Informasi Kesehatan

Kenali 6 Makanan Penyebab Keracunan

Pertolongan-Pertama-saat-Alami-Keracunan-Makanan.jpg

Mengenal Jenis Demam pada Anak dan Cara Mengatasinya

“Demam pada anak bukanlah sebuah penyakit, melainkan gejala…

Pencegahan yang Bisa Dilakukan untuk Mengurangi Risiko Mata Kering

Siapa bilang hanya kulit saja yang perlu dijaga…

Dosis Ketiga Vaksin COVID-19, Upaya Tambahan untuk Melindungi Tubuh dari Virus Corona

Dosis ketiga vaksin COVID-19 merupakan vaksin tambahan yang diberikan kepada…

Ada berbagai jenis makanan penyebab keracunan yang bisa dijumpai sehari-hari. Yuk, ketahui jenis makanan apa saja yang sering menyebabkan keracunan dan ikuti tips pencegahannya.

Keracunan makanan adalah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh makanan yang terkontaminasi kuman atau zat berbahaya. Kontaminasi ini bisa terjadi saat proses penyimpanan maupun pengolahan makanan.

Beberapa gejala keracunan makanan yang mungkin terjadi meliputi mual, muntah, diare, nyeri dan kram perut, serta demam. Keluhan tersebut dapat muncul beberapa jam, hari, atau minggu setelah makanan dikonsumsi dan dapat berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa hari.

Upaya pencegahan awal yang dapat Anda lakukan untuk menghindari keracunan makanan adalah dengan mengenali makanan penyebab keracunan. Selain itu, penerapan perilaku hidup bersih dan sehat, serta melakukan beberapa tips lain juga akan memaksimalkan upaya tersebut.

Beragam Makanan Penyebab Keracunan

Berikut ini adalah beberapa jenis makanan penyebab keracunan yang perlu Anda kenali:

1. Daging dan telur unggas

Mengonsumsi daging dan telur ayam atau bebek yang mentah atau kurang matang dapat meningkatkan risiko terjadinya keracunan makanan. Hal ini karena kontaminasi bakteri Campylobacter dan Salmonella yang sering ditemukan di usus dan bulu unggas.

2. Daging merah

Makanan penyebab keracunan berikutnya adalah daging merah atau steak, termasuk daging sapi dan domba. Keracunan makanan akibat mengonsumsi daging merah terjadi karena kontaminasi bakteri E. coli, Salmonella, maupun Yersinia.

Selain itu, makanan olahan, seperti ham, bacon, dan sosis, juga bisa terkontaminasi oleh bakteri Listeria dan Staphylococcus aureus. Kontaminasi daging merah ini dapat terjadi selama proses pemotongan hewan, penyimpanan daging saat di toko maupun di rumah, hingga pengolahannya.

3. Susu nonpasteurisasi

Pasteurisasi merupakan proses pemanasan susu pada suhu tinggi untuk membunuh bakteri berbahaya yang terkandung dalam susu.

Ketika Anda mengonsumsi susu yang belum dipasteurisasi, risiko Anda untuk mengalami keracunan makanan akan lebih besar. Ini terjadi karena kemungkinan kontaminasi susu mentah oleh bakteri SalmonellaE. coli, atau Listeria.

4. Hidangan laut

Boga bahari atau seafood merupakan makanan penyebab keracunan paling sering. Risiko ini ditimbulkan dari kandungan histamin, yaitu salah satu racun yang dihasilkan oleh bakteri di tubuh ikan atau kerang yang tidak segar.

Selain itu, Anda juga perlu berhati-hati terhadap kandungan merkuri dalam hidangan laut, terutama jika Anda mengonsumsi ikan laut air dalam, seperti ikan tuna atau ikan todak.

Risiko keracunan makanan bisa meningkat jika Anda mengonsumsi makanan laut mentah, seperti sushi atau sashimi, yang kurang segar.

5. Sayuran dan buah-buahan

Meskipun sarat akan vitamin dan mineral, sayur dan buah-buahan juga bisa menjadi makanan penyebab keracunan. Risiko terjadinya keracunan makanan juga bisa meningkat jika Anda mengonsumsi sayur atau buah yang terpapar pestisida dan tidak dicuci hingga bersih.

Selain itu, sayuran dan buah-buahan juga dapat terkontaminasi oleh bakteri Salmonella dan E. coli. Hal ini terjadi saat sayur atau buah ditanam di area yang tercemar kotoran hewan atau manusia yang telah terinfeksi.

Tips Mengurangi Risiko Keracunan Makanan

Untuk menurunkan risiko terjadinya keracunan makanan, ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan, yaitu:

  • Jangan membeli bahan makanan yang tidak terjamin kebersihannya, terutama makanan yang berada pada suhu ruangan terlalu lama. Ini akan memperbesar risiko makanan terkontaminasi kuman.
  • Pilihlah makanan yang matang atau sudah melalui proses pasteurisasi, terutama untuk produk olahan susu dan telur.
  • Cuci tangan serta peralatan masak sebelum mengolah makanan. Gunakanlah sabun dan air yang mengalir, atau air hangat bila memungkinkan.
  • Pisahkan makanan matang dan mentah saat menyimpan dan mempersiapkan makanan untuk mencegah kontaminasi silang antar makanan. Gunakan talenan dan pisau yang berbeda untuk sayuran dan daging.
  • Masak daging atau telur hingga benar-benar matang, gunakan termometer jika perlu. Hal ini penting untuk memastikan kuman berbahaya yang ada pada makanan mentah telah dilumpuhkan.
  • Simpan makanan yang belum akan dimasak atau dikonsumsi ke dalam lemari pendingin dalam waktu 2 jam setelah dibeli.
  • Usahakan untuk menyimpan makanan matang tidak lebih dari 1 jam pada suhu ruangan atau di luar lemari pendingan.

Meskipun jenis makanan penyebab keracunan sering ditemukan pada menu sehari-hari, Anda tidak perlu menghindari konsumsinya. Anda hanya perlu lebih berhati-hati dalam memilih serta mengolahnya.

Jika Anda mengalami keluhan setelah mengonsumsi salah satu makanan penyebab keracunan, periksalah ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda.

Sumber: alodokter. com

Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.