“Gatal di kemaluan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi, iritasi, alergi, atau masalah kulit lainnya. Selain gatal, gejala lainnya berupa kemerahan, bengkak, atau keluarnya cairan dari kelamin.”
Gatal di kemaluan umumnya terjadi akibat iritasi yang menimbulkan rasa tidak nyaman pada kulit alat kelamin. Masalah ini juga dapat terjadi karena penggunaan produk tertentu yang tidak cocok pada kulit.
Gatal di area kemaluan bukan merupakan masalah kesehatan serius, karena dapat membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, waspadai jika terjadi berulang dan disertai keluarnya cairan dari kelamin.
Lantas, apa saja penyebab gatal di kemaluan yang perlu diwaspadai?
Gatal di area kelamin merupakan kondisi yang umum terjadi dan dapat sembuh seiring dengan waktu. Terdapat beberapa penyebab yang mendasari dan memerlukan perawatan yang tepat, seperti:
Bahan kimia tertentu yang ditemukan pada produk sehari-hari bisa berpotensi menyebabkan iritasi jika bersentuhan dengan vagina atau vulva. Gangguan ini memicu reaksi alergi yang disebut dengan dermatitis kontak.
Jika penyebabnya adalah iritasi, vulva dan vagina mungkin terasa gatal, merah, dan perih. Beberapa produk yang bisa kamu hindari untuk mencegah terjadinya iritasi, antara lain:
Jika mengalami gatal di kemaluan yang tak kunjung membaik, ini beberapa pilihan pengobatan yang bisa kamu gunakan: Ini 5 Pilihan Obat yang Ampuh untuk Meredakan Gatal di Kemaluan.
Beberapa penyakit kulit, seperti eksim dan psoriasis juga bisa menyebabkan kemerahan serta gatal di area genital.
Eksim atau dermatitis atopik adalah ruam yang terjadi pada pengidap asma atau alergi. Ruamnya berwarna kemerahan dan gatal dengan tekstur bersisik yang menyebar ke vulva pada beberapa pengidap eksim.
Sementara psoriasis adalah penyakit yang menyebabkan bercak merah bersisik, gatal, dan terbentuk di sepanjang kulit kepala serta persendian. Terkadang gejala-gejala tersebut juga bisa muncul pada vulva.
Ragi adalah jamur yang biasanya secara alami terdapat di vagina. Namun, jamur ini bisa menyebabkan infeksi dan rasa gatal di kemaluan jika pertumbuhannya terjadi secara tidak terkendali.
Tak hanya rasa ragal, pertumbuhan jamur yang berlebihan juga bisa menimbulkan sensasi terbakar dan keluarnya cairan kental berwarna keputihan. Cairan tersebut bisa berbau tidak sedap atau amis.
Vaginosis bakterial adalah penyebab lain dari rasa gatal di area kemaluan. Seperti infeksi jamur vagina, BV dipicu oleh ketidakseimbangan antara bakteri baik dan jahat yang ada di dalam vagina.
Gejala yang muncul biasanya berupa rasa gatal pada vagina dan keluarnya cairan yang tidak normal serta berbau amis. Cairan tersebut biasanya bertekstur encer dan berwarna abu-abu kusam.
Ada beberapa IMS yang dapat menyebabkan gatal di kemaluan, antara lain klamidia, kutil kelamin, gonorea, dan trikomoniasis. IMS ini juga dapat menyebabkan gejala lain, termasuk keputihan, nyeri saat buang air kecil, dan luka pada alat kelamin.
Penurunan estrogen yang terjadi selama perimenopause dan menopause berpotensi meningkatkan risiko vagina gatal. Alasannya karena berkurangnya estrogen menyebabkan jaringan vulva dan vagina menjadi lebih tipis, kering, serta kurang elastis.
Kekeringan pada vagina akibat menopause juga dapat menyebabkan rasa gatal dan iritasi. Saat ini terjadi, pengidap mungkin juga merasakan sakit atau bahkan berdarah setelah berhubungan seks.
sumber: Halodoc . . com
Konsultasikan masalah kesehatan Anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna