Bilas lambung adalah prosedur pengosongan lambung yang dilakukan dengan cepat dan dalam keadaan darurat, terutama pada daerah dengan fasilitas kesehatan terbatas. Prosedur ini dimaksudkan untuk membuang zat-zat beracun, misalnya pada kasus keracunan atau overdosis obat.
Bilas lambung atau disebut juga sedot lambung dilakukan untuk menyelamatkan nyawa pasien yang mengalami keracunan atau overdosis. Pada prosedur ini, zat beracun diharapkan bisa dikeluarkan sebelum terserap oleh tubuh.
Pada pasien keracunan dan overdosis, bilas lambung akan lebih efektif jika dilakukan sebelum 4 jam sejak zat beracun masuk ke tubuh. Jika melewati waktu tersebut, diperlukan metode lain untuk mengatasi keracunan karena zat beracun mungkin sudah diserap oleh tubuh.
Seperti telah disebutkan di atas, bilas lambung biasanya dilakukan pada kasus overdosis obat dan keracunan. Selain itu, bilas lambung juga kerap digunakan untuk beberapa tujuan berikut ini:
Dalam situasi darurat, seperti saat keracunan dan overdosis, pasien tidak memerlukan persiapan sebelum prosedur dimulai. Sementara jika dilakukan untuk pemeriksaan atau persiapan sebelum operasi, dokter akan meminta pasien untuk berpuasa atau tidak mengonsumsi obatan-obatan dalam waktu tertentu.
Sebelum prosedur dimulai, dokter akan memberikan obat bius untuk membuat tenggorokan pasien mati rasa. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko pasien tersedak dan mengalami iritasi saat tindakan.
Berikut adalah langkah-langkah melakukan bilas lambung:
Pertama-tama, dokter akan memasukkan selang yang telah diberi pelumas melalui mulut (selang orogastrik) atau hidung (selang nasogastrik). Selang tersebut akan melalui kerongkongan hingga mencapai lambung.
Selanjutnya, dokter akan memasukkan air atau larutan salin ke dalam selang. Jenis cairan yang digunakan dapat tergantung pada tujuan dilakukannya bilas lambung.
Penggunaan larutan salin bertujuan untuk mencegah hilangnya elektrolit akibat bilas lambung, terutama pada anak-anak dan orang yang sudah mengalami dehidrasi akibat muntah.
3. Menyedot isi perut
Setelah itu, dokter akan mulai menyedot untuk mengeluarkan isi perut. Zat beracun dikeluarkan dengan cara menarik cairan menggunakan spuit (alat suntik) atau memencet karet pengisap secara perlahan pada ujung selang yang berada di luar mulut.
Cairan yang keluar kemudian ditampung dalam kontainer steril. Dokter dapat menambahkan larutan salin dan menyedot secara berulang hingga cairan yang keluar tampak jernih.
Jika diperlukan, dokter dapat memberikan karbon aktif bersamaan dengan cairan salin ke dalam perut pasien. Fungsinya adalah untuk mengikat sisa racun yang mungkin masih berada di lambung.
Setelah selesai, dokter akan menarik selang secara perlahan. Selama proses ini, pasien sebaiknya tetap tenang dan tidak bergerak untuk mengurangi risiko gesekan atara selang dan saluran cerna yang bisa menyebabkan luka.
Proses penyedotan isi lambung tidaklah menyakitkan. Meski demikian, prosedur ini mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman dan sensasi seperti tersedak saat selang dimasukkan. Anda tidak perlu khawatir karena sensasi ini normal terjadi sebagai refleks terhadap benda asing yang masuk ke tenggorokan. Setelah bilas lambung selesai, tenggorokan juga bisa terasa perih dan kering untuk beberapa hari.
Ada pun risiko lainnya yang mungkin terjadi setelah melakukan prosedur bilas lambung adalah:
Bilas lambung untuk mengatasi keracunan tidak banyak dipraktikkan karena risikonya dinilai lebih besar daripada manfaatnya. Namun, jika prosedur ini dilakukan dalam rangkan pemeriksaan, Anda tidak perlu khawatir karena dokter telah mempertimbangkan bahwa manfaatnya lebih besar daripada risiko yang mungkin terjadi.
Jika Anda tidak sengaja salah atau terlalu banyak meminum obat, khawatir mengalami keracunan obat, atau mengalami gejala keracunan makanan, segera periksakan diri ke dokter di instalasi gawat darurat rumah sakit terdekat. Dengan demikian, Anda akan mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat sesuai dengan kondisi Anda, termasuk saran bilas lambung.
Sumber: alodokter.com