Pencemaran udara bisa disebabkan oleh asap kendaraan, limbah pabrik, sampai pembusukan sampah. Meskipun kondisi ini sulit untuk dihindari, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak pencemaran udara untuk kesehatan.
Pencemaran udara terjadi ketika udara bersih terkontaminasi oleh zat berbahaya, seperti nitrogen dioksida (NO2) dan karbon monoksida (CO). Tercemarnya udara akibat zat-zat polutan tersebut bisa menimbulkan dampak serius bagi kesehatan.
Pencemaran udara sendiri menjadi salah satu penyebab kematian di seluruh dunia setiap tahunnya. Tidak hanya menjadi masalah dunia, pencemaran udara juga menjadi masalah di Indonesia, terutama di kota besar dan kawasan padat industri. Hal ini tentu bisa menjadi ancaman bagi kesehatan.
Anda dapat meminimalkan dampak pencemaran udara dengan selalu menjaga kesehatan dan melakukan beberapa langkah sederhana untuk mengurangi dampak polusi.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, nitrogen dioksida dan karbon monoksida merupakan zat yang menyebabkan pencemaran udara. Tidak hanya itu, materi partikulat, ozon (O3), karbon dioksida (CO2), dan sulfur dioksida juga merupakan zat polutan yang merupakan penyebab pencemaran udara.
Zat tersebut memang alaminya terbentuk karena aktivitas alam, termasuk letusan gunung berapi. Namun, beberapa aktivitas manusia juga berperan dalam terjadinya pencemaran udara. Berikut ini adalah berbagai aktivitas manusia dan proses alam yang dapat menghasilkan zat polutan berbahaya:
Membakar sampah dapat menimbulkan bau yang tidak sedap. Tak hanya itu, asap dari hasil pembakaran sampah bisa mengurangi jarak pandang dan menyebabkan pencemaran udara.
Asap dari kertas dan plastik yang dibakar mengandung bahan kimia berbahaya dan bisa mengontaminasi udara. Karena mengandung zat beracun, asap pembakaran sampah bisa berdampak buruk untuk kesehatan.
Selain pembakaran sampah, asap kendaraan bermotor juga menjadi salah satu penyebab terbesar pencemaran udara. Apalagi, jumlah penggunaan kendaraan bermotor juga makin meningkat setiap tahunnya.
Asap yang dikeluarkan dari knalpot mengandung banyak zat polutan yang berasal dari proses pembakaran bahan bakar. Dalam jangka Panjang, zat polutan ini akan membahayakan kesehatan.
Di Indonesia, kebakaran hutan bukanlah hal yang asing. Kondisi yang menjadi penyebab pencemaran udara di beberapa wilayah ini menyumbangkan asap yang mengandung zat-zat atau partikel kecil pencemar udara.
Jika partikel tersebut sampai terhirup, risiko terkena masalah kesehatan saluran pernapasan dapat meningkat.
Pabrik dan industri menjadi salah satu penyumbang pencemaran udara terbesar. Pasalnya, kebanyakan pabrik menggunakan bahan bakar fosil sebagai tenaga pembangkit listrik.
Pabrik dan industri yang berkembang sangat pesat tidak didukung dengan pengelolaan limbah hasil pembakaran yang memadai. Akibatnya, limbah yang mengandung zat beracun dapat mencemari udara dan menjadi masalah kesehatan penduduk di sekitar pabrik.
Pembusukan sampah adalah proses yang terjadi secara alami. Namun, dalam prosesnya, penguraian sampah akan melepaskan karbon dioksida ke udara.
Jika tidak dikelola dengan baik, penguraian sampah bisa berdampak negatif. Salah satunya adalah pencemaran udara yang bisa menimbulkan masalah kesehatan.
Letusan gunung berapi menghasilkan zat dan partikel debu yang mencemari udara. Jika terhirup, gas dan partikel debu dapat menimbulkan efek, baik jangka pendek maupun panjang.
