“Ada banyak fakta tentang kondisi cerebral palsy. Salah satunya seperti gejala yang berbeda pada tiap pengidapnya, hingga belum ada obat untuk menyembuhkannya secara total.”
Cerebral palsy (CP) adalah gangguan neurologis yang berdampak signifikan pada fungsi motorik anak. Ini ditandai dengan kelainan gerakan, masalah tonus otot, dan gangguan postural yang terjadi akibat kerusakan otak yang sedang berkembang, sering terjadi sebelum kelahiran.
Anak-anak yang terkena kondisi ini membutuhkan dukungan untuk menjalani kehidupan sehari-hari mereka. Pada artikel ini, kamu akan mempelajari berbagai fakta dan aspek dari kondisi ini, menjelaskan penyebab, gejala, dan dukungan yang pengidapnya perlukan.
Berikut ini fakta yang wajib kamu tahu mengenai kondisi ini:
Dua orang yang mengidap kondisi ini belum tentu memiliki gejala yang sama. Keterbatasan gerak bervariasi berdasarkan lokasi cedera otak dan intensitas cedera. Meski begitu, ada sejumlah gejala umum yang dapat terjadi dari kondisi ini:
Beberapa orang bisa berjalan meski mengidap CP. Selain itu, tidak semua orang perlu menggunakan kursi roda untuk dapat bergerak. Beberapa dapat berjalan atau menggunakan tongkat, alat bantu jalan, atau tongkat.
Sementara itu, beberapa pengidap lainnya juga mengalami kesulitan penglihatan, pendengaran dan/atau gangguan fokus. Namun, sekali lagi, setiap pengidapnya bisa merasakan gejala atau keluhan yang berbeda.
Kecacatan intelektual dan cerebral palsy adalah dua jenis kondisi yang berbeda. Kadang-kadang pengidap CP memiliki cacat intelektual, tetapi dalam banyak kasus, mereka memiliki kecerdasan intelektual (IQ) yang bahkan lebih dari rata-rata.
Orang yang memiliki CP adalah individu unik dengan beragam minat, kepribadian, pola pikir, dan kehidupan yang sama seperti orang pada umumnya. Mereka seperti orang lain, tetapi mungkin memiliki beberapa tantangan untuk menjalani hidup.
Ada beberapa alasan mengapa kondisi ini dapat mempengaruhi kinerja otot, yaitu:
CP terjadi karena kerusakan pada bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengendalikan gerakan. Kondisi ini dapat mempengaruhi kemampuan otak untuk mengirimkan sinyal dan instruksi yang tepat ke otot-otot tubuh.
Tonus otot adalah keadaan otot tegang saat istirahat. Pada cerebral palsy, terjadi gangguan tonus otot yang dapat berupa kekakuan otot (spastisitas), kelemahan otot (hipotonus), atau kombinasi dari keduanya. Kekakuan otot dapat menyebabkan gerakan menjadi terbatas dan kaku.
Meksi tergolong sebagai penyakit, tetap saja ada beberapa pihak menganggap kondisi ini bukanlah penyakit. Mereka beranggapan hal ini adalah efek dari cedera otak yang kondisi penyebabnya beraneka ragam. Misalnya akibat kekurangan oksigen ke otak sebelum atau setelah kelahiran.
Wanita dan pria yang memiliki cerebral palsy dapat memiliki anak, dan wanita dapat memiliki kehamilan yang sehat. CP bukan kelainan genetik dan tidak mempengaruhi bayi yang belum lahir.
Hingga saat ini menjadi penyakit yang belum bisa sembuh dan kondisinya akan berlangsung seumur hidup. Namun, ada beberapa penanganan medis yang dapat pengidapnya jalani untuk meningkatkan fungsi motorik tubuhnya.
Pilihan pengobatan dapat mencakup obat-obatan, terapi, prosedur pembedahan dan perawatan lain sesuai kebutuhan.
Sebagian besar kasus kondisi ini tidak dapat kamu cegah. Tetapi kamu dapat mengurangi risikonya melalui pemeriksaan kehamilan ke dokter spesialis kandungan. Jika kamu sedang hamil atau merencanakan kehamilan, kamu dapat mengambil langkah berikut ini untuk meminimalkan komplikasi kehamilan:
Itulah berbagai fakta tentang cerebral palsy yang sebaiknya kamu ketahui. Jika kamu sedang merencanakan kehamilan dan khawatir akan penyakit ini, sebaiknya periksakan kondisi kesehatan secara rutin ke dokter spesialis kandungan untuk program hamil yang tepat.
Sumber : halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna