“Gluten adalah protein struktural yang secara alami terkandung dalam biji-bijian sereal tertentu. Bagi orang-orang tanpa kondisi medis yang memerlukan diet bebas gluten, gluten dapat memberikan manfaat kesehatan tambahan.”
Kini banyak orang yang menerapkan gaya hidup gluten free atau bebas gluten. Terkait fenomena ini, banyak orang yang yakin kalau tidak mengonsumsi senyawa tersebut lebih sehat dan baik untuk tubuh. Apalagi bagi mereka yang mengidap kondisi tertentu seperti penyakit Celiac.
Sebab, pengidap Celiac dan orang-orang yang memiliki tingkat sensitif tinggi gluten berisiko mengalami kerusakan pencernaan ketika memakannya.
Gluten adalah protein struktural yang secara alami terkandung dalam biji-bijian sereal tertentu.
Meskipun “gluten” seringkali hanya mengacu pada protein gandum, dalam literatur medis mengacu pada kombinasi protein prolamin dan glutelin yang terjadi secara alami dalam semua biji-bijian yang telah terbukti mampu memicu penyakit celiac.
Ini termasuk semua spesies gandum (seperti gandum biasa, durum, khorasan, emmer dan einkorn), barley, rye dan beberapa kultivar oat, serta hibrida silang dari biji-bijian ini (seperti triticale).
Senyawa ini membentuk 75–85 persen dari total protein dalam roti gandum.
Bagi sebagian orang yang memiliki kondisi tertentu, mengonsumsi senyawa protein tersebut adalah pantangan yang perlu mereka hindari.
Meski begitu, senyawa protein ini tidak sepenuhnya buruk untuk kesehatan.
Sebab, ada beberapa fungsi senyawa ini yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Berikut adalah sejumlah makanan yang kaya akan senyawa protein ini:
Bagi orang-orang tanpa kondisi medis yang memerlukan diet bebas gluten, gluten dapat memberikan manfaat kesehatan tambahan.
Sebab, makanan denga kandungan tersebut dapat menjadi sumber protein, serat larut, dan nutrisi yang baik bagi tubuh.
Selain itu, gluten terdapat dalam biji-bijian utuh lebih menyehatkan dan umumnya tidak memberikan efek samping.
Nasi dan ikan adalah dua makanan yang menjadi favorit sebagian besar orang.
Sayangnya, dua makanan ini kerap terkontaminasi logam berat beracun seperti arsenik, merkuri, kadmium, dan timbal.
Orang yang mengonsumsi makanan mengandung senyawa protein ini dapat terhindar dari efek buruk logam berat beracun tersebut.
Sebab, senyawa protein ini bekerja dengan cara menetralisir racun berbahaya dari logam berat yang masuk ke dalam tubuh.
Manfaat gluten selanjutnya bagi tubuh adalah menyehatkan pencernaan. Sebab, senyawa protein ini dapat bertindak sebagai prebiotik.
Salah satu contoh prebiotik yang terkandung dalam senyawa protein ini adalah Arabinoxylan oligosaccharide yang berasal dari dedak gandum.
Jenis probiotik ini telah terbukti merangsang aktivitas bifidobacterium dalam usus besar.
Menurut penelitian dari American Heart Association dalam jurnal berjudul low gluten diets linked to higher risk of type 2 diabetes, orang yang mengonsumsi lebih banyak senyawa protein tersebut memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit gula tipe 2.
Namun, efektivitas senyawa protein ini dalam mengurangi risiko penyakit gula akan tergantung pada produk makanannya.
Para ahli juga meyakini kalau gluten dapat mencegah penyakit jantung.
Sebab, gandum sebagai biji-bijian utuh mengandung serat dan gluten yang dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol baik dalam darah.
Hal ini berkaitan dengan penurunan risiko penyakit jantung, stroke, dan obesitas.
Selain itu, mengonsumsi buah tertentu juga dapat mencegah penyakit jantung.
Senyawa protein ini dapat menjadi buruk bagi beberapa orang karena kondisi medis tertentu yang mempengaruhi respons tubuh terhadap protein ini.
Berikut adalah dua kondisi utama yang terkait dengan dampak negatif senyawa protein ini:
Penyakit celiac adalah gangguan autoimun ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi secara negatif terhadap gluten.
Saat pengidap gangguan autoimun ini mengonsumsi senyawa protein tersebut, sistem kekebalan tubuh menyerang lapisan usus halus.
Kondisi ini dapat menyebabkan peradangan sehingga penyerapan nutrisi yang penting akan terhambat.
Beberapa orang mungkin mengalami gejala gastrointestinal setelah mengonsumsi senyawa protein ini, meskipun mereka tidak memiliki penyakit celiac.
Kondisi ini adalah intoleransi gluten non-celiac atau sensitivitas gluten.
Gejala yang mungkin muncul termasuk perut kembung, diare, konstipasi, nyeri perut, atau gangguan pencernaan lainnya.
Sekitar 1 persen populasi memiliki alergi terhadap gandum.
Kondisi ini membuat pengidapnya dapat mengalami berbagai masalah pencernaan setelah mengonsumsi senyawa protein ini.
Untuk mengatasinya, dokter dapat meresepkan obat antialergi untuk meredakan gejala yang muncul.
Itulah penjelasan mengenai gluten dan fungsinya bagi tubuh.
Penting untuk dicatat bahwa sebagian besar orang dapat mentolerir gluten tanpa masalah kesehatan.
sumber: Halodoc . . com
Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna