“Hubungan friends with benefits (FWB) dapat berdampak buruk bagi kesehatan seksual remaja. FWB berisiko menyebabkan infeksi penyakit menular seksual, kehamilan tidak diinginkan, dan pemahaman yang salah akan makna keintiman seks.”
Sudah tidak asing bukan dengan istilah friends with benefits atau FWB? Istilah ini digambarkan sebagai hubungan pertemanan antara wanita dan pria, tetapi terdapat keintiman secara fisik maupun seksual di dalamnya.
Meski begitu, friends with benefits tidak selalu diiringi dengan aktivitas seksual. Bisa juga menghabiskan waktu bersama, mesra, namun tanpa komitmen. Lantas, apa dampak FWB terhadap kesehatan seksual remaja? Baca selengkapnya di sini!
Hubungan FBW yang disertai atau tanpa aktivitas seksual, bisa menimbulkan berbagai dampak negatif bagi remaja. Contohnya:
Hubungan ini sangat berisiko menyebabkan penyakit menular seksual. Sering berganti pasangan saat melakukan hubungan intim menjadi penyebab utama dari penyakit menular seksual.
Ada berbagai penyakit menular seksual yang berisiko dialami, seperti:
Mau tahu lebih jauh mengenai pentingnya edukasi kesehatan reproduksi bagi remaja? Baca artikel ini: Penting Pengetahuan Kesehatan Reproduksi bagi Remaja.
Selain memicu penularan penyakit seksual, FWB juga bisa menyebabkan kehamilan yang tidak direncanakan. Kehamilan yang tidak direncanakan pada anak remaja dapat memiliki berbagai bahaya dan dampak negatif.
Kehamilan pada usia ini dapat meningkatkan risiko komplikasi kesehatan, seperti anemia, tekanan darah tinggi, dan persalinan prematur. Sebab, tubuh terutama sistem reproduksi anak remaja masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.
Selain itu, kehamilan yang tidak direncanakan dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi pada anak remaja. Sebab, anak remaja belum siap secara emosional dan psikologis untuk menghadapinya.
Kehamilan yang tidak direncanakan juga memicu praktik aborsi tidak aman. Perlu diketahui kalau Indonesia sendiri tidak melegalkan aborsi. Karena tidak legal, ada banyak praktik ilegal yang tidak aman, dan bisa membahayakan keselamatan dan kesehatan reproduksi remaja perempuan.
Sebagai informasi tambahan, aborsi di Indonesia hanya boleh dilakukan dalam situasi darurat medis ataupun korban pemerkosaan. Hal ini terangkum dalam KUHP Pasal 463 UU 1/2023.
FWB sering kali melibatkan perasaan yang kompleks dan ambigu. Remaja mungkin merasa stres atau cemas, karena tidak jelas sejauh mana hubungan ini akan berkembang. Nah, hal ini bisa memengaruhi kesehatan mental secara spesifik, dengan beberapa kondisi mulai dari:
Mau tahu cara mengedukasi masalah reproduksi pada remaja? Baca di artikel ini: “Cara Tepat Mengajarkan Kesehatan Reproduksi pada Remaja”.
Hubungan FWB sering kali didasarkan pada kepentingan fisik dan seksual. Dampaknya, anak remaja mungkin lebih mementingkan aspek fisik dalam hubungan daripada aspek-emosi atau komitmen.
Ini membuat remaja membangun kecenderungan untuk melihat segala sesuatunya dari penampilan luar ketimbang dari dalam.
Informasi selengkapnya mengenai psikologi remaja bisa dibaca di artikel: “5 Permasalahan Psikologis yang Kerap Dialami Remaja.”
Halodoc juga menyediakan layanan konsultasi dengan psikolog klinis terpercaya untuk mengatasi kondisi kesehatan mental dengan tepat. Klik gambar di bawah untuk lakukan konsultasi dengan biaya terjangkau.
Sumber : halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.