“Gangguan makan anoreksia bisa berdampak fatal bagi pengidapnya bila tak ditangani dengan tepat. Kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja, tapi umumnya lebih sering terjadi pada wanita dan remaja.”
Anoreksia merupakan gangguan makan yang membuat pengidapnya terobsesi memiliki berat badan selangsing mungkin, dan membuatnya sangat ketakutan jika mengalami kenaikan berat badan.
Anoreksia sebenarnya juga termasuk dalam penyakit mental yang memiliki pengaruh serius pada kesehatan fisik, emosional, dan kehidupan sosial. Jika tidak segera ditangani dengan tepat, bukan tidak mungkin anoreksia dapat menyebabkan komplikasi kesehatan serius dan bahkan kematian.
Untuk mencegah diri dari terkena anoreksia, yuk ketahui fakta penting seputar anoreksia berikut ini:
Penyebab pasti anoreksia sebenarnya masih belum diketahui hingga kini. Akan tetapi, seperti banyak penyakit lainnya, penyebabnya bisa dari kombinasi faktor genetik, psikologis, dan sosial. Setiap orang bisa mengalami penyebab yang berbeda-beda, berikut adalah beberapa hal penyebab anoreksia:
Sekitar 50 hingga 80 persen gangguan makan bisa disebabkan karena faktor genetik. Meskipun begitu belum diketahui gen apa yang secara spesifik menyebabkan anoreksia.
Selain itu sifat yang diwarisi oleh orang tua juga bisa membuat beberapa orang berisiko lebih tinggi terkena anoreksia. Misalnya beberapa orang mungkin memiliki kecenderungan sifat perfeksionisme, sensitif, dan kegigihan, atau sifat lainnya yang terkait dengan anoreksia.
Faktor psikologis berperan penting dalam mengembangkan anoreksia. Ada beberapa karakteristik tertentu yang dapat meningkatkan risiko mengalami anoreksia. Contohnya seperti, memiliki sifat perfeksionis, kecemasan, rasa kepercayaan diri yang rendah, dan penilaian berlebihan terhadap citra tubuh.
Budaya kecantikan yang kerap kali mengidealkan tipe tubuh tertentu dapat memberikan tekanan pada orang untuk mencapai standar yang tidak realistis. Budaya populer sering menghubungkan tubuh langsing dengan popularitas, kesuksesan, kecantikan, dan kebahagiaan. Tekanan ini dapat memicu keinginan seseorang untuk menjadi kurus yang berujung pada anoreksia.
Gejala anoreksia mencakup gejala fisik dan emosional. Hal ini terjadi karena keinginan yang ekstrem untuk mencapai berat badan yang tidak realistis. Berikut beberapa gejala anoreksia dilihat dari fisik dan emosional:
Gejala fisik
Gejala emosional
Memiliki tubuh yang sangat kurus kerap kali diasosiasikan dengan anoreksia. Tubuh yang kurus memang merupakan dampak dari anoreksia. Namun, sebenarnya anoreksia bisa dirasakan oleh siapapun tanpa memandang berat badannya.
Dengan kata lain baik orang yang memiliki berat badan normal, kurus, atau berisi, mereka juga bisa berpotensi mengidap anoreksia. Jadi jika kamu merasakan gejala anoreksia, jangan ragu untuk segera hubungi dokter.
Anoreksia memang bisa menyerang siapa pun. Namun, pada banyak kasus anoreksia yang lebih sering ditemukan pada wanita dan remaja. Umumnya ini disebabkan karena tekanan sosial.
Pada wanita mereka biasanya memiliki obsesi untuk terlihat kurus karena tekanan dari standar kecantikan. Kini banyak standar kecantikan modern yang mempromosikan bahwa untuk menjadi cantik harus memiliki badan yang kurus.
Inilah yang menjadi akar obsesi dan kemudian membuat pengidap anoreksia merasa tidak puas, dan belum cukup kurus untuk memenuhi standar kecantikan.
Sementara itu pada remaja, anoreksia bisa disebabkan karena lingkungan sosial yang tidak mendukung. Misalnya, dirundung oleh teman sekolah atau bahkan keluarga, mendapatkan perlakuan berbeda karena berat badannya, dan pesan sosial yang mempromosikan tubuh atau penampilan ideal dengan berat badan tertentu.
Ketahui juga kaitan antara anoreksia dan body image dengan lebih lengkap di laman berikut, “Inilah Kaitan antara Body Image dan Anoreksia.”
Sumber : alodokter. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung sudah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna