“Memberikan edukasi tentang human immunodeficiency virus (HIV) dan acquired immune deficiency syndrome (AIDS) pada anak, masih sering dianggap tabu. Padahal, pencegahan penularan HIV dan AIDS pada anak bisa dimulai sejak dini.”
Edukasi mengenai HIV dan AIDS sangat penting untuk disampaikan pada anak. Tujuannya untuk mencegah penyebaran penyakit berbahaya ini. Pihak keluarga merupakan edukator pertama bagi anak mengenai HIV dan AIDS.
Nah, masalahnya, masih banyak orang tua yang menganggap edukasi tentang HIV dan AIDS pada anak merupakan hal yang tabu. Padahal, jika anak mengetahui tentang penyakit HIV dan AIDS sejak dini, maka saat beranjak dewasa ia bisa melindungi dirinya sendiri dari penyakit mematikan ini.
Pertanyaannya, bagaimana cara memberikan edukasi tentang HIV dan AIDS pada anak, dan mudah untuk mereka mengerti?
Edukasi merupakan hal terpenting bagi anak-anak, dengan edukasi anak dapat tercegah dari hal-hal yang negatif. Begitu pula dengan edukasi tentang HIV dan AIDS. Memberikan edukasi mengenai HIV dan AIDS yang tepat pada anak, bisa memutus rantai penyebaran virus ini.
Selain mengedukasi cara mencegahnya, penting juga memberikan pengertian bahwa pengidap HIV dan AIDS bukanlah seseorang yang harus dijauhi. Namun, mereka perlu dirangkul dan diberikan dukungan agar bisa menghadapi penyakit yang dialaminya.
Nah, berikut beberapa upaya yang bisa orang tua lakukan untuk memberikan edukasi tentang HIV dan AIDS pada anak.
Langkah pertama adalah memberi pengetahuan mengenai fungsi organ reproduksi laki-laki dan wanita terlebih dahulu. Biasanya anak-anak cenderung penasaran mengenai organ vitalnya. Nah, dengan memberikan anak edukasi ini, maka mereka akan sadar untuk melindungi dan peduli terhadap organ reproduksinya.
Langkah selanjutnya dengan memberikan pengetahuan anak tentang bahaya seks bebas, terutama bagi anak remaja yang menginjak masa pubertas.
Beri tahu mereka jika remaja yang hamil masih berusia di bawah tujuh belas tahun, maka berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan tertentu. Jelaskan pula pada anak, jika hubungan seks di luar pernikahan dapat meningkatkan potensi terinfeksi HIV.
Ibu bisa mulai dari mengajarkan pengertian HIV dan AIDS dan bagaimana cara mencegah penularan penyakit ini. Ibu dapat dengan tegas melarang anak untuk melakukan hubungan seksual di luar pernikahan.
Di luar sana banyak sekali mitos yang beredar mengenai penularan HIV. Karena itu, ibu harus tahu bahwa virus ini hanya bisa ditularkan melalui darah, cairan kelamin baik dari laki-laki maupun perempuan, dan air susu ibu.
Melakukan kontak fisik sederhana seperti berjabat tangan atau berpelukan tidak dapat menularkan HIV. Nah, dengan memberikan informasi tentang penularan HIV yang benar kepada anak, maka mereka akan terhindar dari berbagai mitos yang menyesatkan.
Selain cara mencegahnya, ajari pula mereka untuk turut bersimpati terhadap penyandang HIV atau AIDS.
HIV juga bisa ditularkan dari penggunaan obat-obatan terlarang (narkoba). Caranya melalui pemakaian jarum suntik secara bergantian. Sebab, jarum suntik dapat menyalurkan darah dari satu orang ke orang lain.
Nah, penggunaan obat-obatan terlarang ini bisa terjadi ketika anak terjerumus dalam pergaulan. Maka dari itu, ajarilah mereka untuk berhati-hati dan bijak dalam bergaul.
Orang tua adalah panutan bagi anak-anaknya. Salah satu langkah yang dapat Ibu lakukan untuk penularan HIV di kemudian hari, adalah dengan memberikan contoh yang baik pada anak.
Contoh kecilnya, orang tua bisa menerapkan pola hidup sehat di depan anak sejak dini. Pastikan ibu dan ayah menjadi contoh yang baik dan selalu memberikan pengaruh positif untuk anak.
Membiasakan pola hidup sehat sejak dini menjadi salah satu langkah tepat dalam mencegah HIV dan AIDS. Misalnya, ibu bisa mengajak anak untuk mengisi waktu luangnya dengan berolahraga, belajar, atau melakukan hobinya yang positif.
Selain itu ajarkan juga Si Kecil untuk selalu menjaga kebersihan tubuh, agar terhindar dari kuman dan virus.
Sumber: halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.