Perbedaan perut buncit dan hamil sebenarnya cukup signifikan. Selain dari bentuk perut, kedua kondisi tersebut juga dapat dibedakan dari gejala yang menyertai. Agar tidak salah duga, mengenali perbedaan antar keduanya sangat penting dilakukan.
Perut buncit dapat disebabkan oleh timbunan lemak, penumpukan gas, penuaan, genetik, atau kondisi kesehatan tertentu, seperti irritable bowel syndrome (IBS), tumor, dan kanker. Selain itu, perut yang membuncit juga bisa menandakan kehamilan.
Sekilas, perut buncit yang disebabkan oleh kondisi tertentu dan perut yang membesar karena hamil terlihat serupa. Namun, perbedaan perut buncit dan hamil pada wanita sebenarnya cukup jelas dan mudah dikenali.
Perbedaan perut buncit dan hamil bisa dilihat dari 2 hal, yaitu bentuk perut dan gejala yang menyertainya. Berikut ini adalah penjelasannya:
Perut buncit karena timbunan lemak biasanya terasa empuk saat ditekan, terlihat bergelambir, dan dapat dicubit. Saat duduk, perut yang buncit akan membentuk lipatan yang menonjol. Selain itu, perut buncit ini juga tidak menyebabkan pusar menonjol.
Jika perut buncit terjadi karena penumpukan gas, terdapat sensasi tertekan dan penuh pada perut. Lain hal jika perut buncit disebabkan oleh penyakit tertentu, seperti tumor atau kanker. Kedua kondisi tersebut membuat perut membesar, terasa kencang, dan tidak nyaman karena adanya penumpukan cairan.
Sementara itu, perut besar karena hamil akan terasa keras dan berat, serta sulit dicubit. Perut juga tetap terlihat kencang dan tidak berlipat saat duduk. Selain itu, beberapa wanita mengalami pusar yang menonjol saat hamil.
Keluhan yang menyertai perut buncit akibat penumpukan lemak biasanya baru muncul bila sudah menyebabkan komplikasi, seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung, stroke, atau kanker. Gejalanya bisa berbeda-beda, tergantung dari gangguan kesehatan yang dialami.
Perut buncit yang terjadi karena penumpukan gas biasanya disertai dengan nyeri atau kram perut. Selain itu, kondisi ini juga bisa membuat penderitanya sering sendawa dan buang angin (kentut).
Sementara itu, perut besar yang menandakan kehamilan bisa dibarengi dengan banyak gejala. Tanda awal kehamilan yang umum terjadi adalah terlambat menstruasi atau menstruasi tidak datang sama sekali. Hal ini biasanya terjadi pada minggu ke-4 setelah terjadinya pembuahan.
Selain telat menstruasi, berikut ini adalah tanda dan gejala yang bisa menandakan kehamilan:
Mengetahui perbedaan perut buncit dan hamil sangat penting dilakukan agar Anda tidak salah menduga. Bila perut Anda membesar, terasa keras, dan disertai dengan gejala kehamilan yang sudah dipaparkan di atas, Anda bisa menggunakan alat tes kehamilan atau test pack untuk mendeteksi kehamilan.
Jika menunjukkan hasil positif, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter kandungan untuk memastikan kehamilan. Anda juga akan mendapatkan saran agar janin dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Namun, bila perut buncit menunjukkan tanda-tanda penumpukan lemak, sudah saatnya Anda mengubah pola hidup. Jika sebelumnya Anda suka mengonsumsi makanan olahan, makanan cepat saji, dan makanan atau minuman tinggi gula, mulailah menghindari kebiasaan-kebiasaan tersebut.
Sebagai gantinya, konsumsilah makanan bergizi, seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan ikan, serta makanlah dalam porsi yang cukup. Selain itu, lakukan olahraga secara rutin dengan durasi minimal 30 menit dalam sehari. Jenis olahraga yang efektif untuk membakar lemak perut adalah high intensity interval training (HIIT), maupun olahraga cardio lainnya.
Bila Anda kesulitan menentukan perbedaan perut buncit dan hamil, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Dengan begitu, dokter akan melakukan pemeriksaan dan memberikan saran yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Sumber : alodokter. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.