Pengentalan darah bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti genetik, gaya hidup, penyakit, atau kondisi kesehatan tertentu. Gejala yang muncul dapat bervariasi, tergantung lokasinya dan biasanya baru terlihat setelah pengentalan darah menjadi pembekuan darah.
Pada dasarnya, tubuh secara alami membentuk gumpalan darah untuk menghentikan perdarahan saat terluka. Namun, jika darah menggumpal terlalu banyak atau menggumpal secara tidak normal saat tubuh tidak berdarah, itu bisa menjadi tanda pengentalan darah atau hiperkoagulasi.
Pengentalan darah yang terjadi di pembuluh darah bisa menghambat aliran darah ke organ-organ penting, seperti otak, jantung, dan paru-paru. Tanpa penanganan yang tepat, pengentalan darah berpotensi menyebabkan masalah kesehatan serius, seperti emboli paru, stroke, serangan jantung, dan gangguan ginjal.
Pengentalan darah umumnya tidak menimbulkan gejala dan tidak disadari oleh penderitanya hingga mereka mengalami pembekuan darah dan penyumbatan aliran darah di jaringan tubuh tertentu.
Gejala yang muncul umumnya tergantung lokasi terjadinya pembekuan di dalam tubuh. Berikut ini adalah beberapa gejalanya:
Ada banyak penyebab pengentalan darah. Kondisi ini juga bisa terjadi karena faktor genetik atau kondisi kesehatan tertentu. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa membuat seseorang rentan mengalami pengentalan darah:
Menjalani gaya hidup kurang sehat dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami pengentalan darah, misalnya merokok atau sering terpapar asap rokok, tidak pernah atau jarang berolahraga, dan banyak mengonsumsi makanan berlemak.
Zat kimia pada rokok bisa merusak sel darah dan struktur pembuluh darah. Selain itu, zat tersebut juga bisa menyebabkan penyempitan dan peradangan pembuluh darah sehingga membuat darah lebih mudah menggumpal. Oleh karena itu, perokok aktif maupun pasif rentan mengalami pengentalan darah.
Sementara itu, gaya hidup yang kurang aktif secara fisik ditambah sering mengonsumsi makanan berlemak juga bisa memperlambat sirkulasi darah dan membuat darah menggumpal di pembuluh darah.
Memiliki berat badan berlebih juga termasuk salah satu faktor risiko pengentalan atau pembekuan darah. Kelebihan berat badan biasanya berkaitan dengan gaya hidup kurang sehat seperti yang telah dijelaskan di atas, misalnya kurang olahraga atau sering mengonsumsi makanan berlemak.
Dengan memiliki kelebihan berat badan dan menjalani gaya hidup kurang sehat, timbunan lemak di pembuluh darah pun bisa terbentuk. Hal ini dapat menghambat sirkulasi darah dan menyebabkan pengentalan darah.
Orang yang memiliki kadar kolesterol jahat atau LDL tinggi juga perlu waspada terhadap risiko pengentalan darah. Terlebih, jika memiliki riwayat keluarga dengan pengentalan darah dan menderita tekanan darah tinggi, diabetes, atau obesitas.
Kolesterol tinggi dapat menyebabkan plak menumpuk di pembuluh darah sehingga mempersempit pembuluh darah. Ketika tumpukan plak ini pecah, gumpalan darah akan terbentuk di tempat tersebut dan dapat menyumbat aliran darah serta memicu kerusakan jaringan di sekitarnya.
Bila penyumbatan ini terjadi di otak, kondisi ini dapat menyebabkan stroke. Sementara itu, jika aliran darah tersumbat dalam pembuluh darah jantung, penderitanya dapat mengalami serangan jantung.
Ibu hamil juga berisiko mengalami pengentalan darah. Selama kehamilan, darah cenderung mudah menggumpal sebagai perlindungan tubuh agar tidak kehilangan terlalu banyak darah selama persalinan nanti.
Gumpalan darah pada ibu hamil umumnya terbentuk di pembuluh darah pada kaki atau di daerah panggul. Kondisi ini dikenal sebagai trombosis vena dalam atau deep vein thrombosis (DVT).
Ada beberapa tanda yang dapat menunjukkan pengentalan darah pada ibu hamil, yaitu:
Ibu hamil rentan mengalami DVT apabila memiliki riwayat pengentalan darah di keluarga, obesitas, banyak tidur dan duduk, usia lebih dari 35 tahun, maupun mengalami penyakit tertentu seperti kanker atau infeksi.
Alat kontrasepsi hormonal biasanya digunakan untuk mengontrol siklus menstruasi dan membantu mencegah kehamilan.
Meski jarang terjadi, penggunaan alat kontrasepsi hormonal, seperti pil KB, diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami pengentalan darah. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pil KB dengan dosis estrogen yang lebih tinggi diketahui lebih berisiko dibandingkan progesteron.
Untuk mencegah risiko pengentalan darah karena pil KB, Anda disarankan untuk berkonsultasi ke dokter terlebih dulu sebelum mengonsumsi pil KB, apalagi jika memiliki riwayat penyakit jantung maupun gangguan pembuluh darah. Dokter bisa membantu menentukan jenis kontrasepsi sesuai kondisi kesehatan Anda.
Penyakit radang pembuluh darah, kelainan autoimun, diabetes, dan infeksi berat atau sepsis juga bisa menyebabkan darah kental sehingga rentan menggumpal dan menyumbat aliran darah.
Darah kental yang menggumpal dapat terjadi saat dinding pembuluh darah rusak karena kuman yang sudah menyebar ke seluruh tubuh maupun sel imun yang menyerang sel-sel sehat di pembuluh darah.
Kadar gula darah yang terlalu tinggi juga membuat darah lebih kental. Gula darah yang berlebihan dapat merusak lapisan pembuluh darah dan mengganggu sistem pembekuan darah dalam tubuh.
Faktor V Leiden adalah kelainan genetik yang menyebabkan pembentukan gumpalan darah tidak normal, terutama di kaki atau paru-paru. Wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan faktor V Leiden berisiko tinggi mengalami pembekuan darah selama kehamilan atau saat menggunakan hormon estrogen.
Menderita kanker bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami pengentalan darah, terutama di pembuluh darah. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa hal ini disebabkan oleh kerusakan jaringan, karena beberapa jenis kanker dapat memicu proses pembekuan darah.
Tidak hanya itu, obat-obatan untuk menangani kanker juga diketahui memiliki efek samping berupa penggumpalan darah. Oleh karena itu, penggunaan obat untuk mengatasi kanker perlu di bawah pengawasan dokter.
Selain berbagai penyebab di atas, penyakit infeksi seperti COVID-19 juga berpotensi menyebabkan pengentalan darah. Namun, hal ini cukup jarang terjadi dan umumnya muncul pada orang yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti penyakit jantung yang tidak terkontrol, obesitas, atau riwayat gangguan pembekuan darah.
Untuk mencegah pengentalan darah, Anda disarankan untuk menerapkan gaya hidup sehat sehari-hari, seperti olahraga teratur, banyak bergerak atau melakukan peregangan setelah duduk maupun berdiri lama, tidak merokok, konsumsi makanan sehat, cukupi kebutuhan cairan tubuh, dan jaga berat badan ideal.
Sumber: alodokter.com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna