Pertimbangan Dokter dalam Memberikan Obat Suppositoria
Dokter dapat memberikan obat suppositoria kepada pasien dengan mempertimbangkan beberapa kondisi berikut ini:
- Pasien tidak dapat mengonsumsi obat secara oral, misalnya anak kecil atau lansia yang tidak dapat menelan obat
- Pasien mengalami kondisi yang membuatnya tidak memungkinkan minum obat, misalnya karena muntah terus-menerus
- Pasien tidak sadarkan diri
- Pemberian obat suppositoria dinilai dapat mengurangi kemungkinan efek samping yang mungkin muncul, contohnya paracetamol yang dimasukkan melalui anus dapat mengurangi efek samping pada lambung dan usus halus
- Rasa obat sangat pahit
- Diperlukan pengobatan yang menargetkan area di mana obat dimasukkan, contohnya obat pencahar untuk mengatasi konstipasi
- Obat terlalu cepat terurai di saluran pencernaan jika diminum dalam bentuk pil atau sirup, sehingga kinerja obat menjadi tidak optimal
Jenis Obat Suppositoria
Berdasarkan jalan masuknya, obat suppositoria dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:
Suppositoria rektal
Obat suppositoria rektal dimasukkan melalui anus. Obat ini memiliki ukuran sekitar 2,5 cm dengan ujung bulat atau berbentuk seperti peluru agar mudah dimasukkan.
Obat suppositoria rektal biasanya diresepkan untuk pasien dalam kondisi berikut ini:
- Kejang
- Demam
- Konstipasi
- Ambeien atau wasir
- Alergi
- Mual
- Kecemasan
- Gangguan mental seperti skizofrenia atau gangguan bipolar
Suppositoria vagina
Obat suppositoria yang dimasukkan ke dalam vagina ini, atau dikenal juga dengan ovula, akan diserap secara perlahan melalui dinding vagina. Obat ini umumnya berbentuk oval dan digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri dan jamur.
Wanita menopause yang mengalami vagina kering, nyeri, dan kemerahan biasanya mendapatkan terapi hormon estrogen dalam bentuk obat suppositoria untuk mengatasi keluhan tersebut.
Selain itu, suppositoria vagina juga digunakan sebagai alat kontrasepsi berupa spermisida. Spermisida adalah kontrasepsi yang bekerja dengan cara membunuh sperma sebelum memasuki rahim.
Spermisida dapat digunakan sendiri maupun sebagai kombinasi dengan alat kontrasepsi lain, seperti seperti kondom atau diafragma, untuk mencegah kehamilan.
Suppositoria uretra
Ini adalah jenis obat suppositoria yang jarang digunakan. Umumnya obat suppositoria uretra diberikan kepada pria yang mengalami disfungsi ereksi. Ukuran obat ini hanya sebesar sebutir beras, sehingga mudah untuk dimasukkan ke dalam penis.
Setelah masuk ke dalam tubuh, obat suppositoria akan mulai bekerja dalam waktu 15–60 menit, tergantung pada jenis obatnya.
Cara Pakai Obat Suppositoria
Agar obat suppositoria dapat bekerja dengan optimal, Anda perlu menggunakannya dengan benar dan tepat. Selalu simpan obat di tempat sejuk, bahkan di lemari pendingin, untuk mencegah obat meleleh sebelum digunakan.
Saat menggunakan obat suppositoria, pastikan kuku Anda rapi dan pendek agar tidak menggores atau melukai tubuh. Sebelum memasukkannya ke dalam tubuh, cucilah tangan Anda menggunakan sabun dan air mengalir.
Setelah itu, Anda dapat menggunakan obat suppositoria sesuai jenisnya, yaitu:
Rektal
Upayakan untuk buang air besar terlebih dahulu sebelum memasukkan obat suppositoria ke anus. Selanjutnya, ikut panduan berikut ini:
- Buka bungkus obat lalu celupkan ke dalam air atau gosokkan pelumas berbahan dasar air pada ujungnya. Ini akan memudahkan obat masuk ke anus.
- Berdiri dengan satu kaki di atas kursi, atau berbaring miring dengan satu kaki lurus dan kaki lainnya ditekuk ke arah perut.
- Regangkan anus kemudian masukkan obat dengan lembut dan dorong secara perlahan. Pada orang dewasa, dorong obat ke dalam sejauh kira-kira 7 cm. Pada anak-anak, dorong obat sejauh 2 cm, sedangkan pada bayi atau balita, dorong obat sejauh 1 cm.
- Rapatkan kaki dan duduk atau berbaring selama sekitar 15 menit untuk memastikan agar obat benar-benar larut dan tidak keluar.
- Cuci tangan lagi dengan sabun dan air mengalir setelah selesai.
Vagina
Cara memakai obat suppositoria vagina tidak jauh berbeda dengan untuk rektal, yaitu:
- Buka bungkus obat suppositoria dan masukkan ke dalam aplikator. Aplikator merupakan alat untuk membantu memasukkan obat ke dalam vagina.
- Berbaring telentang dengan lutut ditekuk ke arah dada, atau berdiri dengan dengan satu kaki di atas kursi.
- Dorong aplikator dengan lembut ke dalam vagina sejauh mungkin tanpa menimbulkan rasa tidak nyaman.
- Tekan pendorong di ujung aplikator untuk mendorong obat masuk, lalu lepaskan aplikator.
- Berbaringlah selama beberapa menit untuk memastikan obat tidak keluar dan telah diserap oleh tubuh.
- Cuci tangan lagi dengan sabun dan air mengalir setelah selesai.
Anda disarankan memakai pembalut setelah memasukkan obat suppositoria vagina karena sisa obat mungkin akan menempel di celana dalam.
Uretra
Sebelum menggunakan obat suppositoria uretra, Anda disarankan untuk buang air kecil terlebih dahulu. Lalu, ikutilah langkah-langkah berikut ini:
- Lepaskan penutup aplikator.
- Tarik penis untuk membuka uretra dan masukkan aplikator ke dalam lubang penis.
- Tekan tombol di bagian atas aplikator secara perlahan hingga obat habis, lalu tahan selama 5 detik.
- Tarik aplikator dan pastikan obat telah masuk seluruhnya.
- Pijat penis selama setidaknya 10 detik untuk membantu obat terserap dengan optimal.
Obat suppositoria umumnya aman digunakan asalkan sesuai petunjuk. Namun, penggunaan obat dengan rute ini tetap memiliki efek samping jika pemakaiannya tidak tepat. Beberapa efek samping tersebut adalah obat keluar lagi, obat tidak terserap maksimal, atau terjadi iritasi di area obat dimasukkan.
Oleh karena itu, pastikan Anda mendapatkan informasi yang jelas mengenai cara pemakaian obat suppositoria jika dokter meresepkan obat dengan rute ini. Jika timbul efek samping atau Anda merasa kesulitan dalam menggunakan obat ini, konsultasikan ulang dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.
Sumber: alodokter. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.