yang cantik, kamu tentu akan berpikir dua kali jika ingin menggigitnya.
Pada beberapa orang, mengenakan sarung tangan atau menempelkan selotip dan stiker di kuku dapat mengingatkan mereka untuk tidak menggigitnya. Namun, cara ini dinilai tidak cukup praktis, jadi bisa dilakukan saat kamu sedang tidak beraktivitas di luar rumah.
Kamu perlu tahu nih situasi apa yang sering kali membuatmu menggigit kuku. Dengan mencari tahu apa yang menyebabkanmu melakukannya, kamu dapat mengetahui cara menghindari situasi tersebut dan mengembangkan rencana untuk berhenti dari kebiasaan ini.
Buatlah mulutmu sibuk, seperti mengunyah permen karet, supaya bisa lupa dengan hasrat menggigit kuku. Kamu juga bisa mencari sesuatu yang bisa dimainkan oleh tanganmu, seperti stress ball atau hanya pulpen yang diputar-putar.
Selain itu, jika cemas dan stes melanda, lakukanlah hal kreatif yang dapat mengalihkan perhatianmu dari menggigit kuku, contohnya memasak, merajut, mewarnai, melukis, atau doodling.
Menghentikan kebiasaan menggigit kuku memang tidak bisa dilakukan secara instan. Diperlukan waktu dan tekad yang kuat untuk benar-benar bisa menghilangkan kebiasaan ini. Jadi, jangan patah semangat, ya. Semua ini demi kebaikanmu, kok.
Temukanlah cara mengelola stres dan cemas yang lebih baik. Jika sering menggigit kuku disebabkan oleh adanya gangguan mental, mungkin dokter akan merekomendasikan terapi perilaku kognitif untuk membantu menghilangkan kebiasaan ini.
Jika kebiasaan ini sudah menyebabkan kuku menjadi tumbuh ke dalam, warnanya berubah, melengkung, berdarah, bengkak, hingga menimbulkan nyeri yang tak tertahankan, sebaiknya segera periksakan ke dokter supaya mendapatkan penanganan yang tepat.
Sumber: Alodokter. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.