Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada sebanyak 38,4 juta orang di seluruh dunia terinfeksi virus HIV pada 2021. Setidaknya, sebanyak 650 ribu orang telah kehilangan nyawa karena penularan HIV yang belum ada obatnya hingga saat ini.
HIV adalah virus yang merusak sistem imun dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4 (jenis sel darah putih). Semakin banyak sel CD4 hancur, kekebalan tubuh akan semakin lemah. Alhasil, seseorang akan lebih rentan terserang berbagai penyakit.
Namun, perlu kamu perhatikan bahwa HIV berbeda dengan AIDS. HIV adalah virusnya. Sementara itu, infeksi virus HIV yang tak segera mendapatkan penanganan dapat berkembang menjadi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), suatu penyakit yang serius dan membahayakan nyawa.
Pendek kata, AIDS merupakan stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pasalnya, pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan berbagai infeksi dan penyakit sudah hilang sepenuhnya.
Faktor Utama Penularan HIV yang Perlu Diwaspadai
Sampai saat ini, hubungan seksual masih menjadi cara penularan HIV yang paling sering terjadi. Bahkan, pada beberapa kasus, virus penyebab penyakit AIDS ini menular melalui seks secara oral jika ada luka pada mulut pengidapnya. Selain itu, penularan juga bisa terjadi karena cairan dari vagina maupun penis.
Namun, virus HIV tidak hanya menular dari kontak seksual. Masih ada lagi beberapa cara penularan HIV lainnya yang perlu kamu waspadai, antara lain:
1. Transfusi darah
Tidak hanya cairan vagina dan air mani, virus HIV juga bisa menular melalui darah dengan cara transfusi. Inilah mengapa, petugas medis selalu melakukan pemeriksaan HIV secara ketat kepada setiap orang yang hendak mendonorkan darahnya. Tes ini fungsinya untuk memastikan bahwa pendonor dalam kondisi sehat dan tidak memiliki masalah kesehatan yang menular. Ini termasuk AIDS, hepatitis B, dan C.
2. Kehamilan dan ASI
Ibu hamil atau menyusui yang mengidap HIV perlu ekstra waspada. Sebab, wanita hamil dapat menularkan virus HIV ke janin melalui plasenta. Tak hanya itu, penularan HIV juga bisa terjadi dari ASI pada ibu yang sedang menyusui.
Inilah sebabnya, sebaiknya wanita yang hendak mendapatkan kehamilan melakukan pemeriksaan HIV terlebih dahulu. Lalu, bagaimana apabila wanita pengidap AIDS ingin merencanakan kehamilan? Kamu bisa membaca artikel Merencanakan Kehamilan Sehat untuk Pengidap HIV dan AIDS untuk informasi lengkapnya.
3. Penularan HIV dari jarum suntik
Penggunaan jarum suntik secara bergantian dengan pengidap HIV menjadi cara penularan HIV yang terbilang umum selain kontak seksual. Contohnya, pemakaian jarum suntik pada orang-orang yang menyalahgunakan narkoba.
Tak hanya itu, seseorang yang menyuntikan obat, steroid, atau hormon juga dapat terinfeksi virus HIV bila menggunakan jarum suntik secara bergantian. Ini karena ada darah yang masih menempel pada jarum suntik dari pengguna sebelumnya yang terinfeksi HIV.
4. Alat pembuat tato
Meski menyenangkan untuk sebagian orang, ternyata seni tato juga menyimpan bahaya tersendiri. Sebab, penularan HIV juga bisa terjadi melalui jarum yang terdapat pada alat pembuat tato.
Jadi, jika kamu ingin membuat tato, maka sebaiknya pilih dengan cermat tempat pembuatan tato yang berkualitas. Selain itu, pastikan pula pegiat tato menggunakan alat yang steril. Bukan tanpa alasan, alat tato yang pemakaiannya secara bergantian bisa saja menjadi media penyebaran virus HIV.
5. Penularan HIV dari transplantasi organ
Meski bertujuan untuk menyelamatkan nyawa seseorang, transplantasi organ tubuh amat riskan dengan penularan HIV. Sebab, penerima donor yang mendapatkan organ dari pendonor yang sudah terinfeksi virus HIV, bisa terinfeksi virus tersebut melalui pertukaran cairan pada organ tersebut.
6. Bekerja pada fasilitas atau layanan kesehatan
Petugas kesehatan juga memiliki risiko terinfeksi virus HIV. Ini karena mereka amat sering berurusan dengan darah pasien atau jarum suntik yang bisa menjadi media penularan. Namun, risikonya amat kecil karena tentunya para tenaga medis selalu menggunakan alat pelindung diri, seperti sarung tangan dan masker.
Demikian tadi beberapa faktor utama penularan HIV yang perlu kamu waspadai. Namun, kamu tidak perlu cemas karena virus tidak bisa menular melalui kontak fisik sehari-hari, misalnya berjabat tangan, berpelukan, berciuman, maupun berbagi barang pribadi. Selain itu, virus juga tidak menular dari urine, air liur, dan darah.
Mencegah Penularan HIV dengan Menjauhi Faktor Risikonya
Ada beberapa cara yang bisa kamu coba lakukan untuk dapat mencegah penularan HIV, antara lain:
1. Lakukan seks dengan aman
Selalu gunakan kondom setiap kali melakukan hubungan seksual. Terutama kalau kamu tidak mengetahui apakah pasangan berisiko terserang HIV atau tidak, dan melakukan hubungan seks oral, anal, maupun vaginal.
2. Tidak melakukan perilaku seksual yang berisiko
Selain itu, hindari pula berbagai perilaku seksual yang berisiko menularkan virus HIV. Misalnya, seks anal. Sebenarnya, baik pelaku maupun penerima seks anal sama-sama berisiko tertular. Hanya, penerima seks anal cenderung lebih tinggi risikonya.
3. Pastikan memakai jarum yang steril dan baru
Pemakaian jarum sangat beragam, mulai dari tindik, tato, suntik obat dan vaksin, hingga infus. Guna menghindari penularan HIV, pastikan semua jarum suntik yang kamu pakai baru dan sudah steril.
4. Melakukan pre-exposure prophylaxis (PrEP)
PrEP adalah cara mencegah penularan HIV dengan mengonsumsi obat yang masuk dalam kelompok antiretroviral. Dokter biasanya meresepkan obat ini untuk kelompok orang yang memiliki risiko tinggi tertular HIV, seperti:
- Seseorang dengan pasangan yang positif mengidap HIV/AIDS.
- Pemakai jarum suntik yang berisiko.
- Seseorang yang sering melakukan hubungan seks tanpa menggunakan pengaman.
- Orang-orang yang aktif secara seksual dan mengidap penyakit menular seksual setidaknya dalam 6 bulan belakangan.
Sebenarnya, cara paling mudah untuk mencegah penularan HIV adalah menjauhi berbagai hal yang meningkatkan risiko terjadinya penularan. Hindari berganti pasangan saat berhubungan intim, dan lakukan skrining kesehatan jika memang perlu.
Sumber : halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.