Warna-warna kuteks atau cat kuku yang begitu cerah memang bisa menarik keinginan anak untuk mencobanya. Hal ini mungkin membuat Bunda bertanya-tanya, apakah aman jika anak menggunakan kuteks? Untuk mengetahui jawabannya, yuk, simak ini.
Menghabiskan quality time bersama anak perempuan untuk bersolek tentu bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan, ya, Bun. Bunda dan Si Kecil bisa berdandan bersama atau memakaikan kuteks pada kuku mungilnya.
Namun, seperti produk kecantikan lainnya, kebanyakan kuteks dibuat menggunakan bahan kimia yang belum tentu aman bagi Si Kecil.
Kuteks mengandung bahan kimia yang sebenanarnya tergolong aman untuk diaplikasikan pada kuku, termasuk kuku anak. Akan tetapi, serpihan kuteks bisa saja tertelan saat anak memasukan jarinya ke mulut. Hal ini dapat membahayakan kesehatannya.
Hingga saat ini, belum ada penelitian yang secara khusus membahas bahaya penggunaan kuteks pada anak. Namun, dilihat dari bahan dasarnya, kandungan zat kimia pada kuteks dapat menimbulkan dampak buruk jika masuk ke dalam tubuh.
Berikut ini adalah 4 bahan kimia utama yang umumnya ada pada kuteks:
Toluena adalah senyawa kimia yang biasa terdapat pada produk pewangi, larutan pembersih, pengencer cat, dan produk rumah tangga lainnya. Paparan zat ini secara berlebihan telah terbukti dapat merusak fungsi hati, ginjal, sistem saraf, serta sistem pernapasan.
Zat kimia yang umum digunakan sebagai bahan dasar plastik ini diketahui dapat mengganggu sistem kelenjar endokrin yang berperan besar dalam tumbuh kembang anak.
Selain itu, paparan TPHP dalam waktu yang relatif lama (≥3 bulan) juga diduga dapat menyebabkan kadar gula dan kadar kolesterol meningkat. Hal ini juga akan meningkatkan risiko anak terkena berbagai macam penyakit kronis, termasuk diabetes.
Formaldehida adalah senyawa aktif yang berfungsi sebagai pengawet dan pengeras cat kuku. Jika terhirup dalam jangka waktu yang lama, senyawa ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan meningkatkan risiko terkena kanker.
Selain bahan dasar di atas, kuteks juga umumnya mengandung phthalates. Bahan kimia ini dapat menyebabkan gangguan pada endokrin dan menghambat produksi hormon androgen. Beberapa penelitian juga telah membuktikan bahwa zat ini dapat meningkatkan risiko alergi dan mengganggu pertumbuhan anak.
Selain itu, penggunaan aseton atau penghapus kuteks juga diketahui dapat menyebabkan anak keracunan bila tidak sengaja tertelan dalam jumlah yang banyak. Gejala yang muncul dari keracunan aseton termasuk lesu, muntah, berbicara cadel, ataksia, gangguan pernapasan, hingga hilang kesadaran.
Karena banyaknya bahaya yang mengintai, penggunaan kuteks pada anak sebaiknya dihindari, ya, Bun. Akan tetapi, jika memang Bunda ingin atau mungkin perlu memakaikan Si Kecil kuteks, ada beberapa hal yang perlu Bunda perhatikan:
Memakaikan anak kuteks pada jemarinya memang bisa membuatnya jadi lebih menggemaskan. Namun, pastikan Bunda menerapkan tips menggunakan kuteks yang telah dipaparkan di atas agar Si Kecil terhindar dari bahaya zat kimia pada kuteks.
Jika Si Kecil menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan setelah memakai kuteks, hentikan pemakaiannya dan segera bawa ia ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
Sumber: alodokter. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.