“Ketahui cara menghitung telat haid dan dikatakan hamil. Dengan begitu, kamu bisa menjaga kesehatan janin secara optimal.”
Telat datang bulan menjadi salah satu tanda atau gejala awal kehamilan. Namun, banyak wanita yang masih merasa bingung mengenai cara menghitung telat haid dan dikatakan hamil.
Tentunya mengetahui kondisi kehamilan lebih dini membuat ibu bisa melakukan berbagai upaya untuk menjaga kesehatan ibu dan janin. Untuk itu, simak ulasan mengenai cara penghitungan keterlambatan menstruasi sehingga dinyatakan hamil.
Ada banyak penyebab wanita mengalami telat datang bulan, mulai dari kondisi kesehatan, tingkat stres, hingga menjalani kehamilan. Awal kehamilan biasanya terjadi saat hari pertama haid terakhir kamu.
Setiap bulannya tubuh akan mengalami siklus reproduksi yang berakhir dengan dua cara, yaitu kehamilan atau menstruasi. Biasanya, dua minggu sebelum siklus reproduksi berakhir, tubuh akan mengalami masa ovulasi.
Saat ovulasi tubuh memproduksi hormon progesteron untuk mempersiapkan endometrium. Bagian ini berfungsi sebagai lokasi menempelnya sel telur yang telah dibuahi untuk berkembang dalam rahim. Jika kamu tidak hamil, lapisan ini akan luruh yang dikenal sebagai menstruasi.
Ketika sel telur yang telah dibuahi menempel pada endometrium, proses ini dikenal sebagai implantasi. Selain telat datang bulan, kondisi ini juga ditandai dengan munculnya bercak darah selama satu hingga dua hari.
Saat sel telur menempel, endometrium akan mengalami penebalan dan serviks ditutup oleh sumbatan lendir. Dalam waktu tiga minggu setelah proses ini, sel telur berubah menjadi embrio. Pada tahap ini sel saraf sudah muncul pada janin yang menandakan janin siap berkembang hingga siap dilahirkan.
Sejak sel telur mengalami pembuahan, maka hormon human chorionic gonadotropin (hCG) sudah ada dalam darah. Hormon ini diproduksi oleh sel-sel yang membentuk plasenta.
Nah, hormon inilah yang dapat terdeteksi pada tes kehamilan yang kamu lakukan. Biasanya dibutuhkan waktu selama 3-4 hari agar hormon ini meningkat sehingga mudah untuk dideteksi.
Kamu bisa menggunakan alat tes kehamilan yang dijual pada apotek atau fasilitas kesehatan terdekat untuk mengetahui kehamilan yang tengah kamu jalani. Jika hasil pemeriksaan mandiri di rumah menunjukkan hasil positif, segera kunjungi rumah sakit dengan buat janji medis pada dokter kandungan untuk memastikan kondisi kesehatan ibu dan janin.
Tanda awal kehamilan pada setiap wanita akan berbeda-beda. Namun, tidak ada salahnya untuk mengetahui gejala yang umumnya dialami pada ibu di awal kehamilannya, seperti:
Peningkatan frekuensi buang air kecil menjadi tanda awal dari kehamilan. Hal ini terjadi karena ibu hamil memproduksi darah lebih banyak dari biasanya.
Selama hamil, suplai darah meningkat sehingga ginjal lebih banyak menyaring limbah. Kemudian, limbah akan dikeluarkan dari tubuh sebagai urine.
Banyak wanita yang mengalami kelelahan cukup ekstrem pada saat awal kehamilan. Hal ini bisa terjadi akibat meningkatnya hormon progesteron dalam tubuh. Gejala ini umumnya akan membaik saat memasuki usia kehamilan trimester kedua.
Payudara dapat mengalami perubahan menjadi lebih besar dan kenyal saat sedang menjalani kehamilan. Terkadang, payudara juga akan terasa nyeri serupa ketika kamu mengalami menstruasi.
Selain itu, bagian areola juga akan terlihat melebar dan menjadi lebih gelap. Pastikan kamu menggunakan ukuran payudara yang sesuai agar payudara terasa lebih nyaman.
Sebaiknya perhatikan tanda-tanda kehamilan yang kamu alami. Jangan lupa untuk selalu mengonsumsi makanan bernutrisi dan sehat agar kehamilan yang kamu jalankan bisa berjalan dengan baik.
Sumber: halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.