Beberapa efek jangka pendek yang dapat terjadi antara lain adalah iritasi mata dan saluran pernapasan, pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, muntah, hingga tremor.
Paparan zat polutan dalam udara yang tercemar merupakan radikal bebas yang dapat memicu peradangan dalam tubuh. Kondisi ini pada akhirnya akan menyebabkan penyakit kronis yang bisa mengancam nyawa.
Berikut ini adalah beberapa masalah kesehatan yang dapat terjadi karena paparan zat berbahaya akibat pencemaran udara:
Dampak pencemaran udara yang paling sering dirasakan adalah gangguan pernapasan. Kondisi ini terjadi akibat partikel polutan terhirup kemudian mengendap dalam saluran pernapasan dan menyebabkan peradangan.
Kondisi ini akan berujung dengan menurunnya fungsi paru-paru, memicu kekambuhan asma, hingga meningkatkan risiko terkena TBC, bronkitis, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Salah satu jenis polutan, contohnya materi partikular, yang terkandung dalam pencemaran udara diketahui dapat memengaruhi pembuluh darah dan menyebabkan hipertensi. Kondisi ini bida terjadi akibat paparan polusi dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Naiknya tekanan darah akan meningkatkan risiko terjadinya stroke dan serangan jantung.
Paparan zat pencemaran udara dapat memperburuk kondisi penderita penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular). Beberapa penyakit kardiovaskular tersebut termasuk aritmia, serangan jantung, gagal jantung, dan stroke hemoragik.
Tak hanya pada penderita penyakit kardiovaskular, orang sehat pun akan rentan mengalami penyakit serupa jika terpapar polutan dalam jangka panjang.
Efek buruk pencemaran udara juga dirasakan oleh penderita diabetes, khususnya diabetes tipe 2. Paparan polusi jangka panjang dapat membuat penyakit ini menjadi lebih sulit dikendalikan.
Zat berbahaya dalam pencemaran udara diketahui dapat memicu peradangan organ sehingga menurunkan produksi insulin. Akibatnya, peningkatan gula darah karena resistensi insulin pun terjadi.
Ketika gula darah meningkat dan tidak terkendali, berbagai gangguan metabolisme tubuh pun terjadi. Kondisi ini pada akhirnya akan mengakibatkan kerusakan pembuluh darah.
Jika tidak mendapat penanganan tepat, komplikasi berupa kerusakan organ, seperti gagal ginjal, dan retinopati diabetik dapat terjadi.
Satu dari 10 kasus kanker paru-paru disebabkan oleh pencemaran udara. Kondisi ini terjadi karena partikel polutan yang terhirup dan masuk ke tubuh akan menumpuk di paru-paru lalu merusak sel yang sehat. Akibatnya, sel kanker pun tumbuh dan berkembang.
Selain kanker paru-paru, zat yang terkandung dalam pencemaran udara juga bisa menyebabkan kanker payudara dan leukemia.
Pada ibu hamil, paparan polutan atau zat yang terkandung dalam pencemaran udara dapat menjadi penyebab utama kelahiran prematur, berat badan bayi lahir rendah, cacat lahir, autisme, hingga kematian pada ibu dan janin.
Pencemaran udara tentu tidak bisa dianggap remeh, mengingat dampak buruknya bagi kesehatan. Oleh karena itu, Anda perlu menerapkan berbagai cara berikut ini untuk mengurangi dan mencegah dampak buruk dari pencemaran udara:
Efek zat berbahaya pada pencemaran udara tidak boleh disepelekan, terutama jika Anda memiliki gangguan pernapasan maupun penyakit kronis. Jika Anda tinggal di daerah berpolusi dan memiliki keluhan terkait masalah pernapasan, sebaiknya konsultasikan ke dokter, terutama jika mengalami batuk, mata terasa terbakar atau perih, dan sesak napas.
Sumber : alodokter. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.