Informasi Kesehatan

5 Penyakit yang Bisa Dicek Melalui Tes Urinalisis

X-Penyakit-yang-Bisa-Dicek-Melalui-Tes-Urinalisis.jpg

Mengenal COVID-19 Varian Omicron

COVID-19 varian Omicron pertama kali teridentifikasi di Afrika…

Waspada, Ini Ciri-Ciri Jantung yang Tidak Sehat

“Jantung adalah salah satu organ tubuh yang sangat…

Waspada Skoliosis

“Skoliosis merupakan kelainan yang membuat tulang belakang melengkung…

“Urinalisis merupakan pemeriksaan urin yang bisa digunakan untuk mendeteksi beberapa kondisi medis tertentu. Hal itu termasuk masalah ginjal, infeksi saluran kemih, hingga diabetes.”

Urinalisis adalah tes sederhana yang bisa kamu lakukan dengan melihat sampel urine. Tes ini berguna untuk mendeteksi dan mengelola berbagai gangguan, seperti infeksi atau masalah pada ginjal hingga gula darah tinggi.

Urinalisis melibatkan pemeriksaan penampilan, konsentrasi, dan kandungan urine. Misalnya, infeksi saluran kemih (ISK) bisa membuat urine terlihat keruh, bukan bening. Sedangkan kadar protein yang tinggi dalam urine bisa menjadi tanda penyakit ginjal.

Yuk, cari tahu lebih lanjut mengenai urinalisis dan penyakit apa saja yang bisa terdeteksi oleh pemeriksaan tersebut berikut ini!

Penyakit yang Bisa Dideteksi dengan Urinalisis

Melakukan tes urine atau urinalisis adalah salah satu cara paling dasar untuk menilai kesehatan tubuh. Pemeriksaan ini bisa kamu gunakan sebagai bagian dari medical check up, mendiagnosis kondisi medis tertentu, atau memantau kondisi dan pengobatan yang tengah kamu jalani. 

Berikut ini beberapa penyakit yang bisa dokter deteksi dengan menjalani urinalisis:

1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Infeksi saluran kemih (ISK) sangat umum terjadi pada pria dan wanita. Beberapa orang berpikir bahwa ISK hanya masalah bagi wanita, tapi ini juga bisa terjadi pada pria. Salah satu cara untuk mendeteksinya adalah dengan tes urine. 

Gejala yang paling umum adalah rasa terbakar saat buang air kecil, terutama saat berhubungan seksual, buang air kecil yang menyakitkan, darah, atau urine yang berbau tajam. Penyakit ini biasanya terjadi akibat bakteri E. coli.

2. Kanker

Urinalisis adalah salah satu metode skrining kanker yang paling umum dan murah. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi adanya kanker dalam tubuh pada stadium awal.

Beberapa jenis kanker yang bisa terdeteksi dengan tes ini adalah kanker pada kandung kemih, ureter, dan ginjal. Darah dalam urine merupakan indikator kuat dari beberapa penyakit dalam tubuh. Baik infeksi saluran kemih, batu ginjal, atau bahkan dalam beberapa kasus kanker.

3. Mendeteksi penyebab tekanan darah tinggi

Pengujian katekolamin dalam urine dapat membantu mengidentifikasi tekanan darah tinggi karena kelebihan produksi hormon atau metabolitnya. Ini dapat kamu lihat pada kondisi seperti Pheochromocytoma yakni saat tumor di kelenjar adrenal menyebabkan produksi adrenalin dan/atau noradrenalin yang berlebihan sehingga meningkatkan tekanan darah.

4. Penyakit menular seksual

Urinalisis rutin dapat mengungkapkan adanya organisme yang menyebabkan penyakit menular seksual seperti trikomoniasis. Namun, tentunya ada beberapa pemeriksaan lain yang juga kamu perlukan untuk menegakkan diagnosis.

Pemeriksaan tersebut termasuk tes hitung darah lengkap yang mencakup tingkat sedimentasi eritrosit (ESR) dan urinalisis yang mungkin termasuk kultur urine. 

5. Mikroalbuminuria

Mikroalbuminuria adalah suatu kondisi yang muncul dengan adanya peningkatan kadar albumin dalam urine. Ini adalah kondisi prekursor untuk nefropati diabetik dan penyakit kardiovaskular pada diabetes mellitus tipe 2. 

Tes untuk mikroalbuminuria perlu kamu lakukan lebih sering dalam beberapa tahun pertama setelah pemeriksaan diabetes tipe 2. Ini penting dalam pencegahan End-Stage Renal Disease (ESRD) adalah rasio Mikroalbumin: Kreatinin.

Tes rasio kreatinin memberikan informasi tentang laju filtrasi glomerulus (GFR) dan adanya penyakit ginjal yang sudah ada sebelumnya. Rasio mikroalbumin: kreatinin 30-300 mg/g (30-300 mg/g kreatinin) dianggap sebagai indikator awal penyakit ginjal. 

Jika kamu memiliki mikroalbuminuria, bukan berarti kamu memiliki penyakit ginjal. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter karena mungkin kamu perlu menjalani tes lainnya untuk memastikan diagnosis.

Penyakit Lain yang Bisa Dideteksi

Selain lima penyakit di atas, urinalisis juga bisa mendeteksi:

1. