Daging sapi merupakan sumber nutrisi penting bagi tubuh. Di sisi lain, daging sapi juga bisa menjadi sumber lemak dan kolesterol jahat yang berdampak buruk bagi kesehatan. Namun, bila daging sapi diolah dengan benar, Anda tidak perlu takut lagi dengan dampak buruknya.
Daging sapi merupakan sumber protein, vitamin B, dan berbagai jenis mineral, seperti fosfor, selenium, dan zat besi yang penting bagi tubuh. Namun, daging sapi juga diketahui mengandung berbagai jenis lemak, terutama lemak jenuh dan lemak tak jenuh tunggal.
Tingginya kandungan lemak jenuh di dalam daging sapi tersebut dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh dan risiko terjadinya aterosklerosis, penyakit jantung, serta stroke.
Terlalu sering makan daging merah, termasuk daging sapi, juga diduga dapat memicu peradangan yang berpotensi meningkatkan risiko penyakit kanker, seperti kanker kolorektal, lambung, payudara, dan endometrium.
Namun, dengan pemilihan, pengolahan, dan konsumsi yang tepat, Anda pun bisa lebih tenang saat menikmati daging sapi dan tidak perlu khawatir terhadap risiko yang dapat terjadi.
Tak hanya jumlah konsumsi daging sapi yang harus dibatasi, cara menyimpan dan mengolahnya pun harus diperhatikan. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan:
Pilih bagian daging sapi yang lemaknya lebih sedikit, seperti paha belakang, paha depan, has luar (sirloin), atau pinggang. Selain itu, pilih daging sapi yang berwarna merah segar dan bersih.
Hindari membeli daging sapi yang sudah berwarna kecokelatan, berlendir, atau tampak kotor. Anda juga disarankan untuk mengonsumsi daging sapi asli, bukan daging olahan seperti daging asap atau sosis.
Simpan daging sapi di kulkas bersuhu 1 derajat Celcius atau di lemari pembeku bersuhu -18 derajat Celcius segera setelah membelinya. Hal ini bertujuan untuk menjaga daging tetap segar, mempertahankan nutrisi daging sapi tetap baik, dan memperpanjang umur penyimpanan makanan.
Jika disimpan di kulkas, daging sapi mentah hanya dapat bertahan selama 1–2 hari, sedangkan daging sapi masak selama 3–4 hari. Namun, bila disimpan di dalam lemari pembeku, daging sapi mentah mampu bertahan hingga 3–4 bulan, sedangkan daging sapi matang 2–6 bulan.
Jangan lupa untuk menyimpan daging sapi dalam wadah bersih dan tertutup rapat. Jika ingin mencairkan daging sapi yang beku, letakkan di dalam kulkas untuk mencegah pertumbuhan bakteri.
Selalu cuci tangan sebelum dan setelah memegang daging sapi, setidaknya selama 20 detik dengan air bersih dan sabun. Gunakan pisau dan talenan yang berbeda ketika mengolah daging sapi agar bakteri tidak menyebar ke bahan makanan lain.
Anda disarankan untuk membuang lemak daging terlebih dahulu sebelum dimasak, terutama jika ingin membuat sup atau semur. Selain itu, daging sebaiknya tidak digoreng sebelum dimasak, melainkan diolah dengan cara dipanggang atau direbus.
Jika memang ingin digoreng, Anda bisa menggunakan minyak yang sehat bagi jantung, seperti minyak bunga matahari, minyak kanola, minyak kedelai, atau minyak zaitun.
Saat memasak daging sapi dalam penggorengan, oven, atau air, pastikan suhu setidaknya sekitar 71° Celcius untuk membunuh bakteri.
Sebaiknya Anda seimbangkan konsumsi daging sapi dengan sayuran berserat. Kandungan serat yang tinggi dalam sayur diketahui dapat mengurangi penyerapan kolesterol setelah mengonsumsi daging sapi.
Batasi konsumsi daging sapi yang tinggi zat besi bila Anda sedang mengonsumsi suplemen zat besi yang diresepkan Hal ini guna mencegah kelebihan zat besi dalam darah.
Dengan memahami berbagai cara di atas, Anda dapat menyantap menu daging sapi tanpa rasa khawatir. Selain itu,terapkan pola makan nutrisi seimbang dan berolahraga secara rutinagar tubuh tetap sehat.
Sumber: alodokter. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.