Kamu kenal seseorang yang supel, karismatik, dan punya lingkaran pertemanan yang luas? Atau mungkin kamu sendiri yang memiliki sifat-sifat tersebut? Nah, sosok seperti itu dikenal juga dengan sebutan social butterfly. Untuk tahu lebih lanjut tentang social butterfly, simak artikel ini, yuk!
Istilah social butterfly sedang banyak diperbincangkan belakangan ini. Namun, ketika pertama kali mendengarnya, kamu mungkin bertanya-tanya mengapa analoginya menggunakan kupu-kupu? Jadi, orang yang disebut sebagai social butterfly dinilai mampu ‘hinggap’ di tempat mana pun yang ia suka, layaknya seekor kupu-kupu.
Supaya lebih jelas, yuk ketahui beberapa karakteristik yang biasanya dimiliki oleh seorang social butterfly:
Social butterfly adalah extrovert sejati. Ini artinya, ia mendapatkan dan memulihkan energinya dari interaksi sosial. Maka dari itu, seorang social butterfly sangat suka menghabiskan waktunya bersama orang lain.
Seorang social butterfly biasanya sangat suka datang ke banyak acara, tidak pernah menghindari situasi baru, serta tidak takut untuk menjalin pertemanan dengan orang yang baru dikenalnya, termasuk melalui media sosial.
Social butterfly biasanya juga merupakan seorang pembicara yang terampil. Terkait hal-hal yang berhubungan dengan komunikasi, seperti mengobrol dengan orang asing, menjadi pembicara di acara profesional, atau sekadar berdiskusi ringan dengan lingkaran sosialnya, bukanlah hal yang sulit bagi seorang social butterfly.
Karena selalu nyaman dan percaya diri dalam situasi sosial, orang lain cenderung menganggap seorang social butterfly sebagai sosok yang supel, hangat, menyenangkan, dan karismatik. Nah, hal-hal inilah yang membuat seorang social butterfly gampang dikenal dan disukai oleh banyak orang dari segala usia.
Lagi-lagi karena kecintaannya terhadap interaksi sosial, seorang social butterfly selalu ingin memperluas koneksi sosialnya. Aura positif yang dipancarkannya pun akan membuat seorang social butterfly lebih mudah diterima oleh suatu kelompok, sehingga memungkinkannya untuk memiliki banyak lingkaran pertemanan.
Karena padatnya jadwal dan kegiatan hariannya, seorang social butterfly juga bisa menjadi pribadi yang kurang tepat waktu. Tidak jarang juga jika jadwal hariannya sangat padat, seorang social butterfly bisa membatalkan janji temu secara tiba-tiba. Biasanya ini karena ia merasa kelelahan.
Memiliki lingkaran pertemanan yang banyak memang baik, tapi hal ini juga sering kali menjadi penyebab seorang social butterfly kesulitan untuk membangun hubungan yang intim dengan orang lain. Sebaliknya, dalam kebanyakan lingkaran sosialnya, social butterfly biasanya hanya menjalin hubungan yang dangkal.
Meski tidak ada yang salah menjadi seorang social butterfly, ada beberapa perubahan yang bisa dilakukan oleh seorang social butterfly untuk memaksimalkan potensi diri, yaitu:
Dengan kontrol diri yang baik, menjadi social butterfly sebenarnya bisa membawa serangkaian efek positif bagi kehidupan. Namun, kalau sebagai social butterfly kamu justru merasakan efek negatif, seperti sering terjebak dalam permasalahan orang lain, sebaiknya berkonsultasilah dengan psikolog untuk mendapatkan saran yang tepat.
Sumber: alodokter.com