Informasi Kesehatan

4 Fakta Menarik tentang Stretch Mark yang Perlu Diketahui

wanita-dan-fenomena-stretch-mark.jpg

Dada Sakit Saat Batuk, Kenali 7 Penyebab dan Cara Mudah Mengatasinya

Dada sakit saat batuk wajar terjadi, terutama jika…

Body Shaming, Kenali Tanda-Tanda Perilakunya

Disadari atau tidak, sebagian orang kerap melakukan body…

Fakta-Fakta Tentang Demam Berdarah yang Penting Diketahui

“Demam berdarah adalah penyakit yang bisa menjangkiti manusia…

“Meski tidak berbahaya secara medis, banyak orang tetap risau ketika menemukan stretch mark pada tubuh. Garis-garis ini memang tampak mengganggu secara estetis, sampai-sampai beberapa orang bersedia mengeluarkan banyak uang untuk menghilangkan stretch mark, seperti mikrodermabrasi."

Stretch mark adalah garis atau guratan pada kulit tubuh dengan banyak lemak. Misalnya pada lengan atas, bokong, paha, payudara, dan perut bagian atas. Semula, guratan ini memiliki warna merah muda, ungu, dan merah ini akan berubah warna menjadi kelabu atau putih.

Apa Penyebab Munculnya Stretch Mark?

Stretch mark muncul ketika tubuh berkembang lebih cepat dari pertumbuhan kulit. Secara medis, garis ini muncul karena rusaknya jaringan elastis pada lapisan kulit dalam, yang muncul dengan peradangan. Kondisi ini pada akhirnya menimbulkan bekas luka yang terlihat pada kulit bagian terluar.

Kulit yang meregang menjadi pemicu munculnya stretch mark pada kulit. Beberapa situasi yang menyebabkan kulit meregang antara lain:

  • Berat badan yang naik secara drastis.
  • Pubertas, yaitu akibat perubahan dan pertumbuhan pesat tubuh dan kulit.
  • Implan payudara atau bokong yang terlalu besar.
  • Kehamilan, yang terkait kulit perut yang meregang seiring usia kehamilan dan kenaikan berat badan secara drastis.
  • Penggunaan atau konsumsi suplemen hormon glukokortikoid (steroid) yang berlebihan.
  • Penyakit genetik langka, seperti penyakit Cushing, sindrom Marfan, dan sindrom Ehlers-Danlos

Stretch Mark Tak Hanya Ada pada Ibu Hamil

Ternyata, stretch mark tidak hanya terjadi pada ibu hamil

Fakta selanjutnya adalah, ternyata hampir semua orang bisa memilikinya. Stretch mark memang identik dengan ibu hamil. Ini karena ibu hamil umumnya mengalami kenaikan berat badan yang cukup drastis dan mengalami perubahan ukuran perut. 

Namun sebetulnya, hampir semua orang berpotensi mengalami kondisi ini, baik wanita atau pria, hingga anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Kenaikan berat badan yang bersamaan dengan penumpukan lemak pada area tubuh tertentu sangat umum terjadi. 

Karena itulah, stretch mark menjadi kondisi yang umum dimiliki beragam kalangan, tak hanya wanita dan ibu hamil. Pada pemilik kulit cerah, awalnya stretch mark cenderung terlihat berwarna merah muda, lalu lama-kelamaan akan berubah menjadi lebih gelap kecokelatan.

Bisakah Stretch Mark Dihilangkan?

Beberapa orang menjadi kurang percaya diri akibat munculnya stretch mark. Apalagi bila ukurannya besar atau pun berada di area yang mudah terlihat, seperti leher, lengan, dan betis. Sehingga, berbagai cara dilakukan untuk mencoba menghilangkannya.

Sayangnya, stretch mark adalah kondisi kulit yang tidak bisa dihilangkan sepenuhnya. Kabar baiknya, terdapat banyak cara untuk memudarkan garis-garis ini. Pengobatan paling ideal adalah dengan memberi nutrisi dan perawatan kulit dari dalam, sekaligus dari luar. 

Namun, seperti banyak masalah kulit lainnya, butuh waktu dan ketekunan untuk memperbaiki penampilan kulit yang terkena stretch mark.

Bagaimana Mencegah Stretch Mark?

Stretch mark adalah kondisi yang tidak kemunculannya tidak selalu bisa kamu cegah. Namun, ada beberapa cara yang bisa kamu coba lakukan untuk mengurangi risiko munculnya garis-garis pada tubuh ini, yaitu: 

1. Jaga berat badan tetap ideal

Bertambahnya berat badan secara signifikan menjadi penyebab yang paling umum terjadi. Inilah sebabnya, pastinya kamu selalu menjaga berat badan tetap ideal. Apabila kamu hendak melakukan diet untuk menurunkan berat badan, sebaiknya lakukan secara bertahap. 

Setidaknya, usahakan supaya berat badan kamu tidak berkurang hingga lebih dari ½ kilogram atau 500 gram setiap minggu. Khusus untuk ibu hamil, penting pula untuk menjaga pertambahan berat badan, sehingga risiko munculnya stretch mark dapat menurun. 

Sebenarnya, pertambahan berat badan untuk ibu hamil cenderung beragam, tetapi secara umum, kenaikan ini berkisar antara 10 hingga 12,5 kilogram. Akan tetapi, ibu hamil sebaiknya tidak melakukan diet selama periode kehamilan untuk menjaga berat badan. 

Menjaga asupan dan jenis makanan sudah cukup untuk menjaga berat badan tetap seimbang dan tidak mengalami kenaikan signifikan ketika hamil. Selain itu, ibu hamil juga bisa menggunakan bahan alami seperti lidah buaya atau minyak zaitun untuk membantu memudarkan garis halus ini. 

2. Jaga asupan makanan

Asupan makanan yang terjaga juga bisa membuat kulit tetap sehat, sehingga membantu mengurangi potensi munculnya stretch mark. Kamu bisa mulai mengonsumsi makanan dengan kandungan vitamin C, E, protein, dan zinc yang membantu meningkatkan kolagen pada tubuh. 

3. Penuhi asupan cairan tubuh

Tak lupa, penuhi pula asupan cairan untuk membantu menjaga kulit tetap sehat, lembap, dan lembut. Sebab, kulit yang mendapatkan hidrasi dengan baik lebih kecil risikonya untuk mengalami stretch mark ketimbang kulit yang kering. 

Kurangi asupan minuman tinggi kafein, seperti kopi karena bisa meningkatkan risiko munculnya guratan halus ini. Setidaknya, kamu mengonsumsi air mineral 2 liter per hari atau bisa lebih sesuai dengan kebutuhan. 

Sebenarnya, stretch mark bukanlah kondisi yang berbahaya. Hanya, kemunculan garis-garis ini bisa mengurangi rasa percaya diri pada sebagian orang. Jika kamu merasa terganggu dengan masalah kulit ini, kamu bisa segera melakukan penanganan ke dokter spesialis kulit. 

 

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna