“Cara mencegah narkoba dapat dilakukan dengan mengedukasi anak tentang bahaya narkoba. Selain itu, orang tua bisa membangun komunikasi terbuka dengan anak guna membangun kesadarannya.”
Orang tua perlu mengetahui cara mencegah narkoba pada remaja. Pasalnya, remaja merupakan kelompok yang paling rentan terjerumus ke dalam perilaku negatif ini.
Di masa ini, rasa keingintahuan anak sangat besar untuk mencoba hal-hal baru. Itu sebabnya, orang tua perlu mengawasi, memberi perhatian lebih, dan mengarahkan anak ke hal-hal yang positif.
Yuk, simak cara mencegah narkoba pada anak remaja di bawah ini!
Sebagai cara mencegah narkoba, orang tua perlu mengedukasi sejak dini. Pendidikan tentang bahaya narkoba dan konsekuensinya harus diberikan di sekolah dan keluarga.
Lantas, bagaimana cara mengatasi penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja?
Pergaulan bisa menjadi faktor terbesar dalam penyalahgunaan narkoba. Maka dari itu, cara mencegah narkoba yang bisa orang tua lakukan yakni mengetahui teman-teman anak dan dengan siapa ia bergaul.
Anak remaja nyatanya juga rentan mengalami stres. Banyak pemicunya, mulai dari tugas sekolah, pergaulan, maupun perubahan biologis selama masa transisi dari usia remaja ke dewasa.
Di sini, orang tua bisa melakukan pemantauan pada anak supaya ia tidak melepaskan stresnya dengan mencicipi narkoba. Salah satu cara yang tepat adalah mengajaknya bicara terkait keluhan anak.
Bicarakan baik-baik dan jangan terkesan menghakimi supaya anak bisa lebih terbuka dengan orang tuanya. Dengan begitu, anak bebas membagikan perasaan dan pengalaman yang ia alami.
Apabila stres yang dialami anak sudah semakin parah bahkan mengarah ke tanda-tanda depresi, jangan ragu untuk meminta bantuan profesional. Orang tua bisa mengajak anak untuk menemui psikolog atau psikiater.
Jika melihat tanda-tandanya, ahlinya bisa membantu menangani gangguan kesehatan mental yang menimpa anak. Caranya dengan terapi kognitif perilaku, terapi bicara, atau terapi obat-obatan jika diperlukan.
Alkohol dan penyalahgunaan zat sering berjalan beriringan. Seseorang yang mengonsumsi minuman keras cenderung menjadi impulsif, sehingga mudah tergiur dengan narkoba.
Sebaiknya, jangan pernah meminum minuman alkohol di hadapan anak. Jadilah contoh yang baik bagi mereka. Berikan pengertian kepada mereka apa bahaya dari mengonsumsi alkohol dan narkoba.
Studi Alcohol and drug use in suicidal behaviour yang diterbitkan Current Opinion in Psychiatry menemukan, terjadi peningkatan risiko perilaku bunuh diri di antara mereka yang mengalami gangguan penggunaan alkohol dan zat terlarang.
Nyatanya, tak sedikit orang yang menggunakan narkoba karena sering tidak percaya diri. Mereka merasa tidak bahagia dan tidak berguna di hidupnya. Oleh sebab itu, cara mencegah narkoba menurut BNN salah satunya dengan meningkatkan rasa percaya diri.
Orang tua bisa membantu anak untuk memperbaiki penampilannya, mendorongnya untuk melakukan hobi yang disukai dan mendorongnya untuk memulai pertemanan.
Teknik relaksasi bisa menjadi cara instan untuk meredakan stres sementara. Metode ini terbukti menenangkan batin dan pikiran. Sayangnya, generasi muda saat ini tidak melakukannya dan lebih memilih melakukan hal-hal yang berisiko.
Orang tua bisa mengarahkan anak untuk mulai berlatih teknik relaksasi sebagai cara mencegah narkoba. Aktivitas ini dapat dilakukan di pagi atau sore hari.
Jika anak cenderung pemalu untuk mengungkapkan isi hatinya, orang tua bisa mendorongnya untuk menulis journal. Mereka bisa menuangkan isi hati maupun rencana kehidupan ke depannya.
Menurut studi Exercise as a Potential Treatment for Drug Abuse: Evidence from Preclinical Studies yang dipublikasikan Frontiers in Psychiatry, olahraga dapat menyebabkan penurunan kasus dalam penggunaan zat terlarang.
Aktivitas fisik dapat menjadi alternatif, penguat non-obat, atau dengan menghasilkan adaptasi saraf fungsional, yang memengaruhi kerentanan individu untuk mengembangkan gangguan penggunaan zat.
