“Merokok adalah aktivitas yang tidak memiliki dampak baik bagi tubuh. Sebab, bahan kimia yang terkandung di dalamnya bisa memicu kanker hingga masalah pada paru-paru.”
Rokok adalah gulungan tembakau yang berukuran panjang 8 sampai 10 sentimeter dan berdiameter 0,7 sentimeter. Benda kecil ini bisa menyebabkan kecanduan karena bahan kimia di dalamnya.
Jika sudah begitu, dampak yang ditimbulkan tak bisa disepelekan begitu saja. Gangguan yang mengintai meliputi kanker, kerusakan paru-paru, masalah penglihatan, hingga gangguan kesuburan dan reproduksi.
Saat dibakar, rokok melepaskan lebih dari 5.000 bahan kimia berbeda. Beberapa di antaranya:
Tar adalah zat lengket berwarna coklat yang terkumpul di paru-paru saat menghirup asap rokok. Itu bisa menodai jari dan gigi dengan warna kuning kecokelatan. Zat ini mengandung bahan kimia penyebab kanker dan meningkatkan risiko emfisema serta penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Asap rokok mengandung gas beracun karbon monoksida. Zat ini mampu menghentikan aliran darah yang menjadi pembawa oksigen. Akibatnya, jantung harus bekerja lebih keras. Kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Nikotin adalah zat yang sangat adiktif. Zat inilah yang menyebabkan kecanduan pada pengguna rokok.
Selain ketiga zat di atas, beberapa bahan kimia lain yang terdapat dalam asam tembakar, antara lain:
Berhenti mengisap rokok bisa memberikan dampak positif bagi tubuh. Mulai dari awet muda hingga penurunan kadar stres. Klik artikel ini untuk penjelasan lebih lanjut “5 Dampak Positif pada Tubuh Jika Berhenti Merokok”.
Mengisap rokok sama sekali tidak menguntungkan. Justru, banyak bahaya yang bisa merugikan tubuh. Beberapa di antaranya:
Ada sekitar 70 bahan kimia dalam asap tembakau yang menjadi pemicu kanker. Mereka bisa menyebabkan kerusakan DNA yang berperan dalam melindungi sel dari kanker. Akhirnya, sel kanker tumbuh di luar kendali.
Beberapa bahan kimia tersebut, antara lain:
Mengisap rokok bisa menyebabkan kerusakan paru-paru dan kehilangan jaringan organ secara permanen. Kondisi ini membuat kamu lebih rentan terhadap infeksi paru-paru, seperti tuberkulosis dan pneumonia.
Perokok berisiko tinggi mengalami masalah paru-paru kronis, seperti:
Mengisap rokok dalam jangka panjang juga dapat memengaruhi penglihatan dan saraf optik penggunanya. Dampaknya dapat berupa:
Salah satu kandungan dalam tembakau adalah nikotin, yakni pengubah suasana hati. Zat tersebut membangun kebiasaan dan memberikan efek ketagihan. Di tahap inilah pengguna mengalami masalah pada sistem saraf pusat. Dampaknya, mereka jadi kesulitan berhenti merokok.
Perokok aktif berisiko 30 sampai 40 persen lebih tinggi terkena diabetes ketimbang seseorang yang tidak merokok. Sebab, nikotin dalam rokok berpotensi meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh.
Rokok bisa merusak sistem reproduksi wanita dan membuatnya sulit hamil. Wanita dengan kebiasaan buruk ini cenderung mengalami menopause lebih awal ketimbang mereka yang tidak merokok.
Pada pria, kebiasaan ini juga bisa memberi dampak negatif terhadap sperma. Dampaknya, terjadi penurunan kualitas sperma, sehingga janin berpotensi mengalami keguguran dan cacat lahir.
Kamu bisa klik artikel ini untuk penjelasan lebih lanjut terkait gangguan kesuburan akibat mengisap rokok “Benarkah Merokok Bisa Menurunkan Kualitas Sperma?”
Komplikasi kehamilan bisa terjadi ketika ibu hamil mengisap rokok. Beberapa bahaya yang mengintai, meliputi cacat lahir dan sindrom kematian bayi mendadak.
Bahaya merokok lainnya, yakni menurunkan sensitivitas lidah sebagai indera pengecap dan hidung sebagai indera penciuman. Karena masalah itu, nafsu makan jadi berkurang.
Merokok bisa merusak sistem kardiovaskular penggunanya. Sebab, nikotin berpotensi mengencangkan pembuluh darah dan membatasi aliran darah. Karena hal ini, tekanan darah tubuh jadi meningkat.
Kecanduan nikotin menyebabkan pembuluh darah jadi mengencang. Hal ini bisa menurunkan suplai nutrisi ke area luka. Dampaknya, luka memakan waktu lebih lama untuk sembuh.
Berhenti dari kebiasaan buruk ini tak hanya membutuhkan tekad dan niat yang kuat. Nah, kamu juga perlu melakukan beberapa langkah di bawah ini untuk memaksimalkan hasilnya:
Langkah ini dilakukan dengan menulis alasan mengapa ingin berhenti merokok. Tujuannya, agar kamu terus mengingat dan menjadi motivasi untuk mempermudah menghilangkan kebiasaan buruk ini.
Menyingkirkan benda-benda yang mengingatkan kamu tentang kebiasaan buruk ini. Misalnya, asbak dan korek api. Kamu juga bisa menghindari lingkungan pertemanan untuk mempermudah berhenti.
Jangan mengonsumsi kopi dan minuman beralkohol. Jika terbiasa melakukannya setelah makan, kamu bisa mengunyah permen karet, mengonsumsi camilan, atau menggosok gigi.
Saat sudah berniat berhenti dari kebiasaan buruk ini, pastikan untuk disiplin. Jangan ucapkan, “habis satu batang ini aku berhenti” atau “setelah sebungkus ini aku nggak akan pernah membeli rokok lagi”. Sebab, hal itu menumbuhkan keinginan mengisap rokok dan menenggelamkan niat berhenti memakainya.
Gejala ini umumnya terjadi dalam waktu 12 sampai 24 jam setelah berhenti mengisap rokok. Tandanya berupa gelisah, mual, sakit kepala, dan mudah marah. Gangguan itu biasanya mereda dalam waktu 2 sampai 4 minggu.
Selain beberapa poin di atas, kamu juga bisa mengikuti tata cara berhenti menggunakan rokok dengan klik artikel ini “9 Kiat Efektif Berhenti Merokok, Berikut Ulasannya”.
Sumber : halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna