Informasi Kesehatan

Mengatasi Kulit Gatal, Kering, dan Menghitam karena Dermatitis

20220510163254-1-ilustrasi-eksim-003-magang1.jpg

Nyeri Leher Bagian Belakang? Begini Cara Mengatasinya

Nyeri leher atau sakit leher pada bagian belakang…

Ketahui Jenis Pemeriksaan Dilakukan saat Medical Check Up

“Tes medical check up (MCU) penting untuk mengetahui…

Obat Kumur Tidak Hanya untuk Bau Mulut

Obat kumur telah lama menjadi teman andalan untuk…

Kulit gatal, kering, dan menghitam bisa menjadi gejala dari gangguan kesehatan, salah satunya adalah dermatitis. Meski umumnya tidak berbahaya, kondisi ini perlu ditangani karena dapat mengganggu penampilan dan menimbulkan rasa tidak nyaman.

Kulit yang mengalami dermatitis dapat menghitam (hiperpigmentasi) maupun menjadi lebih terang (hipopigmentasi). Namun, kondisi kulit gatal, kering, dan menghitam pada penderita dermatitis umumnya hanya bersifat sementara dan dapat disembuhkan.

Penyebab Kulit Gatal, Kering, dan Menghitam

Kulit gatal, kering, dan menghitam dapat disebabkan oleh berbagai jenis dermatitis, yaitu:

  • Dermatitis atopik (eksim)
  • Dermatitis kontak
  • Neurodermatitis
  • Dermatitis numularis
  • Dermatitis perioral
  • Dermatitis stasis

Proses terjadinya kulit gatal, kering, dan menghitam karena dermatitis adalah sebagai berikut:

Pigmentasi pascaperadangan

Dermatitis menyebabkan respons peradangan dalam tubuh. Hal ini memicu pelepasan sel protein yang disebut sitokin, yang kemudian merangsang aktivitas melanosit, sel-sel penghasil melanin, yang berperan dalam memberikan warna kulit.

Ketika produksi melanin meningkat, kulit yang mengalami dermatitis pun menjadi lebih gelap. Namun, tidak semua orang dengan dermatitis akan mengalami kulit gatal, kering dan menghitam.

Seseorang dengan kulit gelap memiliki lebih banyak melanin, sehingga mereka lebih rentan mengalami hiperpigmentasi. Kondisi ini dapat diperparah jika kulit yang mengalami dermatitis terpapar sinar matahari.

Likenifikasi

Ini adalah kondisi kulit gatal, kering, menghitam, dan menebal karena sering digaruk. Setiap kali Anda menggaruk kulit, akan ada lebih banyak melanin yang dilepaskan, sehingga kulit menjadi lebih gelap.

Kulit yang umumnya mengalami likenifikasi adalah area punggung kaki, kaki, belakang leher, kulit kepala, pergelangan tangan, lengan, dan alat kelamin.

Cara Mengatasi Kulit Gatal, Kering, dan Menghitam

Jika tidak segera diatasi, kulit yang mengalami hiperpigmentasi karena dermatitis akan bertambah gelap. Meskipun dapat hilang dengan sendirinya, dibutuhkan waktu hingga berbulan-bulan agar kulit bisa kembali seperti semula.

Untuk mempercepat penyembuhan, ada beberapa cara untuk mengatasi kulit gatal, kering, dan menghitam, yaitu:

1. Bahan pencerah kulit

Anda bisa mengatasi kulit gatal, kering, dan menghitam dengan menggunakan skincare dengan kandungan yang dapat mencerahkan kulit. Kandungan tersebut di antaranya licorice, arbutin, asam kojic, asam azaleat, niacinamide, dan vitamin C.

Akan tetapi, menggunakan produk dengan bahan pencerah kulit mungkin tidak memberikan hasil instan. Setidaknya, Anda harus menggunakannya secara rutin selama minimal 3 bulan.

Untuk kulit gatal, kering, dan menghitam yang tidak membaik dengan penanganan di di rumah, dokter akan meresepkan krim atau menyarankan penanganan medis lain.

2.  Hidrokuinon

Hidrokuinon, merupakan pencerah kulit yang bekerja dengan cara mengurangi melanosit. Oleskan hidrokuinon sebanyak 1–2 kali sehari selama 3–6 bulan, atau sesuai saran dokter.

Penggunaan hidrokuinon harus di bawah pengawasan dokter. Hal ini karena hidrokuinon dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan sensitivitas terhadap sinar matahari dan justru dapat membuat warna kulit menjadi belang.

3. Tretinoin

Tretinoin adalah obat golongan retinoid yang bekerja dengan cara mempercepat regenerasi sel kulit, sehingga sel kulit yang telah mati dapat tergantikan dengan sel kulit baru yang lebih sehat.

Menurut sebuah penelitian, tretinoin telah terbukti membantu mencerahkan kulit pada penderita eksim dalam waktu 12 minggu, terutama pada orang berkulit sedang hingga gelap.

Studi juga menunjukkan hidrokuinon dan tretinoin dapat bekerja lebih efektif bila digunakan secara bersama. Namun, hidrokuinon dan tretinoin terkadang dapat menyebabkan iritasi atau bahkan memperburuk hiperpigmentasi.

Untuk mengurangi potensi iritasi, dokter kulit akan meresepkan kortikosteroid oles bersamaan dengan penggunaan hidrokuinon dan tretinoin.

4. Laser

Ada dua jenis laser untuk mengatasi hiperpigmentasi, yaitu ablasi dan non-ablasi. Laser ablasi memancarkan sinar dengan intensitas lebih tinggi dibandingkan non-ablasi.

Laser ablasi bekerja dengan mengangkat lapisan kulit, sehingga lapisan sel kulit mati berganti dengan sel kulit baru yang lebih sehat. Sementara itu laser non-ablasi bertujuan untuk meningkatkan produksi kolagen dan mengencangkan kulit, sehingga dapat memperbaiki tekstur kulit yang gatal dan kering.

5. Mikrodemabrasi

Mikrodermabrasi adalah prosedur perawatan dengan menggunakan teknik pengelupasan lapisan atas kulit. Jenis perawatan ini dilakukan dengan menggunakan alat berbentuk seperti tongkat yang mengandung kristal-kristal mikro.

Ketika alat ini digosokkan ke kulit wajah, sel-sel kulit mati akan terkelupas dan tersedot oleh alat tersebut.

Jika mengalami kulit gatal, kering, dan menghitam karena dermatitis, hindari menggaruk agar kondisi kulit tidak bertambah parah. Selain itu jangan lupa untuk mengoleskan pelembap untuk kulit kering dan tabir surya agar kulit lebih sehat dan tidak bertambah gelap.

Apabila kulit gatal, kering, dan menghitam tidak mengalami perbaikan, konsultasikan dengan dokter. Respons setiap orang terhadap pengobatan dermatitis mungkin berbeda, sehingga dokter mungkin akan merekomendasikan metode lain sesuai kondisi kulit Anda.

Sumber: alodokter. com 

Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.