Laju endap darah tinggi dapat disebabkan oleh peradangan atau infeksi dalam tubuh. Tidak hanya itu, ada pula beberapa kondisi yang dapat memengaruhi tingkat laju endap darah dalam tubuh.
Tingkat laju endap darah dapat diketahui melalui pemeriksaan laju endap darah. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengukur seberapa cepat sel darah merah menggumpal atau mengendap di dasar tabung dalam waktu 1 jam.
Ketika terjadi peradangan, kadar protein abnormal akan meningkat sehingga menyebabkannya darah mengendap lebih cepat. Sementara itu, untuk memastikan penyebab yang membuat tingginya laju endap darah diperlukan pemeriksaan pendukung lainnya.
Berikut ini adalah beberapa kondisi yang dapat menyebabkan laju endap darah tinggi:
Tingkat laju endap darah dapat meningkat seiring bertambahnya usia. Hal ini berkaitan dengan adanya penyakit yang biasanya dialami lansia. Oleh karena itu, dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apa yang menjadi penyebab meningkatnya laju endap darah.
Kehamilan adalah salah satu kondisi yang dapat meningkatkan laju endap darah tanpa adanya peradangan. Ini karena selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah dan penurunan protein darah atau hemoglobin. Kondisi tersebut dapat memengaruhi kecepatan pengendapan sel darah merah.
Laju endap darah juga dapat dipengaruhi oleh jumlah, volume, dan bentuk sel darah merah. Orang yang kurang darah atau anemia akan menunjukkan tingkat laju endap darah yang tinggi. Ini karena anemia bisa menyebabkan jumlah sel darah merah berkurang.
Peningkatan laju endap darah dapat terjadi karena infeksi, misalnya infeksi tulang, infeksi jantung, infeksi kulit, maupun tuberkulosis. Hal ini dibuktikan pada lebih dari 90% kasus infeksi tulang atau osteomielitis yang menunjukkan adanya peningkatan nilai laju endap darah.
Infeksi berkaitan dengan laju endap darah karena saat tubuh terinfeksi akan terjadi peradangan akibat bakteri atau virus, sehingga kadar protein abnormal dalam darah meningkat dan mempercepat pengendapan sel darah merah dalam tabung reaksi.
Pada penderita penyakit autoimun, terjadi peningkatan peradangan di dalam tubuh sehingga tingkat laju endap darah meningkat. Oleh karena itu, pemeriksaan ini dapat digunakan untuk memantau kondisi penderita penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan lupus.
Peningkatan laju endap darah juga bisa menjadi tanda kanker, karena kehadiran sel kanker dapat merangsang respons imun untuk meningkatkan peradangan dalam darah. Inilah yang membuat sel darah merah mengendap lebih cepat.
Namun, hal ini masih memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah peningkatan laju endap darah memang disebabkan oleh kanker atau penyebab lainnya.
Aliran darah yang terganggu, misalnya akibat penyempitan, cedera, atau penyumbatan di pembuluh darah, juga dapat meningkatkan nilai laju endap darah. Namun, laju endap darah yang meningkat saja tidak cukup kuat untuk menegakkan diagnosis beberapa penyakit tersebut.
Dokter akan menyesuaikan dengan gejala yang dialami oleh pasien, seperti perdarahan hebat, mati rasa di bagian tubuh tertentu, kelemahan satu sisi tubuh, nyeri dada seperti ditimpa beban berat, atau pingsan.
Ketika hasil laju endap darah tinggi, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik yang menyeluruh dan tes tambahan untuk memastikan penyebab terjadinya peradangan. Bila peradangan disebabkan oleh infeksi, khususnya bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik.
Sementara itu, untuk mengatasi peradangan, dosis dan lamanya penggunaan beberapa jenis obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) atau terapi kortikosteroid harus ditentukan oleh dokter.
Laju endap darah tinggi memang dapat menjadi tanda adanya peradangan atau infeksi. Namun, bila hasilnya melewati sedikit batas normal, bisa saja dipengaruhi oleh beberapa faktor yang wajar, seperti penggunaan obat, kehamilan, dan menstruasi.
Oleh karena itu, bila Anda melakukan tes darah dan hasilnya menunjukkan laju endap darah yang tinggi, cobalah konsultasikan ke dokter untuk mengetahui penyebabnya. Bila diperlukan, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan dan memberikan pengobatan sesuai dengan penyebabnya.
Sumber: alodokter.com