Rasa mual juga merupakan gejala dari gangguan kesehatan tertentu, seperti:
- Gangguan kecemasan
- Serangan panik
- Gangguan pencernaan
- Keracunan makanan
- Morning sickness
- Infeksi bakteri, virus, atau jamur
- Efek pengobatan penyakit tertentu, seperti kemoterapi
Mual tentu dapat mengganggu aktivitas, sehingga penderitanya perlu untuk meredakan keluhan tersebut. Salah satunya adalah dengan mengonsumsi makanan penghilang rasa mual.
Pilihan Makanan Penghilang Rasa Mual
Konsumsi makanan pereda mual memang bisa mengurangi keluhan. Namun, Anda disarankan untuk tetap mengonsumsi air putih terlebih dahulu agar rasa mual yang muncul dapat teredakan dan tubuh tetap terhidrasi dengan baik.
Guna meredakan mual, ada beberapa jenis makanan penghilang mual yang dapat Anda konsumsi saat ingin muntah, yaitu:
1. Jahe
Jahe merupakan rempah yang kerap digunakan sebagai obat alami untuk mengatasi berbagai macam penyakit, termasuk mengatasi mual dan muntah. Manfaat jahe ini diduga berkat kandungan gingerol dan shogaol di dalamnya.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa kedua kandungan tersebut bisa mempercepat pengosongan lambung, sehingga dapat mengurangi rasa mual. Selain itu, sifat antiradang yang dimiliki jahe juga dapat menjaga kesehatan pencernaan.
Agar jahe efektif untuk menghilangkan mual, Anda bisa mengonsumsi air rebusan jahe atau teh jahe, tetapi disarankan tidak lebih dari 4 gelas dan diminum terlalu cepat karena bisa meningkatkan rasa mual.
2. Pisang
Bila keluhan mual yang Anda rasakan disertai muntah, makanan penghilang mual yang sebaiknya dikonsumsi adalah pisang. Buah ini mampu mengganti elektrolit yang banyak terbuang saat muntah dan dapat meningkatkan energi, sehingga konsumsinya bisa mempercepat pemulihan.
Sebagai makanan penghilang mual, pisang bisa dikonsumsi secara langsung maupun dibuat bubur atau puree. Sebaiknya, pilihlah pisang yang sudah matang agar rasanya tidak terlalu asam.
3. Apel
Anda bisa menjadikan apel sebagai camilan sehat untuk meredakan mual. Kandungan serat dalam apel bisa menghilangkan racun di saluran pencernaan, sehingga mampu meringankan rasa mual.
Namun, hindari konsumsi apel secara berlebihan. Pasalnya, terlalu banyak mengonsumsi makanan berserat ketika sedang mual justru bisa membuat keluhan makin parah. Selain itu, pilihlah apel merah daripada apel hijau yang cenderung asam dan bisa memperparah keluhan di pencernaan.
4. Kacang
Kurangnya asupan protein diketahui dapat meningkatkan rasa mual. Untuk mengatasinya, Anda dapat mengonsumsi makanan berprotein, seperti kacang, agar mual bisa mereda dan tubuh menjadi tidak lemas.
Namun, hindari konsumsi kacang terlalu banyak dalam satu waktu, karena bisa memperparah mual. Konsumsilah makanan tinggi protein ini secara perlahan dan sebaiknya penuhi juga kebutuhan nutrisi lainnya.
5. Kentang
Kentang juga bisa dijadikan sebagai makanan penghilang rasa mual. Selain mengandung kalori yang tinggi dan ramah di perut, kentang juga tidak memiliki aroma yang menyengat sehingga tidak membuat mual makin parah.
Anda bisa mengonsumsi kentang dengan dicampur ke dalam sup atau menghaluskannya menjadi bubur. Bila rasanya terasa begitu hambar, Anda bisa menambahkan sedikit mentega atau garam pada kentang yang sudah dilumatkan, lalu konsumsilah secara perlahan.
6. Daun mint
Keluhan mual yang Anda rasakan juga dapat diatasi dengan mengunyah daun mint segar atau mengonsumsi teh daun mint. Daun mint bisa meredakan mual berkat aromanya yang menyegarkan.
Meski begitu, konsumsi daun mint kurang dianjurkan jika mual disebabkan oleh penyakit asam lambung yang sedang kambuh. Selain itu, tidak semua orang menyukai aroma mint sehingga mungkin saja bisa memperparah rasa mual yang muncul.
7. Biskuit asin
Makanan tinggi karbohidrat kompleks, seperti biskuit asin, diketahui juga dapat meredakan mual. Ini karena biskuit asin cenderung mudah dicerna dan dapat menyerap kelebihan asam di lambung yang mungkin memicu keluhan mual.
Biskuit asin juga tidak memiliki aroma menyengat, sehingga tidak memperparah keluhan mual yang muncul. Selain biskuit asin, jenis makanan karbohidrat kompleks lain yang juga bisa dijadikan sebagai makanan penghilang rasa mual adalah roti gandum bakar.
8. Makanan dingin
Ketika alami mual, Anda mungkin lebih ingin mengonsumsi makanan dingin dibandingkan makanan hangat. Makanan dingin biasanya tidak memiliki bau yang menyengat seperti makanan yang baru selesai dimasak, sehingga cenderung tidak memicu mual.
Beberapa makanan dingin yang bisa dikonsumsi saat mual adalah yoghurt, es krim, dan buah-buahan yang didinginkan.
Selain mengonsumsi makanan penghilang rasa mual, keluhan mual yang Anda rasakan juga bisa diatasi dengan beberapa cara berikut ini:
- Makan dalam porsi kecil, tetapi sering agar perut tidak kosong. Ini penting untuk diperhatikan karena perut kosong dapat memperburuk rasa mual.
- Makanlah secara perlahan. Kebiasaan ini tidak hanya dapat meredakan mual, tetapi juga dapat mencegah kambuhnya penyakit asam lambung.
- Jangan langsung berbaring setelah makan. Jika ingin berbaring atau tidur, berikan jeda minimal 30 menit.
- Jaga kebersihan mulut dengan baik dan berkumur setelah muntah. Ini karena muntah bisa meninggalkan sensasi tidak enak di mulut, sehingga bisa menurunkan nafsu makan.
- Hindari konsumsi makanan berlemak, berminyak, tinggi gula, pedas, dan berbau menyengat karena hal ini bisa memicu rasa mual.
Saat mual muncul, Anda mungkin menjadi malas makan. Namun, jangan biarkan hal ini terjadi karena perut kosong bisa memperparah keluhan mual yang muncul, bahkan bisa memperpanjang proses pemulihan.
Bila konsumsi makanan penghilang rasa mual dan berbagai cara mengatasi mual sudah dilakukan tetapi keluhan mual tidak kunjung membaik, sebaiknya konsultasikan ke dokter agar dapat menjalani pemeriksaan dan mendapatkan penanganan sesuai dengan penyebabnya.
Sumber: alodokter. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.