Mulai edukasi anak soal bahaya narkoba sedini mungkin. Hal ini penting dilakukan sebagai cara mencegah narkoba. Beri mereka penjelasan apa itu narkoba, jenis-jenis narkoba dan dampak yang timbul saat memakai narkoba.
Jangan sampai di situ saja, beri tahu juga soal hukum narkoba di Indonesia Di Indonesia, narkoba adalah barang ilegal dan pemakainya bisa dikenakan sanksi hukum.
Undang Undang Nomor 35 tahun 2009 menyatakan pemakai maupun pengedar bisa dipenjara minimal 4 tahun dan denda maksimal 10 miliar. Bahkan, konsekuensi paling beratnya adalah hukuman mati.
Tidak sedikit orang tua yang justru tidak dekat dengan anaknya. Meski sibuk, ayah dan ibu sebaiknya tetap mempererat hubungan dengan anak.
Luangkan waktu untuk menghabiskan waktu dengan anak atau sekedar mengobrol di sela waktu makan malam. Jangan lupa berikan pujian dan apresiasi di setiap pilihan anak.
Tetapkan aturan keluarga, seperti suruh anak meninggalkan pesta ulang tahun teman jika ternyata ada narkoba di dalamnya. Jika melanggar aturan, terapkan konsekuensi secara konsisten.
Mengetahui anak menggunakan narkoba memang bisa membuat emosi orang tua menjadi meledak. Namun, sebelum berbicara dengan anak remaja, pastikan untuk merencanakan tindakan terlebih dulu.
Langkah ini dapat membantu mendapatkan tujuan dari percakapan yang orang tua dan anak lakukan. Jangan menggebu-gebu apalagi memukulnya, karena ini justru membuat anak berontak dan semakin menjadi-jadi.
Lakukan kegiatan positif seperti olahraga atau atau bergabung dengan organisasi tertentu. Ingat bahwa ancaman hukuman untuk penyalahgunaan narkoba tergolong berat. Ada juga sanksi sosial dari masyarakat.
Mengetahui dampak penyalahgunaan narkoba juga termasuk cara mencegah narkoba pada remaja.
Nah, berikut sederet efek negatif narkoba yang bisa menyasar fisik dan mental:
Pemakaian narkoba terlalu sering atau dalam jangka panjang bisa menurunkan fungsi otak. Pasalnya, obat terlarang ini memaksa otak untuk bekerja lebih cepat melebihi kapasitasnya.
Bukan itu saja, narkoba juga bisa menekan saraf pusat untuk menimbulkan efek ketenangan. Perubahan sel otak ini lantas mengganggu komunikasi antar sel saraf sehingga otak bisa rusak secara permanen.
Meski telah berhenti menggunakannya, efeknya tidak mudah hilang begitu saja. Proses penyembuhannya bisa memakan waktu yang cukup lama. Bahkan, efek kecanduan narkoba ini bisa bertahan seumur hidup.
Seseorang yang menggunakan narkoba juga rentan mengalami ketidakseimbangan elektrolit. Alhasil, mereka sangat rentan mengalami dehidrasi.
Gejala dehidrasi akibat narkoba bisa berupa sakit dada, halusinasi, kejang dan halusinasi. Tanpa penanganan yang tepat, efek tersebut mampu merusak otak.
Salah satu efek narkoba yang paling kentara adalah masalah memori. Malahan, obat terlarang ini bisa menurunkan kesadaran hingga hilang ingatan.
Alasannya, narkoba memiliki efek sedatif sehingga menimbulkan gejala seperti kebingungan, hilang ingatan, perubahan perilaku, penurunan kesadaran dan gangguan koordinasi tubuh.
Akibat efek-efek di atas, kualitas hidup pengguna narkoba tentu saja bisa menurun. Setelah terjerumus ke dalam jurang narkoba, pemakainya akan terus kecanduan untuk menambah dosis.
Jika tidak terpenuhi, mereka bahkan bisa sampai nekat untuk mencuri demi memuaskan hasratnya. Tindakan ini tentu saja melanggar hukum sehingga pemakainya mendapatkan sanksi seperti hukuman penjara.
Dampak memakai narkoba yang paling fatal adalah kematian. Risikonya meningkat saat pemakainya mengonsumsi dalam kadar berlebihan. Jika tubuh tidak mampu mentoleransi sosis yang sangat tinggi ini, pengidapnya bisa mengalami overdosis.
Ciri-ciri overdosis akibat narkoba meliputi kejang-kejang, mulut berbusa, dan bola mata yang mengarah ke atas.
Sumber : halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.