Hampir semua jenis buah baik untuk kesehatan. Namun, katanya ada buah pantangan darah tinggi yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita hipertensi, lho. Untuk tahu lebih lanjut, baca selengkapnya di artikel ini, ya!
Mengonsumsi buah setiap hari, khususnya yang mengandung kalium dan magnesium sangat disarankan untuk penderita hipertensi. Selain bisa membantu tekanan darah tetap normal, buah juga memberikan asupan vitamin dan mineral harian yang dibutuhkan oleh tubuh.
Sayangnya, tidak semua buah disarankan untuk kamu yang memiliki tekanan darah tinggi. Ada sebagian buah pantangan darah tinggi yang justru tidak baik bila dikonsumsi jika kamu mengalami hipertensi.
Sebagai penderita hipertensi, kamu dianjurkan untuk tidak mengonsumsi makanan yang tinggi garam. Soalnya, kandungan garam yang terlalu banyak bisa membuat ginjal kesulitan untuk mengeluarkan cairan. Pada akhirnya, cairan tubuh menumpuk dan membuat tekanan darah meningkat.
Selain garam, kandungan gula yang terlalu berlebihan pun perlu diwaspadai. Sebab, fruktosa pada gula bisa meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Bila jumlah asam urat berlebihan, hal ini dapat menghambat produksi oksida nitrat.
Nah, kadar oksida nitrat yang sedikit dalam darah turut meningkatkan tekanan darah. Selain itu, mengonsumsi gula terlalu banyak bisa menyebabkan obesitas. Kondisi ini juga merupakan penyumbang risiko tekanan darah tinggi.
Meskipun pada dasarnya semua buah cenderung aman dan boleh dikonsumsi oleh penderita hipertensi, kamu tetap perlu teliti sebelum mengonsumsinya. Ada beberapa jenis buah pantangan darah tinggi yang perlu dihindari, antara lain:
Buah pantangan darah tinggi yang pertama adalah asinan. Asinan merupakan buah-buahan yang direndam ke dalam larutan cuka, garam, penyedap, dan cabai, sehingga terasa asin, pedas, manis, asam, dan gurih.
Meski rasanya enak, makanan ini mengandung garam yang cukup tinggi, sehingga perlu dihindari oleh penderita hipertensi.
Walaupun buah kering dan manisan umumnya di dominasi dengan rasa manis dari gula, penderita darah tinggi juga tidak boleh berlebihan dalam mengonsumsi jenis olahan buah satu ini. Soalnya, manisan yang kaya akan kandungan gula ini sering dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah.
Salah satu penelitian menyatakan bahwa adanya efek dari konsumsi gula, terutama jenis fruktosa, dalam memicu terjadinya peradangan, kerusakan endotel, hingga penyerapan kembali air dan garam. Hal inilah yang diduga berkontribusi terhadap peningkatan risiko terjadinya hipertensi.
Sama seperti makanan kalengan lainnya, beberapa jenis buah kaleng umumnya mengandung garam, gula, dan bahan pengawet dalam proses pengolahannya. Ketiga kandungan ini dibutuhkan untuk membuat buah kaleng lebih tahan lama dan tetap memiliki rasa yang nikmat ketika dikonsumsi.
Walaupun menyegarkan dan bisa membuat nafsu makanmu meningkat, acar merupakan salah satu makanan tinggi garam yang sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan oleh penderita darah tinggi.
Rasa asam, asin, dan segar yang ada di dalam acar ini berasal dari pembuatan acar yang melibatkan penambahan garam dan cuka yang cukup banyak. Seperti yang telah di jelaskan di atas, jika penderita darah tinggi disarankan untuk membatasi konsumsi makanan tinggi garam.
Meski diyakini mengandung sari dari buah, nyatanya jus buah kemasan tidak terlalu sehat dibandingkan dengan jus buah segar. Sebab, jus jenis ini mengandung gula, garam, dan bahan pengawet.
Selain itu, umumnya jus buah kemasan juga rendah serat. Padahal, serat berperan penting untuk menjaga kesehatan jantung para penderita hipertensi dan diabetes.
Dari penjelasan di atas, pada dasarnya buah pantangan darah tinggi adalah buah yang sudah melewati proses pengolahan, seperti jus, asinan, manisan, acar, atau buah kalengan.
Oleh karena itu, penderita darah tinggi disarankan untuk mengonsumsi buah segar yang bersih. Jika kamu bosan dengan buah segar dan ingin mengonsumsi buah dalam olahan beberapa produk tersebut, sebaiknya pilihlah yang tidak mengandung gula dan garam tambahan.
Bila kamu masih memiliki pertanyaan seputar makanan atau minuman yang baik dikonsumsi atau dihindari oleh penderita hipertensi, cobalah berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan jawabannya.
Sumber: alodokter.com