Gerakan tutup mulut pada balita sering kali bikin pusing ya, Bun? Saat berada di fase ini, balita bisa saja tidak mau makan sama sekali seharian, meski sudah disajikan makanan kesukaannya. Lalu, bagaimana cara untuk mengatasinya?
Memasuki usia 6 bulan, makanan pendamping ASI atau MPASI sudah bisa diberikan kepada anak. MPASI harus mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh anak guna mendukung tumbuh kembangnya.
Namun, selama proses pemberian MPASI, tidak semua anak mau makan dengan lancar. Malahan, sebagian balita bisa mengalami gerakan tutup mulut (GTM). Ini merupakan perilaku anak yang menghindari atau menolak untuk makan.
Penolakan makanan bisa terlihat dari balita yang menggelengkan kepala ketika disuapi makanan, menyemburkan atau melepehkan makanan, dan menutup rapat mulutnya.
Gerakan tutup mulut yang dilakukan oleh balita bisa disebabkan oleh banyak hal, di antaranya:
Saat Si Kecil GTM, ia bisa saja kekurangan nutrisi yang diperlukan oleh tubuhnya, Bun. Hal ini tentu dapat menghambat proses tumbuh kembangnya dan membuat ia kurang berenergi. Oleh karena itu, GTM tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.
Bila Si Kecil mulai menunjukkan tanda GTM, ada beberapa tips yang bisa Bunda lakukan, yaitu:
Ketika memberikan MPASI kepada Si Kecil, ada beberapa aturan makan yang perlu diterapkan secara konsisten, termasuk waktu pemberian makanan utama dan camilan. Hal ini bertujuan agar perut Si Kecil benar-benar dalam kondisi kosong dan merasa lapar ketika hendak diberikan makanan utama.
Selama makan, batasi waktu makan tidak lebih dari 30 menit. Habis atau tidak makanannya, kegiatan ini perlu dihentikan, ya. Patuhi jadwal makan setiap hari dan jangan menawarkan Si Kecil makanan apa pun di luar jadwal makan, kecuali minum. Dengan cara ini, GTM yang dilakukan Si Kecil bisa berangsur-angsur membaik.
Ciptakanlah lingkungan makan yang nyaman dan jauhkan hal-hal yang bisa mendistraksi Si Kecil, misalnya makan sambil menonton TV atau bermain mainannya.
Agar Si Kecil lebih bersemangat ketika jadwal makan, Bunda dan Ayah juga bisa ikut makan bersamanya. Dengan begitu, waktu makan Si Kecil akan lebih bermakna dan menjadi momen yang selalu ditunggu-tunggu olehnya.
Bila GTM yang dialami oleh Si Kecil terjadi karena ia bosan dengan menu makanan yang diberikan, Bunda perlu lebih kreatif lagi dalam mengolah makanan. Kalau sebelumnya Bunda sering menyajikan menu daging yang diolah menjadi semur atau sop, kini Bunda bisa membuatnya menjadi bakso atau bola-bola daging.
Selain itu, sajikan menu makanan Si Kecil dengan membuatnya menjadi bento yang beraneka bentuk. Cara ini bisa membuat Si Kecil penasaran dan ingin segera menyantap masakan Bunda.
Menyuapi anak setiap kali ia makan memang bisa membuatnya makan lebih banyak dan selesai dalam waktu yang cepat. Akan tetapi, cara ini bisa menjadi kurang menantang untuk anak. Akhirnya, anak menjadi bosan dan GTM, deh.
Supaya hal ini tidak terjadi pada Si Kecil, Bunda perlu dorong ia untuk makan sendiri. Cara ini mungkin membuat meja makannya berantakan dan makanan habis dalam waktu agak lama. Namun, hal ini cukup penting untuk mengatasi GTM, Bun.
Agar Si Kecil lebih mudah makan sendiri, gunakan peralatan makan yang aman dan sesuai usianya.
Bila cara-cara di atas telah Bunda terapkan, tetapi Si Kecil belum mau lahap makan kembali, tunggulah dan bersabar saja. Apalagi, kalau GTM yang Si Kecil alami karena ia sedang tidak sehat.
Selama menunggu mood untuk makannya kembali, Bunda tetap menyuguhkan makanan bergizi sesuai jadwalnya, ya. Hindari memaksa Si Kecil agar mau makan karena bisa membuatnya trauma untuk makan dan stres.
Gerakan tutup mulut memang bisa membuat Bunda khawatir akan kesehatan dan tumbuh kembang Si Kecil. Namun, ingat ya, momen ini akan segera berlalu, kok.
Hadapi saja momen ini dengan penuh kesabaran dan jangan mudah putus asa. Bila Bunda merasa butuh pertolongan, jangan ragu melibatkan Ayah atau anggota keluarga lainnya untuk membantu Bunda menghadapi Si Kecil yang sedang GTM.
Bila Bunda masih memiliki pertanyaan seputar gerakan tutup mulut atau sudah merasa sangat tertekan menghadapi anak yang melakukan GTM, berkonsultasilah ke dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.
Sumber: alodokter. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.