Depresi berat adalah masalah kesehatan mental berbahaya. Kondisi ini bisa membuat penderitanya berpikir, bahkan mencoba untuk mengakhiri hidupnya. Oleh karena itu, tanda-tanda depresi berat perlu dikenali sejak awal agar bisa ditangani dengan tepat oleh tenaga profesional.
Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang umum terjadi. Ada berbagai jenis depresi dengan tingkat keparahan yang bervariasi, mulai dari ringan, sedang, hingga berat.
Depresi berat dapat ditandai dengan gejala yang terus muncul selama lebih dari 2 minggu. Jenis depresi ini bisa menyebabkan gangguan tidur, penurunan berat badan yang signifikan, hingga percobaan untuk bunuh diri. Terkadang, depresi berat juga bisa disertai dengan psikosis.
Diagnosis dari dokter sangat penting dalam kasus depresi berat. Depresi pada tingkatan ini bisa membuat penderitanya mengasingkan diri, tidak mau bekerja atau bersekolah, bahkan meninggalkan rumah.
Jika seseorang didiagnosis dengan suatu jenis depresi, tingkat keparahannya akan dinilai oleh psikolog atau psikiater berdasarkan gejala yang dialami, sejauh mana gejala tersebut mengganggu kehidupan sehari-hari, dan seberapa sering gejalanya muncul.
Berikut ini adalah beberapa gejala depresi berat yang perlu diwaspadai:
Saat merasa sedih, beberapa orang umumnya akan melakukan aktivitas yang disukai, misalnya berjalan-jalan, berolahraga, atau menonton film. Namun, pada kondisi depresi berat, penderitanya justru menghindari atau bahkan tidak lagi memiliki minat terhadap hobi atau aktivitas yang disenangi.
Tanda depresi berat lainnya adalah ketidakmampuan mengurus diri sendiri, termasuk makan, mandi, atau memenuhi tanggung jawab pekerjaan, baik di rumah maupun di kantor.
Penderita depresi berat biasanya sulit konsentrasi dan sering mengabaikan pekerjaannya, sehingga selalu mendapatkan masalah di kehidupan sosialnya.
Sering merasa cemas secara berlebihan, seperti gelisah dan khawatir, juga termasuk gejala depresi berat. Pada kondisi ini, penderita depresi cenderung tidak bisa berhenti berpikir tentang hal buruk yang akan terjadi.
Ketika merasa cemas atau overthinking yang ekstrem, gejala fisik bisa menyertai, seperti detak jantung dan pernapasan menjadi lebih cepat serta sesak napas.
Berbeda dari sedih biasa, sedih pada depresi berat terasa lebih mendalam dan berlangsung secara terus-menerus. Selain menyebabkan perasaan sedih, depresi berat juga menimbulkan rasa putus asa yang tidak kunjung hilang.
Pada situasi seperti ini, penderitanya akan lebih mudah menangis dan merasa seolah-olah tenggelam ke dalam lubang yang dalam dan gelap tanpa jalan keluar. Penderitanya juga hampir tidak memiliki harapan bahwa keadaan akan berubah.
Sementara itu, ada juga yang mungkin selalu merasa bersalah, merasa dirinya tidak berharga, bahkan membenci diri sendiri.
Saat mengalami depresi berat, seseorang biasanya menderita gangguan tidur. Beberapa orang mungkin merasa lelah sepanjang waktu dan tidur secara berlebihan atau lebih lama dari biasanya.
Sementara itu, sebagian lain mungkin justru tidak bisa tidur, bahkan saat merasa lelah sehingga sering terjaga sepanjang malam. Berbagai penelitian juga mengungkapkan bahwa banyak orang yang mengalami gangguan tidur saat depresi berat.
Pada saat depresi, sebagian orang cenderung makan berlebihan. Namun, pada kondisi depresi berat, biasanya yang terjadi justru sebaliknya. Orang yang depresi berat umumnya tidak nafsu makan dan mengalami penurunan berat badan yang signifikan. Penderita depresi juga tidak peduli dengan kesehatan fisiknya sendiri.
Selain itu, karena tubuh dan pikiran terhubung, depresi berat juga dapat menyebabkan berbagai keluhan fisik pada penderitanya, seperti sakit kepala berulang, masalah pencernaan, atau rasa sakit yang tidak ada pemicunya.
Ini merupakan gejala depresi berat yang paling serius. Seseorang yang mengalami depresi berat bisa sering berpikir atau berbicara tentang kematian. Tidak hanya itu, orang dengan depresi berat juga tidak ragu untuk menyakiti dirinya sendiri atau bahkan melakukan percobaan bunuh diri.
Perilaku yang berbahaya ini sering kali dipicu oleh konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan atau penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa di antara orang yang telah melakukan upaya bunuh diri ditemukan kandungan alkohol dalam darah mereka.
Dalam kasus yang sangat parah, gejala psikotik seperti halusinasi dan delusi, juga bisa menjadi tanda seseorang mengalami depresi berat.
Delusi bisa membuat seseorang percaya pada hal-hal yang tidak masuk akal atau tidak berdasarkan pada kenyataan. Sementara itu, halusinasi dapat ditandai dengan melihat, mendengar, atau merasa tersentuh oleh hal-hal yang sebenarnya tidak ada.
Pada dasarnya, perkembangan gejala depresi berat yang dialami setiap orang bisa berbeda-beda. Gejala depresi bisa berangsur-angsur berubah, dari yang ringan hingga menjadi lebih berat. Ada juga yang mungkin merasakan perubahan gejala dengan sangat cepat.
Untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan, inilah beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai pertolongan pertama ketika Anda atau orang terdekat di sekitar Anda mengalami tanda-tanda depresi berat:
Jika ada orang terdekat yang mengalami gejala depresi berat, apalagi hingga tidak bisa mengendalikan keinginan untuk menyakiti diri sendiri, segeralah mencari pertolongan medis ke dokter agar kondisinya dapat ditangani dengan baik.
Depresi berat dapat ditangani dengan berbagai pilihan pengobatan dan terapi, seperti penggunaan obat antidepresan, konseling atau psikoterapi, maupun terapi mindfulness.
Sumber: alodokter.com