Telur setengah matang memang lezat. Meski demikian, telur yang dimasak setengah matang rentan terkontaminasi bakteri Salmonella yang dapat menyebabkan keracunan makanan dan gangguan kesehatan lain. Ketahui apa saja bahaya telur setengah matang dan cara mengonsumsinya dengan aman.
Infeksi bakteri Salmonella biasanya disebabkan oleh konsumsi makanan mentah atau belum matang, termasuk telur setengah matang. Bakteri ini bisa terdapat pada bagian luar (kulit) atau dalam telur dan tidak mengubah bentuk, bau, bahkan rasa telur.
Namun, bakteri ini dapat dimatikan jika Anda memasak telur atau sumber protein lainnya hingga matang. Telur yang masih setengah matang atau belum matang dapat terlihat dari struktur kuning telurnya yang cair.
Seseorang yang terinfeksi bakteri Salmonella akibat mengonsumsi telur setengah matang dapat mengalami gejala berupa mual, muntah, demam, menggigil, sakit kepala, kram perut, hingga buang air besar berdarah. Gejala ini dapat berlangsung 4–7 hari dan bahkan bisa mencapai 10 hari jika disertai dengan diare.
Infeksi bakteri Salmonella juga dapat menyebabkan demam tifoid atau tifus dan berujung kematian jika tidak segera ditangani dengan tepat.
Selain itu, ada beberapa kelompok yang rentan mengalami gangguan kesehatan serius saat terinfeksi bakteri Salmonella pada telur setengah matang, seperti ibu hamil, bayi dan balita, orang lanjut usia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Jika sebagian orang bisa sembuh dalam waktu singkat, beberapa kelompok rentan di atas akan sembuh lebih lama dan memiliki gejala yang lebih parah saat terinfeksi bakteri Salmonella dari telur setengah matang atau makanan tidak matang lainnya.
Infeksi bakteri Salmonella sebenarnya dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi pada ayam, sehingga tetap aman walau Anda mengonsumsi telur setengah matang. Namun, selama belum dapat dipastikan apakah ayam dari telur tersebut telah divaksin, Anda disarankan untuk memasak telur hingga matang.
Selain diolah sendiri, telur setengah matang juga banyak terdapat dalam produk siap saji, seperti mayones, tiramisu, es krim, dan saus salad.
Jika Anda ingin membuat makanan dengan bahan dasar telur setengah matang, usahakan untuk menggunakan telur terpasteurisasi yang tersedia di supermarket, sebab memanaskan telur dengan proses pasteurisasi dapat membunuh bakteri Salmonella pada telur tersebut.
Selain memasak telur hingga benar-benar matang, ada pula beberapa cara yang bisa Anda lakukan agar terhindar dari infeksi bakteri Salmonella, yaitu:
Tidak sedikit orang yang menyukai konsumsi telur setengah matang. Namun, mengonsumsi telur matang lebih dianjurkan guna mencegah infeksi bakteri Salmonella yang dapat terjadi. Agar lebih aman, Anda dapat mengolah telur dengan cara direbus tanpa garam atau diorak-arik tanpa mentega.
Hindari menggoreng telur dalam rendaman minyak karena akan meningkatkan kandungan lemak yang dapat memicu naiknya kadar kolesterol dalam darah.
Jika Anda mengalami gejala keracunan makanan setelah mengonsumsi telur setengah matang seperti yang telah disebutkan di atas, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan.
Sumber: alodokter. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.