Banyak orang beranggapan bahwa tidur lama bisa menghilangkan rasa lelah. Namun, sebaliknya, tidur terlalu lama justru bisa membuat kita merasa kurang berenergi. Selain itu, ada beberapa bahaya tidur terlalu lama yang juga perlu diperhatikan, misalnya peningkatan risiko munculnya penyakit tertentu.
Setiap orang memiliki kebutuhan tidur yang berbeda-beda, tergantung usia, aktivitas sehari-hari, gaya hidup, dan kondisi kesehatan. Waktu tidur ideal untuk orang dewasa berkisar antara 7–9 jam, sedangkan lanjut usia (lansia) membutuhkan waktu tidur sekitar 7–8 jam.
Anda perlu mencukupi waktu tidur dan biasakan untuk tidak kurang tidur atau tidur berlebihan karena gangguan tidur tersebut bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Seseorang dikatakan tidur terlalu lama jika ia memiliki waktu tidur lebih dari kebutuhan tidur idealnya. Selain itu, tidur terlalu lama juga ditandai dengan sering kesulitan untuk bangun di pagi hari, sering mengantuk saat beraktivitas, atau tetap merasa mengantuk setelah tidur siang.
Dalam jangka panjang, ada beberapa bahaya tidur terlalu lama yang bisa terjadi bila sering dilakukan, yaitu:
Sering tidur terlalu lama pada siang hari sehingga sulit tidur pada malam hari, berisiko membuat Anda mengalami sakit kepala pada keesokan harinya. Hal ini terjadi karena tidur terlalu lama dapat memengaruhi kerja senyawa kimia di otak (neurotransmitter) seperti serotonin.
Ketika kinerja zat tersebut terganggu, aktivitas saraf di otak akan bermasalah sehingga berisiko menyebabkan sakit kepala.
Sakit punggung umumnya dialami ketika Anda tidur terlalu lama dengan posisi tidur yang sama, terutama posisi telentang. Hal tersebut dapat membuat tulang punggung terasa kaku dan kerap menimbulkan rasa nyeri.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa orang yang biasa tidur lebih lama atau lebih dari 9–10 jam pada malam hari berisiko tinggi mengalami obesitas dibandingkan dengan orang-orang dengan jam tidur yang normal. Hal serupa juga dapat terjadi pada kondisi kurang tidur.
Gangguan tidur, baik tidur terlalu lama atau terlalu singkat, dapat meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering tidur terlalu lama atau kurang tidur, lebih berisiko untuk mengalami gangguan metabolisme dan hormon, salah satunya insulin.
Hal inilah yang membuat gangguan tidur berlebihan atau kurang tidur dapat menyebabkan seseorang lebih berisiko terkena diabetes.
Depresi sering kali bisa menyebabkan penderitanya mengalami insomnia. Akan tetapi, sebagian penderita depresi justru juga ada yang mengalami gangguan tidur berlebihan.
Jika tidak diobati, kondisi ini bisa membuat depresi yang dialami semakin parah. Selain itu, tidur terlalu lama juga berisiko membuat seseorang berisiko mengalami gangguan cemas, sulit konsentrasi, berkurangnya daya ingat atau gangguan memori, dan mudah lelah.
Beberapa studi menunjukkan bahwa risiko terjadinya penyakit jantung dapat meningkat pada orang yang sering tidur berlebihan atau kurang tidur.
Penyebab terjadinya hal ini belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, gangguan tidur diketahui dapat membuat metabolisme dan kinerja organ tubuh menjadi bermasalah. Kondisi ini dapat memperberat kerja jantung dan meningkatkan risiko terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah jantung.
Untuk mendapatkan manfaat tidur yang sesungguhnya, Anda harus memperbaiki kualitas tidur Anda terlebih dahulu. Tidur yang berkualitas belum tentu tidur yang lama dan sebaliknya, tidur yang terlalu lama belum tentu berkualitas.
Di bawah ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kualitas tidur Anda, sehingga terhindar dari bahaya tidur terlalu lama:
Untuk memastikan Anda tidur tepat waktu, buatlah jadwal tidur dengan menentukan jam tidur malam dan jam bangun. Hindari berbagai hal yang membuat Anda terjaga atau sulit tidur pada malam hari, misalnya mengonsumsi minuman berkafein dan tidur siang terlalu lama.
Sementara itu, agar Anda dapat bangun tepat waktu pada pagi harinya, Anda bisa menggunakan bantuan alarm. Patuhi jadwal tidur yang sudah Anda buat, termasuk saat akhir pekan.
Olahraga ternyata tidak hanya baik untuk kesehatan tubuh, namun juga dapat membantu Anda memperbaiki pola tidur. Akan tetapi, hindari olahraga sesaat sebelum tidur, karena olahraga dapat memicu produksi hormon adrenalin dan detak jantung meningkat. Hal ini justru bisa membuat Anda sulit tidur.
Hindari mengonsumsi minuman berkafein, seperti kopi dan teh, setidaknya 6 jam sebelum tidur. Selain itu, hindari pula konsumsi minuman beralkohol sebelum tidur, karena dapat menyebabkan Anda sering terbangun tengah malam sehingga kualitas tidur terganggu.
Kondisi kamar sangat berpengaruh terhadap kualitas tidur Anda. Cobalah untuk membuat kamar lebih nyaman, mulai dari suhu hingga cahaya lampu tidur. Agar kualitas tidur meningkat, pastikan kasur yang digunakan juga nyaman.
Alat elektronik, seperti telepon seluler (ponsel), sebaiknya dimatikan minimal 2 jam sebelum tidur agar tidak mengganggu jam tidur Anda.
Kebiasaan tidur siang juga bisa memengaruhi kualitas tidur malam. Sebaiknya hindari tidur siang selama lebih dari 20–30 menit. Dengan demikian, kualitas tidur Anda pada malam hari akan meningkat.
Agar Anda dapat tidur dengan nyenyak, hindari kebiasaan memikirkan hal-hal yang berat sebelum tidur. Anda bisa mencoba menenangkan pikiran dengan melakukan teknis pernapasan, meditasi, mendengarkan musik, hingga menggunakan aromaterapi.
Jika Anda sering tidur terlalu lama dan mulai merasa terganggu dengan kebiasaan tersebut, lebih baik segera konsultasikan ke dokter.
Dokter akan menanyakan gejala yang Anda rasakan, menelusuri riwayat kesehatan Anda secara menyeluruh, dan melakukan sleep study untuk mencari tahu penyebab sekaligus menentukan penanganan yang tepat.
Sumber: Alodokter. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.