Informasi Kesehatan

Berbahayakah MSG untuk Ibu Hamil? Ini Faktanya

msg.jpg

Ini Obat-Obatan yang Perlu Dipersiapkan Selama Mudik Lebaran

“Agar perjalanan mudik lebaran nyaman dan lancar, kamu…

Mengonsumsi Durian ketika Hamil, Amankah?

"Mengonsumsi durian saat hamil bukanlah hal yang dilarang.…

Apa Itu Plasenta Bayi? Ketahui Fungsi dan Gangguan yang Bisa Terjadi

“Plasenta merupakan organ sementara yang berkembang selama kehamilan…

“Konsumsi MSG untuk ibu hamil bisa dikatakan aman dan tidak memicu efek samping yang membahayakan pada pertumbuhan dan perkembangan janin. Tentu saja, hal ini berlaku bila konsumsi MSG tidak berlebihan.”

MSG (Monosodium Glutamat) adalah bahan makanan yang memberikan rasa umami. Penggunaan MSG sebagai pelengkap pada masakan menuai pro dan kontra. Sebab, konsumsinya dikatakan dapat menimbulkan banyak efek negatif untuk kesehatan. 

Kelompok orang tertentu direkomendasikan untuk tidak mengonsumsi makanan dengan MSG. Salah satunya adalah ibu hamil. Seperti apa bahaya MSG untuk ibu hamil? Baca informasinya di sini!

MSG untuk Ibu Hamil, Apakah Berbahaya?

Ketika hamil, bumil harus membatasi konsumsi makanan maupun minuman tertentu untuk menjaga kesehatan. Sebut saja kafein dalam jumlah besar, makanan tinggi garam dan gula, juga makanan mentah. Jenis makanan maupun minuman tersebut bisa memberikan dampak berbahaya untuk janin. Lantas, bagaimana dengan MSG?

Faktanya, konsumsi MSG untuk ibu hamil bisa dikatakan aman dan tidak memicu efek samping yang membahayakan pada pertumbuhan dan perkembangan janin. Tentu saja, hal ini berlaku bila konsumsi MSG tidak berlebihan. Meski begitu, sebaiknya konsumsinya dihindari untuk menjaga kondisi kehamilan dan janin yang sehat.

Meskipun MSG umumnya dianggap aman, ada baiknya mengonsumsinya dengan bijak, terutama jika bumil memiliki sensitivitas terhadap bahan ini. Beberapa orang dapat mengalami gejala seperti sakit kepala, kemerahan, atau nyeri otot setelah mengonsumsi MSG. 

Hal yang Perlu Diperhatikan Bumil Terkait MSG

Ketika mengonsumsi makanan atau membuat masakan dengan tambahan MSG, ada beberapa hal yang sebaiknya ibu perhatikan, di antaranya:

1. Mewaspadai kandungan natriumnya

Sebagian besar makanan dengan kandungan MSG juga memiliki kandungan garam atau natrium yang tinggi. Padahal, World Health Organization (WHO) menganjurkan untuk ibu hamil mengonsumsi sodium atau natrium dalam jumlah maksimal sebanyak 2.000 miligram setiap hari. 

Hal yang Perlu Diperhatikan Bumil Terkait MSG

Ketika mengonsumsi makanan atau membuat masakan dengan tambahan MSG, ada beberapa hal yang sebaiknya ibu perhatikan, di antaranya:

1. Mewaspadai kandungan natriumnya

Sebagian besar makanan dengan kandungan MSG juga memiliki kandungan garam atau natrium yang tinggi. Padahal, World Health Organization (WHO) menganjurkan untuk ibu hamil mengonsumsi sodium atau natrium dalam jumlah maksimal sebanyak 2.000 miligram setiap hari. 

4. Pola makan sehat lebih dianjurkan

Meski terbilang aman dikonsumsi dengan batasan tertentu, MSG untuk ibu hamil sebaiknya dihindari. Gantilah dengan berbagai menu sehat sehari-hari. Perbanyak konsumsi sayur dan buah yang mengandung nutrisi lengkap untuk menunjang kesehatan ibu dan janin. 

Selain MSG, ibu juga sebaiknya menghindari makanan yang tidak dimasak dengan matang, terutama daging. Sebab, bakteri pada daging dapat mengakibatkan efek yang fatal untuk janin. 

Biasanya, dokter juga merekomendasikan ibu hamil untuk mengonsumsi vitamin C, vitamin D, asam folat, dan kalsium yang memang sangat dibutuhkan untuk menunjang kesehatan ibu dan janin selama kehamilan. Tak lupa, ibu juga harus memeriksakan kondisi kehamilan secara rutin. Jadi, semua masalah kehamilan dan tumbuh kembang janin dapat terdeteksi dan ditangani lebih cepat.

 

 

 

 

 

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.