Fisioterapi dada adalah tindakan rehabilitasi untuk menangani gangguan pada saluran pernapasan. Fisioterapi dada terdiri dari beberapa metode dan dilakukan untuk mengatasi kelebihan lendir di saluran napas serta mempermudah pengeluarannya, sehingga pernapasan menjadi lega.
Fisioterapi dada bisa dilakukan dengan atau tanpa alat. Fisioterapi dada dilakukan pada penderita asma, penyakit paru obstruksi kronik (PPOK), pneumonia, bronkiektasis, fibrosis kistik, dan COVID-19. Prosedur ini juga bisa dilakukan pada seseorang yang pernah cedera atau setelah menjalani operasi di dada maupun perut.
Selain pemberian obat-obatan, fisioterapi dada biasanya direkomendasikan oleh dokter guna mempercepat pemulihan. Prosedur ini terdiri beberapa metode atau bentuk perawatan. Metode-metode yang sering digunakan adalah:
Fisioterapi dada ini dilakukan dengan cara mengubah posisi tubuh dan memanfaatkan gravitasi untuk mengeluarkan lendir dari paru-paru.
Berikut cara melakukan fisioterapi dada postural drainage:
Metode fisioterapi dada ini mudah dilakukan, sehingga Anda bisa melakukannya sendiri di rumah. Lakukan postural drainage di pagi hari untuk menghilangkan lendir yang menumpuk di malam hari.
Fisioterapi dada ini dilakukan dengan cara menepuk-nepuk dada atau punggung untuk membantu melonggarkan lendir yang kental di paru-paru, sehingga dapat keluar dengan mudah melalui batuk.
Chest percussion juga dapat dilakukan dengan bantuan alat elektronik atau instrumen lain yang menghasilkan getaran di dada. Teknik ini juga biasanya digunakan bersamaan dengan postural drainage.
Waktu terbaik untuk melakukan chest percussion adalah di pagi hari, yaitu saat lendir mungkin menumpuk di saluran napas.
Jika kesulitan tidur karena batuk yang mengganggu, lakukan cara ini sebelum tidur agar Anda bisa tidur nyenyak. Namun, hindari melakukan chest percussion sesaat setelah selesai makan karena dapat membuat makanan naik ke kerongkongan.
ACBT adalah serangkaian pola bernapas untuk membantu mengeluarkan dahak dari saluran napas. Fisioterapi dada ini dapat dilakukan saat duduk atau berbaring.
Berikut ini adalah pola bernapas dalam ACBT:
Pola bernapas di atas dapat dilakukan secara bergantian sampai saluran napas terasa lebih lega.
Fisioterapi dada ini dilakukan dengan bernapas ke sebuah alat khusus seukuran genggaman tangan. Tekanan udara yang dihasilkan alat tersebut memaksa Anda untuk mengembuskan napas lebih kuat.
Alat ini membantu menahan saluran napas tetap terbuka dan memungkinkan udara masuk ke tenggorokan untuk melonggarkan lendir. Udara yang masuk kemudian akan menggerakkan lendir ke belakang tenggorokan, sehingga dapat dikeluarkan dengan mudah.
Berikut ini adalah langkah-langkah fisioterapi dada menggunakan PEP:
Spirometer insentif adalah perangkat medis terbuat dari plastik yang digunakan untuk membersihkan dan menguatkan paru-paru. Alat ini biasanya digunakan setelah operasi paru-paru.
Berikut ini adalah panduan fisioterapi dada menggunakan spirometer insentif:
Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum menjalani fisioterapi dada. Nantinya, dokter akan merencanakan jenis dan frekuensi fisioterapi dada yang sesuai dengan kebutuhan. Pelaksanaan fisioterapi juga dapat dibantu oleh fisioterapis untuk memaksimalkan hasilnya.
Sumber: alodokter.com