Reaksi alergi bisa berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang ringan tetapi ada juga yang hingga mengancam nyawa. Mengetahui ciri-ciri alergi makanan penting dilakukan untuk mendapatkan penanganan segera.
Beragam Ciri-Ciri Alergi Makanan dan Cara Mengatasinya
Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri alergi makanan dan cara untuk mengatasinya:
1. Biduran atau urtikaria
Ciri-ciri alergi makanan yang pertama adalah biduran. Reaksi alergi ini ditandai dengan munculnya benjolan berwarna merah atau bercak di kulit akibat mengonsumsi makanan pemicu alergi, seperti ikan dan kerang.
Benjolan yang muncul memiliki ukuran yang berbeda-beda, tetapi terkadang juga muncul secara berkelompok di kulit. Biduran sering kali disertai dengan rasa gatal dan terkadang diikuti oleh rasa terbakar atau perih di kulit.
Ciri-ciri alergi ini biasanya akan membaik dengan sendirinya dalam waktu 24 jam atau beberapa hari. Namun, Anda juga bisa mengatasinya dengan melakukan beberapa perawatan di rumah, seperti mandi air dingin, kompres dingin, dan memakai pakaian yang longgar untuk mengurangi rasa gatal.
Selain itu, penggunaan krim hidrokortison atau antihistamin juga dapat dilakukan untuk meredakan gatal dan bengkak akibat biduran.
2. Pembengkakan bibir dan kelopak mata
Alergi makanan juga bisa menyebabkan pembengkakan pada bibir dan kelopak mata, atau disebut juga angioedema akut. Ciri-ciri alergi makanan yang satu ini akan terlihat dalam beberapa menit sampai 1–2 jam setelah Anda mengonsumsi makanan pemicu alergi.
Untuk mengurangi pembengkakan akibat alergi makanan ini, Anda bisa melakukan perawatan yang sama seperti biduran di rumah. Contohnya, menempelkan es batu ke bagian yang bengkak atau mandi dengan air dingin. Selain itu, dokter mungkin juga akan menyarankan penggunaan antihistamin atau steroid.
Angioedema biasanya berlangsung selama 1–2 hari. Namun, kondisi ini bisa menjadi fatal jika memengaruhi sistem pernapasan, yang ditandai dengan sesak napas. Jika hal ini terjadi, segera pergi ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan.
3. Gangguan pencernaan
Ciri-ciri alergi makanan juga bisa berupa gangguan pencernaan, seperti sakit perut, mual, muntah, dan diare. Untuk mengurangi sakit perut karena alergi makanan, Anda bisa melakukan kompres hangat di bagian perut atau mengonsumsi obat herbal, seperti teh jahe atau teh chamomile.
4. Pusing dan sakit kepala
Merasa pusing dan sakit kepala juga merupakan ciri-ciri alergi makanan yang timbul beberapa saat setelah Anda mengonsumsi makanan pemicu alergi.
Pengobatan untuk mengatasi kondisi ini biasanya disesuaikan dengan penyebabnya. Namun, Anda bisa menggunakan obat antihistamin untuk membantu meredakan rasa pusing tersebut.
Selain beberapa ciri di atas, alergi makanan juga bisa menimbulkan ciri-ciri yang parah atau anafilaksis. Kondisi ini sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani.
Beberapa gejala anafilaksis adalah:
- Pusing, kliyengan, atau perasaan seperti akan pingsan
- Penyempitan saluran pernapasan
- Tenggorokan bengkak yang akan dirasakan sebagai sensasi adanya benjolan di tenggorokan yang menyebabkan kesulitan bernapas
- Jantung berdebar
- Syok yang ditandai dengan penurunan tekanan darah yang cepat
Untuk mengatasi alergi makanan, Anda pertama-tama harus mengenali pemicu alergi tersebut dan sebisa mungkin menghindarinya. Selain itu, selalu bawa obat-obatan untuk meredakan gejala saat tidak sengaja mengonsumsi makanan pemicu alergi makanan.
Jika Anda mengalami ciri-ciri alergi makanan tetapi belum mengetahui pemicunya atau ingin memastikan apakah ada makanan lain yang dapat memicu alergi, sebaiknya konsultasikan ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan memastikan makanan pemicu alergi serta saran yang sesuai untuk Anda.
Sumber: alodokter. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.