“Bagi sebagian orang, berpuasa di bulan Ramadan bukanlah hal yang mudah. Seseorang yang memiliki gangguan makan seperti bulimia dan anoreksia bisa mengalami kesulitan untuk melakukan pemulihan pola makan ketika berpuasa. Oleh karena itu, ada beberapa tips berpuasa yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan bagi pengidapnya.”
Ramadan merupakan bulan suci bagi para muslim untuk berpuasa. Sayangnya, bagi sebagian orang puasa bukanlah hal yang mudah. Seperti misalnya seseorang yang memiliki eating disorder atau gangguan makan, mereka dapat mengalami dilema selama melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan.
Kondisi ini mengacu kepada masalah mental yang terjadi saat seseorang mengalami gangguan pada pola makan karena faktor emosional terhadap makanan. Seseorang yang memiliki eating disorder seperti bulimia dan anoreksia sangat mungkin mengalami kesulitan selama bulan Ramadan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui tips berpuasa saat mengidap bulimia atau anoreksia.
Secara mental, berpuasa adalah aktivitas yang sulit untuk dilakukan oleh mereka yang mengalami gangguan makan. Meskipun dalam ajaran Islam seseorang yang sakit tidak wajib puasa, masih banyak orang yang bisa mengerti bahwa bulimia dan anoreksia juga masuk ke dalam gangguan mental. Beberapa budaya tertentu yang tidak melihat kondisi mental seperti gangguan sebagai masalah yang valid untuk menjadi alasan agar tidak perlu berpuasa.
Oleh karena itu, banyak sekali pengidap kondisi ini yang tetap berpuasa karena tekanan eksternal untuk berpuasa. Mereka juga turut ber[uasa demi menghindari rasa malu karena tidak bisa menjalankan perintah agama dengan baik. Selain itu, pengidap gangguan perilaku makan yang sedang dalam tahap pemulihan juga merasa bahwa mereka tidak lagi memasuki kriteria sakit sehingga mereka wajib untuk berpuasa.
Nah, bagi pengidap bulimia dan anoreksia yang tetap ingin berpuasa, ada beberapa tips penting yang harus kamu perhatikan agar tidak memperparah kondisi kesehatan dan puasa bisa kamu lakukan selancar mungkin.
Hal yang paling penting untuk kamu ingat saat berpuasa dengan gangguan makan adalah tidak melewati waktu makan di bulan Ramadan, yaitu sahur dan berbuka. Aktivitas berpuasa bisa mendorong pola makan dan diet yang buruk bagi pengidap kondisi ini. Karena itu, seringkali pengidap gangguan makan memperpanjang waktu puasa dengan tidak berbuka atau sahur.
Pastikan bahwa kamu langsung mengonsumsi makanan pada waktu berbuka sehingga tubuh bisa membiasakan diri dengan jadwal puasa. Jangan lupa juga untuk selalu sahur sebelum berpuasa agar tidak berdampak negatif pada pemulihan gangguan makan dan kesehatan tubuh.
Puasa pada pengidap anoreksia dan bulimia bisa berkontribusi pada terjadinya binge eating atau makan dalam jumlah yang banyak karena perasaan bersalah atau gelisah. Untuk menghindari hal ini, usahakan makan sesuai kemampuan.
Makan secara perlahan dan perhatikan makanan yang kamu konsumsi. Kamu juga perlu mengetahui bahwa Makan Terlalu Kenyang saat Buka Puasa Bisa Memicu Masalah Kesehatan.
Lakukan refleksi diri tentang niat kamu berpuasa. Apakah tujuannya untuk menjalankan ibadah atau sarana pendukung gangguan perilaku makan? Mencari jawaban yang jujur tentang tujuan berpuasa bisa menjadi faktor penting selama pelaksanaan puasa.
Terkadang, pengidap anoreksia dan bulimia melakukan puasa karena ingin menurunkan berat badan, merasakan kontrol terhadap dirinya, dan mendapatkan kepuasan ketika tidak makan. Cara pikir ini dapat menghilangkan tujuan mulia puasa yang sebenarnya.
Jika kamu sudah merasa yakin tentang tujuan berpuasa, pastikan ada beberapa orang yang mengetahui kondisi kesehatanmu dan bisa mendukung rutinitas yang baik saat puasa. Mereka bisa membantu untuk mengatur makanan sahur dan buka puasa sesuai dengan kebutuhanmu, juga memastikan bahwa kamu menjalankannya dengan baik.
Ingat, memiliki dukungan yang tepat bisa membantumu tidak merasa bersalah dan malu karena mengalami gangguan perilaku makan.
Tentu saja, sebelum berpuasa ada baiknya untuk berkonsultasi pada dokter. Keputusan untuk berpuasa akan berbeda-beda tergantung dengan kondisi tiap individu. Kamu bisa berdiskusi dengan dokter apakah aman bagi kamu untuk berpuasa dan bagaimana cara puasa yang terbaik bagi kesehatanmu.
Selain itu, kamu juga bisa mencari tahu lebih banyak tentang alternatif puasa yang masih sesuai dengan ajaran agama dan tujuan bulan Ramadan.
Sumber: alodokter.com