“Anak yang mengalami hepatitis B cenderung tidak menunjukan gejala, terutama anak yang usianya di bawah lima tahun. Akan tetapi, pada anak yang usianya lebih besar, gejala hepatitis akut bisa terlihat, contohnya kehilangan nafsu makan, urine berwarna gelap, dan mengalami penyakit kuning.”
Tidak hanya menyerang orang dewasa, hepatitis B ternyata juga bisa menyerang anak-anak, bahkan bayi. Baru-baru ini Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukan data terbaru bahwa, sebanyak 4,3 persen kasus hepatitis B di Indonesia terjadi pada anak usia 1 hingga 4 tahun.
Hepatitis B merupakan infeksi hati karena virus hepatitis B (HBV). Sebagian besar infeksi hepatitis B memang bisa sembuh dalam waktu satu hingga dua bulan tanpa pengobatan. Tetapi, jika infeksi berlangsung lebih dari enam bulan, kondisi ini berkembang menjadi hepatitis B kronis yang dapat menyebabkan sirosis hati, kanker hati, dan gagal hati.
Agar hepatitis B tidak bertambah parah, ibu perlu mengetahui gejalanya lebih awal. Yuk, simak gejalanya di sini.
Anak-anak yang memiliki hepatitis B umumnya tidak menunjukan gejala. Terutama pada anak yang usianya kurang dari 5 tahun. Hepatitis B pada anak baru terdeteksi apabila anak melakukan pemeriksaan darah. Akan tetapi anak-anak yang usianya lebih besar, dapat mengalami gejala 3 sampai 4 bulan setelah virus masuk ke dalam tubuh. Berikut beberapa gejalanya:
Jika anak memiliki daya tahan tubuh yang kuat, maka gejalanya akan berakhir dalam beberapa minggu hingga enam bulan. Kondisi ini beralih menjadi hepatitis B akut. Hepatitis B akut umumnya tidak menyebabkan masalah hati jangka panjang.
Virus hepatitis B dapat menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi. Misalnya darah, air mani, cairan organ intim wanita, dan air liur. Berbeda dengan virus hepatitis A, virus hepatitis B tidak menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Hepatitis B juga dapat menular melalui kontak seksual atau berbagi jarum suntik yang tidak disengaja. Akan tetapi, hepatitis B pada anak, lebih mungkin menular melalui:
Sama seperti sifilis dan AIDS, virus hepatitis B juga dapat menular secara vertikal, yaitu dari ibu ke anak melalui proses persalinan. Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril, 90-95 persen kasus hepatitis B menular melalui cara ini. Selain melalui proses persalinan, hepatitis B ternyata juga bisa menular dari ibu ke anak melalui pemberian air susu ibu (ASI). Oleh karena itu, penting sekali untuk melakukan pemeriksaan hepatitis B saat hamil, atau sebelum merencanakan kehamilan.
Apabila kamu memiliki salah satu anggota keluarga dengan virus hepatitis B dan tinggal bersama, mereka bisa menularkan virus tersebut kepada orang lain termasuk anak-anak. Ini bisa terjadi ketika berbagi barang personal seperti sikat gigi atau pisau cukur.
Virus hepatitis B juga bisa ditularkan melalui transfusi darah dari seseorang yang terinfeksi. Melakukan pemeriksaan darah yang cermat, sebelum melakukan transfusi bisa meminimalisir risiko.
Gigitan juga merupakan salah satu media penularan hepatitis B. Ini bisa terjadi ketika seseorang yang terinfeksi menggigit kulit anak hingga terluka. Air liur yang mengandung virus dapat masuk melalui celah dari luka, dan pada akhirnya menyebabkan hepatitis B.
Itulah beberapa gejala hepatitis B pada anak.
Sumber : halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna