Informasi Kesehatan

Kenali Berbagai Jenis Obat Pereda Nyeri Haid

Kenali_Berbagai_Jenis_Obat_Pereda_Nyeri_Haid.jpg

Bau Mulut saat Puasa, Ketahui Cara Pencegahannya

"Masalah kesehatan yang sering dikeluhkan saat puasa adalah…

Minuman Elektrolit, Ini Manfaatnya untuk Tubuh

Minuman elektrolit sering dikonsumsi untuk mengembalikan cairan tubuh…

7 Cara Mengusir Dahak di Tenggorokan secara Alami

Konsumsi obat batuk merupakan salah satu cara mengusir…

Obat pereda nyeri haid merupakan salah satu solusi untuk atasi rasa sakit menjelang atau saat menstruasi. Pilihannya pun beragam, ada yang berasal dari bahan-bahan alami dan ada pula obat-obatan medis yang dijual bebas di apotek atau diperoleh melalui resep dokter.

Nyeri saat menstruasi atau dismenore terjadi akibat perubahan kadar hormon reproduksi dan pelepasan prostaglandin. Prostaglandin sebenarnya berfungsi untuk membantu pengeluaran darah saat haid, tetapi efeknya bisa pula memicu rasa nyeri.

Biasanya, nyeri haid timbul di perut bagian bawah, punggung bawah, atau selangkangan. Selain nyeri, perubahan kadar hormon reproduksi saat haid juga bisa memicu kelelahan, perut kembung, diare, sakit kepala, atau perubahan mood.

Obat Pereda Nyeri Haid Alami

Ada beberapa obat pereda nyeri haid alami yang bisa Anda gunakan, yaitu:

Teh chamomile

Konsumsi teh chamomile diketahui bisa meredakan nyeri dan kram perut pada wanita yang mengalami nyeri haid. Ini karena chamomile bermanfaat dalam mengontrol produksi zat kimia yang memicu rasa sakit, yaitu prostaglandin.

Jahe

Selain teh chamomile, Anda juga bisa menggunakan jahe sebagai obat pereda nyeri haid alami. Untuk memperoleh manfaatnya, cobalah konsumsi jahe dalam bentuk teh atau mengolahnya menjadi minuman jahe dengan mencampur parutan jahe ke dalam secangkir air hangat.

Biji adas

Biji adas dapat pula digunakan sebagai obat pereda nyeri haid. Manfaat tersebut dapat diperoleh berkat adanya senyawa nitrit dalam biji adas yang mampu melancarkan sirkulasi darah dalam rahim. Anda bisa mengonsumsi biji adas dengan menambahkannya ke dalam sup atau salad.

Obat Pereda Nyeri Haid Medis

Selain obat pereda nyeri haid alami, Anda pun bisa menggunakan obat pereda nyeri haid medis. Jenis obat ini bisa dibeli secara bebas di apotek atau memerlukan resep dokter. Berikut ini adalah beberapa jenis obat yang umumnya digunakan untuk meredakan nyeri haid:

1. Paracetamol

Penggunaan paracetamol bermanfaat untuk menghambat produksi zat kimia di otak yang menimbulkan rasa sakit, termasuk nyeri ketika haid.

2. Ibuprofen

Ibuprofen dapat meredakan kram perut dan sakit kepala saat menstruasi. Obat ini bekerja dengan cara menurunkan produksi prostaglandin dalam tubuh yang dapat memicu nyeri saat haid.

3. Aspirin

Masih satu golongan dengan ibuprofen, aspirin dapat meredakan nyeri saat haid. Cara kerja obat ini pun sama, yaitu menekan pelepasan prostaglandin. Aspirin perlu dikonsumsi setelah makan.

4. Naproxen

Apabila nyeri haid tidak kunjung membaik dengan konsumsi ibuprofen atau aspirin, dokter biasanya akan meresepkan naproxen guna meredakan nyeri haid.

Selain mengonsumsi obat untuk mengatasi nyeri haid, Anda juga disarankan untuk perbanyak minum air putih, istirahat dan tidur yang cukup, serta konsumsi makanan bergizi.

Perlu diingat bahwa intensitas nyeri haid yang dialami bisa berbeda-beda pada setiap wanita. Ada yang merasakan nyeri haid ringan, ada pula yang merasakan nyeri haid berat hingga mengganggu aktivitasnya sehari-hari.

Jika setelah menggunakan obat pereda nyeri haid alami atau obat pereda nyeri haid medis tetapi rasa nyeri tidak kunjung membaik, Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter. Dengan begitu, dokter dapat melakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab nyeri haid dan memberikan penanganan yang tepat.

 

Sumber: alodokter. com

Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.