Sebagaimana orang dewasa yang harap-harap cemas saat akan pindah kerja ke tempat yang baru, anak-anak juga bisa merasakan kecemasan serupa saat pindah sekolah. Oleh sebab itu, penting bagi Bunda untuk mendampingi Si Kecil saat ia berdaptasi dengan lingkungan sekolahnya yang baru.
Berbeda dengan anak yang akan menempuh jenjang pendidikan baru, anak yang baru pindah sekolah di tengah tahun ajaran kemungkinan akan merasa lebih cemas. Ia mungkin khawatir apakah teman-teman sekelas dan gurunya akan menyenangkan? Apakah ia bisa diterima sebagai “pendatang”? Apakah ia masih bisa bermain seperti sebelumnya? Banyak pertanyaan yang mungkin timbul dalam pikirannya.
Oleh sebab itu, sangat penting bagi Bunda untuk berada di sisi Si Kecil pada masa-masa transisi ini. Soalnya, pengalaman pindah sekolah ini bisa jadi menentukan bagaimana ia menghadapi masa-masa transisinya yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang.
Sebelum kekhawatiran anak lebih menguasai dibanding kegembiraan atau rasa penasarannya, ada baiknya Bunda membantunya untuk menghadapi lingkungan barunya sebelum ia pindah sekolah.
Selain itu, ada beberapa hal yang juga perlu Bunda persiapkan sebelum Si Kecil pindah sekolah, yaitu:
Jika memungkinkan, lebih baik anak pindah sekolah di awal jenjang pendidikan baru, misalnya kelas 1 SD atau kelas 1 SMP. Pindah di awal tahun ajaran baru juga lebih baik daripada saat proses belajar sudah berlangsung.
Pada masa ini, semua anak adalah murid baru, sehingga Si Kecil bukan satu-satunya anak baru. Dengan begitu, ia tidak akan merasa asing dari teman-temannya.
Namun, jika Si Kecil memang harus pindah di tengah jenjang pendidikannya atau saat anak-anak lain sudah lebih dulu masuk sekolah, Bunda bisa mengajaknya saat akan survei sekolah baru. Biarkan Si Kecil ikut memilih sekolah baru yang ingin ia masuki.
Setelah mendapat sekolah, Bunda bisa memperkenalkan Si Kecil kepada guru-gurunya, terutama wali kelasnya nanti. Hal ini dilakukan agar Si Kecil bisa kenal dan merasa lebih akrab dengan wajah-wajah baru yang akan ia temui nanti. Agar dapat belajar dengan baik, anak perlu merasa terhubung dan dekat dengan guru-gurunya.
Selain itu, sebelum Si Kecil masuk sekolah, Bunda juga bisa membicarakan hal-hal yang perlu diketahui oleh guru tentang Si Kecil, seperti karakternya, hal-hal yang ia minati, atau apa saja kelemahannya. Kerja sama orang tua dengan guru penting agar pola pendampingan anak dapat sejalan.
Diskusi dengan anak terkait rencana kepindahan sekolahnya juga penting. Pada momen ini, Bunda bisa memberi Si Kecil buku anak yang menceritakan tentang pindah sekolah. Dengan membaca buku tersebut, Si Kecil bisa memiliki gambaran terkait pindah sekolah.
Bunda juga bisa membuka pembicaraan mengenai apa yang ingin Si Kecil lakukan saat pindah sekolah atau apa saja hal-hal yang ia khawatirkan. Bila perlu, ajarkan ia tips untuk menghadapi ketakutannya. Misalnya, ajarkan Si Kecil cara berkenalan dan membuka pembicaraan jika ia takut tidak punya teman.
Setelah anak pindah sekolah, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mendampinginya, antara lain:
Setelah masuk sekolah, Bunda bisa mengajak Si Kecil untuk aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang ia sukai atau acara lainnya, seperti undangan ulang tahun teman sekelas. Dengan begitu, ia akan lebih mudah mendapat teman baru dan mampu menyesuaikan diri dengan suasana baru.
Meski sudah tidak bersekolah di sekolah yang lama, Bunda sebaiknya tetap memberikan akses kepada Si Kecil untuk berhubungan dengan teman-teman di sekolahnya yang lama. Dengan demikian, ia tidak akan merasa sendiri dan terputus dari dunia lamanya. Hal ini juga bisa mengurangi stres pada anak di masa adaptasinya.
Hal yang tak kalah penting untuk Bunda lakukan adalah melatih anak untuk memecahkan masalahnya sendiri saat ia sedang beradaptasi. Misalnya, jika ia belum tahu agenda atau peraturan tertentu di sekolahnya, minta ia untuk bertanya sendiri ke gurunya. Jangan malah menanyakan hal ini untuknya.
Meski begitu, tentu saja hal ini perlu disesuaikan dengan usia dan kondisi Si Kecil.
Bunda perlu membuat anak nyaman untuk mengungkapkan perasaannya dari hari ke hari, baik itu perasaan senang atau pun sedih. Setelah itu, baru bicarakan hal-hal apa yang perlu dilakukan untuk menangani perasaan tersebut.
Jika Si Kecil kurang terbuka, Bunda bisa memulai dengan mengajukan pertanyaan. Misalnya, kegiatan ekstrakurikuler apa yang menurutmu menarik? atau siapa teman yang sering main sama kamu?
Bila Si Kecil bercerita ia sudah memiliki sahabat baru, Bunda bisa mengajak teman barunya untuk bermain ke rumah atau bermain bersama di hari libur, tentu dengan menghubungi orang tuanya lebih dulu ya, Bun. Dengan begitu, anak bisa lebih dekat dengan teman-teman barunya.
Dengan pendampingan yang tepat dari orang tua, diharapkan anak bisa percaya diri menjalani masa adaptasinya dengan lingkungan sekolahnya yang baru. Pengalaman ini kemudian diharapkan bisa menjadi bekal anak memasuki tahap yang akan datang.
Namun, jika Si Kecil terlihat memiliki kesulitan beradaptasi di sekolah barunya, bahkan hingga mengalami kecemasan, penurunan prestasi, atau bahkan depresi, jangan ragu untuk mengonsultasikan hal tersebut ke psikolog ya, Bun.
Sumber: alodokter.com