“Teh chamomile termasuk salah satu jenis teh yang tidak mengandung kafein. Teh ini juga berguna untuk membantu meredakan gejala asam lambung karena kandungan antiinflamasi dan antimikroba di dalamnya.”Teh chamomile terbuat dari ekstrak bunga tanaman matricaria recuita. Teh yang berasal dari Eropa ini tidak mengandung kafein sehingga aman dikonsumsi oleh pengidap gangguan lambung.
Manfaatnya sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu dan digunakan secara turun-temurun sebagai obat herbal. Salah satunya adalah meredakan keluhan sakit perut akibat produksi asam lambung berlebih.
Sebagai obat asam lambung, teh chamomile efektif menurunkan asam lambung dan menghambat pertumbuhan bakteri penyebab tukak lambung. Manfaat ini juga diambil dari sifat antiinflamasi dan antimikroba di dalam teh.
Naiknya asam lambung ke kerongkongan menyebabkan peradangan di area tersebut. Ini menimbulkan rasa sakit, sering bersendawa, peningkatan produksi air liur lebih, bau mulut dan batuk tanpa dahak.
Di dalam teh chamomile mengandung sifat antiinflamasi (anti peradangan) dan antimikroba yang efektif meredakan gejala yang disebutkan sebelumnya. Teh ini juga efektif menurunkan kadar stres dalam otak.
Stres bisa memicu kenaikan asam lambung dan menimbulkan rasa tidak nyaman pada pengidapnya. Kondisi ini berkaitan dengan sistem saraf yang menjadi pusat pengaturan otak dan sistem pencernaan.
Mengonsumsi teh chamomile dapat membantu mengurangi atau mencegah kekambuhan refluks asam terkait stres. Untuk mendapatkan manfaatnya, seseorang bisa mengonsumsi 2 hingga 3 cangkir teh chamomile setiap hari.
Nyeri haid adalah kondisi yang ditandai dengan kram di perut bagian bawah saat menstruasi. Kondisi ini disebut dengan dismenore yang bisa terjadi dalam intensitas ringan hingga parah.
Selain kram, dismenore juga dapat menimbulkan gejala berupa mual, muntah, pusing dan sakit kepala. Guna menurunkan intensitas gejala tersebut, disarankan untuk mengonsumsi teh chamomile setiap hari.
Teh chamomile dapat menurunkan gula darah dengan meningkatkan penggunaan glukosa di dalam otot. Karena mengeluarkan glukosa, maka teh chamomile ini bisa mengurangi peradangan akibat inflamasi dikaitkan dengan resistensi insulin.
Resistensi insulin sendiri merupakan kondisi ketika sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan gula darah dengan baik. Penyebabnya adalah gangguan dalam merespons insulin. Kondisi ini terjadi pada pengidap diabetes.
Osteoporosis adalah pengeroposan tulang sehingga meningkatkan potensi patah tulang dan postur bungkuk. Kondisi ini paling sering terjadi pada wanita pascamenopause akibat penurunan jumlah estrogen dalam tubuh.
Di dalam teh chamomile terdapat efek anti antiestronik yang berperan dalam mengatur hormon estrogen. Kandungannya bisa menyeimbangkan kadar estrogen pada wanita menopause sehingga bisa terhindari dari osteoporosis.
Peradangan adalah reaksi sistem kekebalan tubuh guna melawan infeksi. Teh chamomile mengandung senyawa kimia efek mengurangi peradangan. Ini dapat mencegah masalah kesehatan, termasuk wasir, gangguan pencernaan, radang sendi, gangguan autoimun, bahkan depresi.
Teh chamomile menjadi salah satu terapi alternatif yang paling banyak digunakan agar tidur menjadi lebih nyenyak, memperpanjang waktu tidur dan mengatasi insomnia. Efek ini berasal dari kandungan zat apigenin yang bekerja layaknya obat penenang.
Meski umumnya aman, ada beberapa golongan yang memerlukan kehati-hatian khusus saat ingin mengonsumsi teh chamomile. Di antaranya yaitu anak-anak, ibu hamil dan menyusui serta pengidap penyakit hati atau ginjal.
Jika mengalami gangguan pencernaan setelah mengonsumsi teh chamomile, segera periksakan diri ke dokter.
Sumber : halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.