Informasi Kesehatan

7 Faktor Penyebab Turun Peranakan yang Perlu Diketahui

5fb2394ed9f29.jpg

Peran Tes Hematologi Lengkap dalam Mendiagnosis Penyakit

Tes hematologi lengkap merupakan pemeriksaan darah lengkap yang…

Inilah Manfaat Ginseng untuk Kesehatan Tubuh

Manfaat ginseng untuk kesehatan tubuh telah dikenal sejak…

7 Golongan Obat yang Perlu Diketahui

Logo golongan obat dapat dilihat di kemasan produk…

“Turun peranakan terjadi karena turunnya rahim ke dalam vagina akibat otot dan jaringan panggul yang lemah. Faktor penyebabnya beragam mulai dari kegemukan sampai kelainan struktural.”

Turun peranakan atau prolapsus uterus adalah kondisi medis saat rahim (uterus) turun dari posisi normalnya ke dalam vagina atau bahkan keluar dari tubuh. Ini dapat terjadi pada wanita dari segala usia, meskipun lebih umum pada wanita yang telah melahirkan anak. 

Gejala turun peranakan yang dapat terjadi antara lain nyeri panggul, sulit buang air kcil, dan infeksi saluran kemih berulang. Untuk mengetahui lebih lanjut, kamu juga dapat membaca artikel mengenai Gejala dari Turun Peranakan.

Faktor Penyebab Turun Peranakan

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan turun peranakan dan penting untuk memahaminya untuk menghindari risiko terkena kondisi ini. 

1. Kegemukan

Kegemukan dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada otot panggul dan rahim, sehingga dapat memicu turun peranakan. Selain itu, kelebihan berat badan dapat mempengaruhi produksi hormon dan memengaruhi elastisitas otot panggul, memicu terjadinya turun peranakan.

2. Kehamilan dan Persalinan

Persalinan adalah faktor utama yang dapat menyebabkan turun peranakan. Selama kehamilan, rahim membesar dan memerlukan dukungan otot panggul untuk menjaga posisinya. Saat melahirkan, otot-otot panggul dan rahim meregang dan bisa membuat rahim tidak lagi memiliki dukungan yang cukup sehingga turun dari posisinya. Jumlah persalinan dan jenis persalinan (caesar atau normal) juga mempengaruhi risiko turun peranakan.

3. Usia

Pada umumnya, semakin tua seorang wanita, semakin besar kemungkinannya untuk mengalami turun peranakan. Ini karena otot-otot panggul melemah dan kepadatan tulang panggul menurun seiring bertambahnya usia. Hal ini bisa terjadi pada wanita setelah menopause karena hormon estrogen yang menurun dapat mempengaruhi elastisitas dan kekuatan otot panggul dan jaringan ikat.

4. Kerja Berat dan Tekanan Kronis

Pekerjaan yang memerlukan pengangkatan beban berat secara teratur atau pekerjaan yang melibatkan gerakan monoton dapat menyebabkan kerusakan pada otot panggul dan jaringan ikat di sekitarnya, sehingga meningkatkan risiko turun peranakan. Tekanan kronis pada panggul, seperti sembelit kronis, juga bisa menjadi faktor risiko.

5. Riwayat Keluarga

Sebagian besar kasus turun peranakan tidak memiliki riwayat keluarga, tetapi ada beberapa keluarga yang memiliki kecenderungan genetik untuk mengalami kondisi ini.

6. Merokok

Merokok juga dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang panggul, yang dapat memperburuk kondisi turun peranakan.

7. Kelainan Struktural

Kelainan struktural pada rahim atau panggul, seperti fibroid rahim atau prolapsus kandung kemih, dapat menyebabkan turun peranakan atau memperburuk kondisi tersebut.

Tahapan Turun Peranakan

Kelemahan atau relaksasi otot dapat membuat rahim melorot atau keluar sepenuhnya dari tubuh. Kondisi ini terbagi menjadi beberapa tahap, meliputi:

  • Pertama: Serviks turun ke dalam vagina.
  • Kedua: Leher rahim turun ke tingkat tepat di dalam lubang vagina.
  • Ketiga: Serviks berada di luar vagina.
  • Keempat: Seluruh rahim berada di luar vagina.

Kondisi lain yang berhubungan dengan prolapsus uterus, yakni:

  • Sistokel: Herniasi (atau penonjolan) dinding vagina depan bagian atas di mana bagian kandung kemih menonjol ke dalam vagina atau dengan istilah kandung kemih yang prolaps. Hal ini dapat menyebabkan frekuensi kencing, urgensi, retensi, dan inkontinensia (kehilangan urin).
  • Enterokel: Herniasi dinding vagina belakang bagian atas di mana sebagian usus kecil menonjol ke dalam vagina. Berdiri menyebabkan sensasi menarik dan sakit punggung yang berkurang saat berbaring.
  • Rektokel: Herniasi dinding vagina bagian belakang bawah tempat rektum menonjol ke dalam vagina. Ini membuat buang air besar menjadi sulit, sampai-sampai mungkin perlu mendorong bagian dalam vagina untuk mengosongkan usus. 

 

 

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna