Informasi Kesehatan

Mengenal Autophobia, Rasa Takut Berlebihan terhadap Kesendirian

th_(6).jpg

5 Cara Menyimpan Makanan di Kulkas agar Tahan Lama

Cara Menyimpan Makanan di Kulkas agar Tahan Lama…

Ini Pilihan Obat Kaki Pecah-Pecah Parah di Apotik

"Kaki yang kering, bersisik dan pecah-pecah umumnya diatasi…

Makan Ceker Ayam, Sehat atau Tidak?

Kandungan Nutrisi Ceker Ayam Dalam 100 gram ceker…

Autophobia adalah rasa takut berlebihan terhadap kesendirian. Ketakutan ini umumnya disebabkan oleh pengalaman traumatis di masa kecil. Jika tidak segera diatasi, autophobia bisa berdampak negatif pada produktivitas dan kehidupan sosial penderitanya.

Autophobia atau monophobia diartikan sebagai perasaan cemas atau takut berlebih yang dirasakan seseorang saat sendirian. Tidak hanya sendiri secara fisik, tidak jarang rasa takut ini juga muncul ketika penderitanya merasa diabaikan atau tidak dicintai oleh orang di sekitarnya.

Dalam kondisi serius, penderita autophobia memerlukan pendampingan khusus. Namun, ada pula yang hanya membutuhkan keberadaan orang lain dalam satu ruangan yang sama atau di dalam rumah agar tidak merasa sendiri.

Mengenal Penyebab Autophobia

Autophobia termasuk dalam jenis fobia spesifik. Ada beberapa kemungkinan yang bisa menyebabkan kondisi ini, yaitu:

1. Pengalaman traumatis

Pengalaman traumatis yang dialami saat masih kanak-kanak bisa menjadi pemicu seseorang mengalami autophobia. Pengalaman tersebut bisa berupa kematian orang tersayang, perceraian orang tua, atau sering diabaikan oleh orang tua. Rasa trauma yang dialami bisa berbekas dalam pikiran dan terbawa hingga dewasa.

2. Gangguan kepribadian

Gangguan kepribadian tertentu juga bisa menjadi pemicu autophobia. Misalnya, orang yang memiliki gangguan kepribadian dependen sangat takut jika ditinggalkan atau mengalami penolakan. Hal ini membuat perasaan tidak berdaya dan tidak mampu kerap muncul ketika penderitanya sendirian.

3. Gangguan kecemasan

Gangguan kecemasan umum adalah kondisi ketika seseorang cemas secara berlebihan terhadap situasi tertentu, seperti takut memikirkan masa depan atau cemas akan kematian. Orang dengan gangguan ini memiliki kecenderungan mengalami autophobia karena pikiran tersebut kerap muncul saat sendiri.

4. Faktor genetik

Tidak bisa dihindari, kecenderungan untuk merasa takut dan cemas berlebihan dapat diwariskan dari orang tua. Ini karena selama hidup, manusia akan belajar dari orang-orang di sekitarnya.

Ketika melihat anggota keluarganya memiliki ketakutan terhadap situasi tertentu, seperti kesendirian, tanpa sadar anggota keluarga lainnya bisa mengembangkan rasa takut akan hal yang sama.

5. Faktor biologis

Autophobia juga dapat disebabkan oleh faktor biologis pada sistem saraf di otak. Saat ada ancaman, otak akan secara alami membantu tubuh untuk menghindari malapetaka, misalnya dengan meningkatkan denyut jantung dan kontraksi otot guna menyiapkan tubuh untuk berlari.

Nah, situasi atau benda tertentu yang sebenarnya aman dan tidak berbahaya bisa saja dianggap sebagai ancaman oleh sebagian orang saat sendirian hingga akhirnya memicu kecemasan berlebihan.

Ketahui Gejala Autophobia

Sama halnya dengan beberapa penderita fobia lain, penderita autophobia juga menyadari bahwa ketakutan dan kecemasan yang dirasakan tidaklah masuk akal. Namun, penderitanya tetap tidak bisa mengendalikan reaksi fisik yang muncul ketika berada dalam situasi tersebut.

Berikut ini adalah beberapa gejala fisik yang muncul pada penderita autophobia:

  • Berkeringat
  • Gemetar
  • Menggigil
  • Sesak napas
  • Detak jantung meningkat
  • Nyeri dada
  • Mual
  • Sakit perut
  • Pusing atau pingsan
  • Telinga berdenging
  • Kebingungan

Cara Mengatasi Autophobia

Tidak hanya gejala fisik, ketakutan yang muncul akibat autophobia juga bisa berdampak pada kemampuan penderitanya menjalani aktivitas fisik, misalnya ketika pergi ke sekolah dan bekerja. Namun, tidak perlu khawatir, autophobia umumnya dapat diatasi dengan psikoterapi.

Berikut ini adalah jenis penanganan yang sering digunakan untuk mengatasi autophobia:

Terapi pemaparan

Ketika melakukan terapi ini, psikiater akan membantu penderita autohobia untuk menghadapi sumber ketakutan. Awalnya, penderita akan diajak untuk berjalan beberapa meter keluar rumah dan berdiri sejenak di luar.

Kegiatan ini dilakukan berulang kali hingga tingkat toleransi terhadap ketakutan bertambah. Selanjutnya, jarak dan waktu akan ditingkatkan secara perlahan seiring dengan berkurangnya rasa takut penderitanya terhadap kesendirian.

Terapi perilaku kognitif

Terapi perilaku kognitif adalah perpaduan dua jenis terapi, yaitu terapi perilaku dan terapi kognitif. Pada sesi terapi ini, psikiater akan mencari tahu masalah dan faktor pemicu dari rasa takut yang dialami penderita autophobia.

Setelah itu, psikiater akan membantu mencari jalan keluar untuk mengatasi dan mengubah pandangan penderita terhadap fobia yang dimiliki.

Obat-obatan

Penggunaan obat biasanya diperlukan untuk mengendalikan gejala autophobia yang muncul selama sesi terapi. Beberapa jenis obat yang dapat diresepkan dokter meliputi antidepresan dan obat penenang. Namun, penggunaan obat ini harus sesuai dengan anjuran dokter.

Hidup dengan kecemasan dan ketakutan berlebihan akan kesendirian tentu tidaklah mudah. Bagi penderita autophobia, kebahagiaan dan produktivitasnya sangat tergantung dengan keberadaan orang lain.

Namun, tidak perlu khawatir jika Anda merasa memiliki gejala autophobia dan jangan ragu untuk mencari bantuan ke psikolog atau psikiater. Hal terpenting adalah yakinlah bahwa Anda bisa pulih bila menjalani terapi dengan baik