“Efek narkoba bukan cuma bikin kecanduan. Ada berbagai penyalahgunaan narkoba, seperti penurunan kesadaran dan halusinasi. Bahkan kematian bisa terjadi akibat narkoba.”
Sebagian besar orang pasti sudah tahu soal bahaya penyalahgunaan narkoba. Meski begitu, tetap saja ada segelintir orang yang mengacuhkan bahaya narkoba dan tetap ingin mencobanya. Padahal, sekali sudah terjerumus pasti akan sulit untuk terlepas dari efek narkoba.
Sebab, efek narkoba tidak main-main. Bukan hanya menyasar fisik, obat-obatan terlarang ini nyatanya juga bisa memengaruhi mental pemakainya. Supaya kamu lebih waspada, ketahui masalah kesehatan fisik dan mental akibat narkoba berikut ini.
Nah, berikut efek penyalahgunaan narkoba yang bisa menyasar fisik dan mental:
Efek penyalahgunaan narkoba yang paling kentara adalah penurunan kesadaran. Bahkan, menurunnya kesadaran bisa berujung pada hilang ingatan.
Pasalnya, efek narkoba bersifat sedatif. Artinya, obat-obatan terlarang ini dapat menimbulkan gejala seperti kebingungan, hilang ingatan, perubahan perilaku, penurunan kesadaran dan gangguan koordinasi tubuh. Kamu bisa membaca artikel berikut untuk memahaminya lebih lanjut: Benarkah Narkoba Jadi Penyebab Psikosis? Ini Faktanya.
Bahaya narkoba selanjutnya adalah dehidrasi akibat ketidakseimbangan elektrolit. Alhasil, pemakainya bisa mengalami serangan panik, sakit pada dada, halusinasi, bahkan kejang akibat narkoba. Bila dibiarkan, efek narkoba tersebut dapat berujung pada kerusakan pada otak.
Kalau bahaya narkoba yang satu ini bisa timbul saat seseorang memakainya dalam jangka panjang. Pemakaian dalam dosis yang tinggi juga bisa memicu efek narkoba yang satu ini.
Narkoba memaksa otak untuk bekerja lebih cepat dan menekan saraf pusat untuk menimbulkan efek ketenangan. Perubahan sel otak ini mengganggu komunikasi antar sel saraf. Akibatnya, kerusakan otak permanen akibat narkoba pun tak terhindari.
Meski pemakainya telah berhenti mengonsumsi obat terlarang ini, proses penyembuhannya pun memakan waktu yang cukup lama. Malahan, efek kecanduan narkoba ini bisa berlangsung seumur hidup.
Efek narkoba yang pasti terjadi adalah terganggunya kualitas hidup. Ini tentu mampu menurunkan kualitas hidup pemakainya. Sebab, rasa candu akibat narkoba akan terus memicu pemakainya untuk menambah dosis.
Apabila tidak terpenuhi, pecandu narkoba bisa nekat sampai rela mencuri demi memuaskan hasratnya. Perilaku ini jelas melanggar hukum yang dapat berujung pada sanksi seperti dipenjara.
Bahaya penyalahgunaan narkoba yang paling parah adalah kematian. Hal ini bisa terjadi apabila pemakainya mengonsumsi dalam kadar berlebihan. Dosis yang sangat tinggi ini tidak mampu ditoleransi tubuh sehingga berujung pada overdosis.
Gejala overdosis akibat narkoba ditandai dengan kejang-kejang, mulut berbusa, dan bola mata yang mengarah ke atas.
Kamu bisa
Mayoritas pemakai tidak menyadari bahaya penyalahgunaan narkoba yang mengintainya. Mereka hanya fokus terhadap kesenangan sesaat sebagai pelarian dari permasalahan hidup. Padahal, bahaya narkoba yang dibiarkan ini bisa menimbulkan sejumlah masalah.
Dampaknya terhadap fisik, narkoba bisa membuat pengidapnya tampak selalu lelah. Mereka juga bisa mengalami perubahan berat badan yang drastis akibat narkoba. Ciri-ciri lainnya yaitu mata yang memerah, memar akibat pemakaian jarum suntik dan tubuh yang bergetar.
Gejala akibat narkoba bukan hanya menyasar fisik, tetapi juga mental pemakai. Agar lebih waspada, berikut ciri-ciri orang yang kecanduan narkoba:
Apabila kamu atau kerabat sudah terlanjur mengalami gejala kecanduan narkoba, segera konsultasi ke psikiater untuk mendapatkan rekomendasi pemeriksaan sehingga bisa mengantisipasi bahaya penyalahgunaan narkoba bagi kesehatan fisik dan mental.
