Elektrolit adalah mineral bermuatan listrik yang terdapat di dalam sel, jaringan, dan cairan tubuh, termasuk darah, urine, dan keringat. Ada banyak jenis elektrolit dengan fungsinya masing-masing. Agar semua organ tubuh dapat berfungsi dengan baik, diperlukan asupan elektrolit yang cukup.
Elektrolit berfungsi untuk mendukung aktivitas sel dan jaringan tubuh, seperti saraf dan otot. Selain itu, elektrolit juga berperan penting dalam memelihara fungsi jantung serta menjaga kadar cairan tubuh tetap seimbang.
Jumlah elektrolit di dalam tubuh dikendalikan oleh berbagai hormon, terutama hormon yang diproduksi di ginjal dan kelenjar adrenal. Apabila terjadi gangguan keseimbangan elektrolit, baik kelebihan atau kekurangan, fungsi jaringan dan organ tubuh pun akan terganggu.
Untuk memenuhi asupan elektrolit, Anda bisa memperolehnya dari berbagai jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari, termasuk minuman elektrolit.
Ada banyak jenis elektrolit dengan manfaatnya masing-masing untuk tubuh. Berikut ini adalah berbagai jenis elektrolit yang ada di dalam tubuh beserta manfaatnya:
Natrium dibutuhkan tubuh untuk menjaga keseimbangan elektrolit, mengendalikan cairan dalam tubuh, dan mengatur kontraksi otot serta fungsi saraf. Normalnya, kadar natrium di dalam darah berkisar antara 135–145 milimol/liter (mmol/L).
Masalah kesehatan tertentu bisa menyebabkan tubuh kelebihan atau kekurangan natrium. Kelebihan natrium (hipernatremia) biasanya terjadi akibat dehidrasi berat, misalnya kurang minum air, diet ekstrem, atau diare kronis.
Sementara itu, kekurangan natrium (hiponatremia) bisa disebabkan oleh konsumsi air yang terlalu banyak, menderita luka bakar luas, gangguan fungsi ginjal atau hati, gagal jantung, atau kelainan pada hormon antidiuretik yang bertugas untuk mengatur jumlah cairan tubuh.
Elektrolit yang satu ini berfungsi untuk mengatur irama dan pompa jantung, menjaga tekanan darah tetap stabil, mendukung aktivitas listrik saraf, mengatur kontraksi otot dan metabolisme sel, serta menjaga kesehatan tulang dan keseimbangan elektrolit.
Dalam darah, jumlah kalium normal berada di kisaran 3,5–5 mmol/L. Kekurangan kalium (hipokalemia) dapat disebabkan oleh diare, muntah hebat, dan efek samping obat diuretik.
Sementara itu, kelebihan kalium (hiperkalemia) biasanya disebabkan oleh dehidrasi parah, gagal ginjal, asidosis, atau rendahnya jumlah hormon kortisol dalam tubuh, misalnya karena penyakit Addison.
Klorida dalam tubuh berfungsi untuk menjaga pH atau tingkat keasaman darah, jumlah cairan tubuh, dan aktivitas saluran pencernaan. Normalnya, kadar klorida dalam tubuh adalah 98–108 mmol/L.
Kekurangan klorida (hipokloremia) dapat terjadi karena gagal ginjal akut, keringat berlebih, gangguan makan, dan gangguan fungsi kelenjar adrenal. Sementara itu, kelebihan klorida (hiperkloremia) terjadi akibat dehidrasi parah, gangguan kelenjar paratiroid, gagal ginjal, atau efek samping cuci darah.
Kalsium merupakan mineral dan elektrolit penting yang berperan untuk menstabilkan tekanan darah, mengendalikan kontraksi otot dan aktivitas listrik saraf, menguatkan tulang dan gigi, serta mengoptimalkan proses pembekuan darah.
Normalnya, kadar kaslium dalam tubuh adalah 8,5–10,5 miligram/desiliter (mg/dL). Kelebihan kalsium (hiperkalsemia) dapat disebabkan oleh hiperparatiroidisme, penyakit ginjal, gangguan paru-paru, kanker, serta kelebihan asupan vitamin D dan kalsium.
Sebaliknya, kekurangan kalsium dapat disebabkan oleh gagal ginjal, hipoparatiroidisme, kekurangan vitamin D, pankreatitis, kekurangan albumin, dan kanker prostat.
Magnesium berperan penting dalam proses pembentukan sel dan jaringan tubuh, menjaga irama jantung, serta mendukung fungsi saraf dan kontraksi otot. Mencukupi kebutuhan magnesium juga bermanfaat untuk memperbaiki kualitas tidur pada penderita insomnia.
Normalnya, kadar magnesium dalam tubuh ialah 1,5–2,7 mg/dL. Kelebihan magnesium (hipermagnesemia) bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti penyakit Addison atau gagal ginjal berat.
Sementara itu, kekurangan magnesium (hipomagnesemia) bisa disebabkan oleh gagal jantung, diare kronis, kecanduan alkohol, atau efek samping obat-obatan, misalnya diuretik dan antibiotik.
Fosfat berfungsi untuk memperkuat tulang dan gigi, menghasilkan energi, serta mendukung pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh. Kadar fosfat normalnya berkisar antara 2,5–4,5 mg/dL.
Kekurangan fosfat (hipofosfatemia) biasanya disebabkan oleh kelenjar paratiroid yang terlalu aktif, kekurangan vitamin D, luka bakar parah, dan kecanduan alkohol.
Sementara itu, kelebihan fosfat (hiperfosfatemia) biasanya disebabkan oleh cedera otot parah, kelenjar paratiroid kurang aktif, gagal napas, penyakit ginjal kronis, kadar kalsium rendah, atau efek samping obat-obatan, misalnya kemoterapi dan obat pencahar yang mengandung fosfat.
Jenis elektrolit ini berfungsi untuk menjaga pH darah tetap normal, menyeimbangkan kadar cairan tubuh, dan mengatur fungsi jantung. Normalnya, kadar bikarbonat dalam tubuh berkisar antara 22–30 mmol/L.
Jumlah bikarbonat dalam darah yang tidak normal dapat disebabkan oleh gangguan pernapasan, gagal ginjal, asidosis dan alkalosis, serta penyakit metabolik.
Setiap jenis elektrolit di atas memiliki peran penting dalam tubuh. Namun, jumlah elektrolit terkadang bisa terganggu akibat berbagai faktor, seperti dehidrasi atau penyakit tertentu.
Ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh bisa saja tidak menimbulkan gejala, terutama bila masih ringan. Namun, pada kondisi yang lebih parah, ketidakseimbangan elektrolit biasanya akan menimbulkan beberapa gejala berikut ini:
Agar berbagai organ tubuh dapat berfungsi dengan baik, Anda perlu menjaga kadar setiap jenis elektrolit di dalam tubuh berada dalam batas normal. Untuk mencukupi asupan elektrolit, Anda bisa mengonsumsi makanan bergizi, minum air mineral yang cukup, serta minum minuman elektrolit atau suplemen, bila diperlukan.
Jika mengalami gejala kelebihan atau kekurangan elektrolit, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda.