Walau sama-sama menimbulkan batuk berdahak dan sesak napas, terdapat perbedaan bronkitis dan pneumonia. Selain lokasi peradangan, perbedaan bronkitis dan pneumonia juga dapat diketahui melalui penyebab, tingkat keparahan gejala, dan cara pengobatannya.
Peradangan saluran napas dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur. Bronkitis hampir selalu disebabkan oleh virus, terutama virus penyebab selesma (common cold) dan virus influenza, sedangkan sebagian besar kasus pneumonia terjadi karena infeksi bakteri.
Meskipun perbedaan bronkitis dan pneumonia paling umum adalah dari penyebab terseringnya, kedua penyakit ini juga dapat terjadi akibat infeksi Coronavirus yang merupakan penyebab COVID-19.
Saluran napas manusia dimulai dari hidung, tenggorokan, trakea, bronkus, hingga paru-paru. Bronkus berbentuk seperti pipa dan bercabang menjadi bagian-bagian yang lebih kecil di dalam paru.
Cabang bronkus yang berukuran kecil akan berhubungan dengan alveolus, yaitu jaringan dalam paru yang berbentuk seperti kantung dan berisi udara. Di dalam alveolus, terjadi pertukaran oksigen dari udara ke aliran darah.
Pada kasus bronkitis, terjadi peradangan di bronkus dan dinding bronkus menghasilkan banyak cairan. Akibatnya, penderita bronkitis jadi sulit atau sesak napas dan batuk.
Sementara pada pneumonia, peradangan terjadi di alveolus, sehingga kantung alveolus yang seharusnya terisi udara justru terisi cairan atau nanah. Hal ini menyebabkan oksigen sulit masuk ke aliran darah, serta membuat penderita pneumonia mengalami sesak napas dan batuk.
Bronkitis cenderung menimbulkan gejala yang lebih ringan daripada pneumonia. Beberapa gejala yang menandai bronkitis adalah:
Sementara itu, pneumonia sering menimbulkan gejala yang lebih serius. Hal ini karena terisinya alveolus oleh cairan atau nanah dapat mempersulit pertukaran oksigen dari udara ke darah. Akibatnya, jaringan dan organ-organ tubuh akan kekurangan oksigen. Bila dibiarkan tanpa penanganan, kondisi tersebut bahkan dapat mengancam nyawa.
Beberapa contoh gejala pneumonia adalah:
Bronkitis umumnya bersifat akut, yaitu muncul tiba-tiba dan memburuk dengan cepat. Kondisi ini biasanya dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1–2 minggu.
Sementara itu, pneumonia biasanya berlangsung lebih lama. Seseorang patut mencurigai bronkitis yang dialaminya telah berkembang menjadi pneumonia bila ia mengalami batuk yang tidak membaik hingga lebih dari 3 minggu.
Pengobatan bronkitis dan pneumonia disesuaikan dengan penyebab infeksinya. Apabila disebabkan oleh infeksi bakteri, penyakit tersebut akan diobati dengan antibiotik.
Sementara penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus biasanya hanya membutuhkan penanganan dengan obat penurun demam, konsumsi cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi, dan banyak istirahat.
Karena sebagian besar kasus bronkitis disebabkan oleh infeksi virus, penanganannya sering kali tidak membutuhkan antibiotik. Hal ini berbeda dengan pneumonia yang sebagian besar disebabkan oleh infeksi bakteri dan membutuhkan antibiotik.
Itulah perbedaan bronkitis dan pneumonia. Meskipun keduanya sama-sama menimbulkan gejala batuk berdahak dan sesak napas, tetapi gejala pneumonia umumnya lebih berat dan disertai dengan demam tinggi, menggigil, keringat dingin, dan nyeri dada.
Beberapa kasus bronkitis juga dapat berkembang menjadi pneumonia, sehingga seseorang bisa saja mengalami bronkitis dan pneumonia secara bersamaan.
Jika Anda mengalami batuk berdahak yang disertai dengan demam tinggi, sesak napas, dan nyeri dada, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.
Jika dokter mengatakan bahwa Anda mengalami bronkitis atau pneumonia, jalanilah pengobatan dari dokter dan istirahatlah yang cukup, minumlah air putih yang banyak, serta jika memungkinkan, gunakanlah humidifier (pelembap udara) bila tinggal dalam ruangan ber-AC atau dengan tingkat kelembaban rendah.
Sumber: alodokter.com