Undang–Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Pasal 112 menyatakan bahwa setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman bisa mendapat hukuman pidana penjara paling singkat empat tahun dan paling lama 12 tahun. Selain itu, pidana denda yang paling sedikit Rp 800 juta dan paling banyak Rp 8 milyar.
Karena pasal inilah seseorang yang memakai narkoba bisa mendapat hukuman penjara. Namun, hakim dapat memutuskan apakah pemakainya perlu menjalani rehabilitasi medis maupun rehabilitasi sosial supaya mereka bisa hidup normal kembali.
Tidak mudah untuk melepaskan diri dari belenggu narkoba meskipun pemakainya punya keinginan yang kuat untuk berhenti. Sebab, efek narkoba telah memengaruhi otak yang membuat pemakainya serasa tidak bisa hidup tanpanya.
Oleh sebab itu, butuh dukungan penuh dari tenaga medis dan orang-orang terdekat supaya berhasil lepas dari penyalahgunaan narkoba.
Nah, berikut ini adalah langkah-langkah mengatasi kecanduan narkoba yang perlu diketahui:
1. Mendaftarkan diri
Pengguna narkoba biasanya akan ikut serta dalam program rehabilitasi medik. Pihak kepolisian mungkin akan mendaftarkan seseorang ke layanan rehabilitasi di situs resmi Sistem Informasi Rehabilitasi Nasional (SIRENA) milik BNN.
Setelah berhasil mendaftar, pemakai narkoba bisa segera mendapatkan pertolongan. Selanjutnya, ada beberapa langkah yang perlu dijalani untuk mengatasi efek kecanduan narkoba.
2. Menjalani pemeriksaan
Pecandu perlu menjalani serangkaian pemeriksaan sebelum memulai proses rehabilitasi untuk mengatasi bahaya penyalahgunaan narkoba. Tujuannya untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kecanduan yang dialami dan efek samping apa saja yang dirasakan.
Prosedur pemeriksaan ini berupa tes urine dan tes darah. Namun, ada juga jenis skirining lain yang bisa dilakukan, contohnya, Drugs Abuse Screen Test (DAST). Tes ini mencakup pertanyaan tentang pemakaian narkoba dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila tes menunjukan tanda-tanda depresi dan gangguan perilaku, terapi akan membuat strategi perawatan untuk mengatasi efek tersebut.
3. Detoksifikasi
Langkah selanjutnya untuk menangani penyalahgunaan narkoba adalah detoksifikasi. Di sini, pecandu wajib menghentikan pemakaian obat-obatan secara total. Tahap ini boleh dibilang amat berat untuk mereka yang telah kecanduan.
Sebab, mereka bisa mengalami sakau atau gejala penarikan akibat berhenti menggunakan obat. Untuk meringankan efek ini, dokter memberikan obat-obatan seperti metadon, buprenofin, atau naltrexone. Fungsinya untuk mengendalikan hasrat pecandu untuk mengonsumsi narkoba.
Durasi proses detoksifikasi bisa berbeda-beda, tergantung pada tingkat kecanduan dan tekad pecandu sendiri untuk sembuh.
4. Stabilisasi
Jika berhasil melalui tahap detoksifikasi, selanjutnya pecandu masuk ke fase stabilisasi. Pada tahap ini, mereka akan dibantu terapis untuk memulihkan diri dari penyalahgunaan narkoba untuk jangka panjang.
Caranya dengan mengikuti berbagai kegiatan yang membantu proses pemulihan. Contohnya, seperti psikoterapi, konseling atau pembinaan spiritual. Mereka juga bisa bergabung ke komunitas atau kelompok penyintas untuk bisa saling mendukung dan berbagi pengalaman.
5. Bina lanjut
Tahap akhir dari rehabilitasi narkoba yakni bina lanjut atau after care. Di sini, pecandu akan direkomendasikan sebuah aktivitas yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. Tujuannya untuk mengisi aktivitas sehari-hari dengan kegiatan yang bermanfaat.
Setelah dinyatakan sembuh, mereka bisa kembali kehidupan normalnya. Meski begitu, mantan pecandu tetap perlu diawasi oleh BNN dengan menjalani pemeriksaan secara berkala. Hal ini adalah bagian dari proses pemulihan.
Bina lanjut adalah tahapan yang amat penting. Sebab, tak sedikit pecandu yang dinyatakan sembuh yang kembali menggunakan narkoba.
Sumber: halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.