Ada banyak manfaat kayu manis bagi kesehatan tubuh, mulai dari mengurangi peradangan hingga mengatasi infeksi bakteri dan jamur. Meski demikian, tanaman herbal ini juga memiliki efek samping. Agar lebih aman mengonsumsi kayu manis, yuk, kenali apa saja manfaat dan efek sampingnya.
Kayu manis merupakan jenis rempah yang lezat dan memiliki aroma yang khas. Selain umum dimanfaatkan sebagai bumbu masak, kayu manis juga bisa diolah menjadi minyak esensial atau salah satu pilihan tanaman pengusir nyamuk dan obat tradisional untuk mengatasi berbagai penyakit dan masalah kesehatan.
Kayu manis mengandung protein, serat, kalsium, zat besi, kalium, selenium, fosfor, vitamin A, vitamin B, vitamin K, serta zat-zat yang memiliki efek antioksidan, antibakteri, dan antiradang.
Berkat kandungannya tersebut, tak heran jika kayu manis diklaim memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Kandungan antioksidan polifenol dan flavonoid dalam kayu manis menjadikannya baik untuk dikonsumsi guna mengatasi peradangan, mempercepat pemulihan luka, dan mencegah kerusakan sel dan jaringan tubuh akibat radikal bebas.
Sementara itu, efek antinyeri yang dihasilkan oleh kayu manis bisa dimanfaatkan untuk mengatasi keluhan nyeri pada penderita sakit kepala, sakit gigi, nyeri sendi, dan nyeri otot.
Beberapa riset menunjukkan bahwa ekstrak kayu manis dapat menurunkan kadar gula darah dan menjaganya tetap stabil. Selain itu, kayu manis diketahui dapat meningkatkan kinerja dan efektivitas hormon insulin pada pasien diabetes dipe 2, serta mencegah terjadinya penyakit diabetes dan resistensi insulin pada orang yang sehat.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa ekstrak kayu manis memiliki potensi untuk mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida, yakni jenis lemak jahat yang dapat menyebabkan terjadinya sumbatan pembuluh darah (aterosklerosis).
Manfaat ini menjadikan kayu manis sebagai salah satu tanaman herbal yang baik untuk menurunkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular, seperti stroke dan penyakit jantung.
Ini juga salah satu manfaat kayu manis yang sayang dilewatkan. Kayu manis mengandung kalium dan antioksidan yang tinggi, sehingga baik untuk mengontrol tekanan darah dan mencegah hipertensi.
Namun, untuk memaksimalkan manfaat kayu manis yang satu ini, Anda juga perlu menjalani pola hidup sehat, yakni rutin berolahraga, tidak merokok, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan membatasi asupan garam.
Zat aktif Cinnamaldehyde yang terdapat pada kayu manis diyakini mampu membantu melawan berbagai jenis infeksi, misalnya infeksi jamur penyebab gangguan pernapasan dan infeksi bakteri penyebab kerusakan gigi dan bau mulut.
Selain manfaat di atas, kayu manis juga dipercaya dapat mencegah demensia dan penyakit Alzheimer, membantu melawan virus HIV, hingga menghambat pertumbuhan sel kanker.
Meski demikian, efektivitas kayu manis sebagai obat alami masih perlu diteliti lebih lanjut. Anda juga tidak dianjurkan untuk mengonsumsi kayu manis secara berlebihan, mengingat tanaman ini mengandung zat kumarin yang bisa berbalik merugikan kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah yang tinggi.
Efek samping tersebut meliputi:
Agar lebih aman, ada baiknya Anda mengetahui takaran kayu manis yang aman untuk dikonsumsi sehari-hari, yakni:
Hal ini karena kadar kumarin pada kayu manis Cassia lebih tinggi dibandingkan dengan kayu manis jenis Ceyon.
Anda juga sebaiknya tidak mengonsumsi kayu manis, baik dalam bentuk jamu atau suplemen, berbarengan dengan obat-obatan guna menghindari interaksi obat.
Jika ingin memperoleh manfaat kayu manis sebagai pengobatan penyakit tertentu, sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu. Hal ini penting untuk memastikan keamanan dan efektivitas konsumsi kayu manis terhadap kondisi Anda.
Sumber : alodokter. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna