Sendi peluru merupakan sendi yang dapat digerakkan ke segala arah. Namun, sama halnya seperti bagian tubuh lain, sendi ini juga dapat mengalami gangguan yang dapat menurunkan fungsinya.
Sendi peluru menghubungkan dua tulang. Satu tulang berbentuk seperti kantung dan satu lagi memiliki struktur layaknya bola yang bisa digerakkan ke segala arah. Sendi ini juga mengandung cairan sinovial yang berfungsi sebagai pelumas, sehingga dapat bergerak dengan mulus.
Bagian tubuh yang memiliki sendi peluru adalah bahu dan pinggul. Mengingat sendi memiliki fungsi penting dalam pergerakan tubuh, Anda disarankan untuk menjaga kesehatannya agar terhindar dari gangguan yang dapat terjadi.
Penyakit yang Dapat Terjadi pada Sendi Peluru
Berikut ini adalah beberapa gangguan yang dapat terjadi pada sendi peluru:
1. Osteoarthritis
Osteoarthritis merupakan gangguan persendian yang paling umum terjadi akibat kerusakan pada tulang rawan di sendi. Kondisi ini biasanya dapat menyebabkan sendi terasa sakit, kaku, dan bengkak.
Osteoarthritis dapat menyerang jenis sendi mana pun, termasuk sendi peluru. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan terjadinya kondisi ini, misalnya lanjut usia, obesitas, faktor keturunan, dan cedera saat olahraga atau akibat kecelakaan.
2. Keseleo
Kondisi yang juga bisa menyebabkan nyeri pada sendi peluru adalah keseleo atau terkilir. Ini terjadi akibat meregangnya jaringan otot, tendon, atau ligamen, sehingga terluka atau robek.
Keseleo umumnya terjadi akibat cedera, tetapi bisa pula muncul akibat penggunaan sendi yang berlebihan. Selain menyebabkan nyeri, keseleo juga dapat menimbulkan pembengkakan, sensasi panas, dan kemerahan pada sendi.
3. Bursitis
Bursitis merupakan peradangan pada bantalan sendi yang terjadi akibat gerakan atau tekanan berulang, misalnya gerakan memukul berulang saat bermain tenis atau golf. Kondisi ini biasanya terjadi pada sendi peluru, khususnya bagian bahu.
4. Asam urat
Asam urat merupakan salah satu jenis peradangan yang dapat menurunkan fungsi sendi, termasuk sendi peluru. Kondisi ini terjadi akibat penumpukan mineral asam urat pada sendi.
Asam urat umumnya terjadi di jempol kaki dan pergelangan tangan. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan bila asam urat menyerang sendi peluru, seperti pundak atau panggul.
Tanda dan gejala asam urat dapat terjadi secara tiba-tiba dan sering kali muncul pada malam hari. Beragam gejala tersebut meliputi nyeri, pemebengkakan, dan kemerahan pada sendi.
5. Rheumatoid arthritis
Gangguan yang juga dapat terjadi pada sendi peluru adalah rheumatoid arthritis. Kondisi ini ditandai dengan peradangan pada sendi yang disebabkan oleh penyakit autoimun, yaitu ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat.
Meski lebih sering memengaruhi sendi di pergelangan tangan dan jari tangan, rheumatoid arthritis juga bisa memicu gejala pada semua persendian, termasuk sendi peluru, sehingga penderitanya bisa mengalami nyeri hebat di area panggul.
6. Penyakit lupus
Penyakit lupus merupakan penyakit autoimun yang bisa menyebabkan peradangan di bagian tubuh, termasuk sendi peluru. Kondisi ini ditandai dengan peradangan yang menyebabkan nyeri dan kaku pada sendi, serta pembengkakan.
Selain memicu peradangan pada sendi peluru, penyakit lupus juga dapat menimbulkan keluhan pada kulit dan mukosa, seperti kemerahan di area hidung dan pipi yang bentuknya seperti kupu-kupu, rambut rontok, sariawan yang sulit sembuh, serta ujung jari terasa kebas dan berwarna kebiruan.
7. Sindrom Sjoegren
Sindrom Sjoergen adalah penyakit autoimun yang menyebabkan penderitanya mengalami mulut kering dan mata kering. Tidak hanya itu, penyakit ini juga bisa menyebabkan nyeri, kaku, dan bengkak pada sendi.
Itulah beberapa kondisi yang dapat menurunkan fungsi sendi peluru. Meski bisa mengalami gangguan, seluruh sendi dalam tubuh dapat dijaga kesehatannya melalui beberapa cara, yaitu:
Bila Anda mengalami keluhan pada sendi peluru maupun sendi di bagian tubuh mana pun, misalnya gejala berupa sendi kaku, bengkak, atau nyeri yang tidak kunjung hilang, sebaiknya konsultasikan ke dokter agar mendapat pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
Sumber: alodokter.com