“Ada banyak hal yang bisa jadi penyebab perut panas. Beberapa di antaranya adalah gastritis, refluks asam lambung, dan efek samping obat tertentu.”
Perut panas adalah kondisi ketika ada sensasi terbakar di perut. Lokasi, tingkat keparahan rasa terbakar, dan apa yang membuatnya terasa lebih baik atau lebih buruk dapat membantu menentukan kemungkinan penyebabnya.
Beberapa kondisi yang menyebabkan perut panas bersifat sementara dan mudah teratasi. Namun, ada pula yang berpotensi lebih serius dan perlu perhatian khusus.
Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab perut panas yang perlu kamu ketahui:
Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung. Hal ini paling sering terjadi karena infeksi bakteri Helicobacter pylori. Selain itu, alergi makanan, kemoterapi, dan obat-obatan juga dapat menyebabkan gastritis.
Selain perut panas, gejala lainnya adalah mual, muntah, diare, dan begah. Beberapa orang juga mengalami gejala demam. Tak hanya bakteri, penyakit ini juga bisa terjadi karena infeksi virus.
Refluks asam lambung adalah kondisi ketika cairan asam di lambung kembali ke kerongkongan melalui sfingter esofagus bagian bawah. Ini juga dapat menyebabkan rasa terbakar di perut.
Gejala lainnya adalah nyeri dada, mual, dan nyeri saat menelan. Beberapa refluks bersifat sementara dan dapat terjadi akibat makan makanan terlalu banyak atau makanan pedas.
Tukak lambung adalah luka terbuka di lapisan perut. Luka ini dapat menyebabkan sensasi panas dan terbakar pada perut, serta pendarahan yang berkisar dari ringan hingga serius.
Penyebabnya mulai dari infeksi bakteri H. pylori, stres, dan pola makan yang buruk. Gejala yang mungkin menyertai rasa panas di perut adalah mual, muntah, dan perasaan kenyang atau begah.
Dokter dapat melihat dan mendiagnosa tukak lambung dengan endoskopi. Ini adalah prosedur memasukkan kamera melalui mulut dan kerongkongan ke perut dan ke duodenum bagian atas.
Dispepsia adalah gangguan pencernaan yang dapat menyebabkan perut panas. Ini bisa menjadi kondisi sementara atau bertahan lebih lama. Gejala lainnya adalah kembung, bersendawa, mual, dan refluks asam.
Makan terlalu cepat atau terlalu banyak bisa menyebabkan gangguan pencernaan ini. Beberapa makanan dan minuman dapat mengiritasi lambung, menyebabkan rasa panas di perut, seperti:
Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan iritasi lambung dan menimbulkan sensasi terbakar dan panas pada perut. Ini termasuk aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen dan naproxen.
Obat-obatan ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan serta rasa sakit. Oleh karena itu, penting untuk mendiskusikan semua obat yang hendak kamu minum pada dokter, termasuk yang tersedia tanpa resep.
Pada beberapa orang, reaksi atau intoleransi terhadap makanan tertentu dapat menyebabkan perut panas. Misalnya, jika kamu tidak toleran terhadap laktosa, tubuh kamu tidak menghasilkan cukup enzim yang penting untuk mencerna laktosa dalam susu.
Jadi, mengkonsumsi produk susu dapat menyebabkan mual, kembung, kram, atau perut terasa panas. Demikian pula ketika orang dengan penyakit celiac mengonsumsi gluten (protein yang ada dalam gandum), tubuh mereka menyerang usus kecil. Mereka mungkin mengalami gejala usus, seperti diare, penurunan berat badan, atau kembung.
Sumber: halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.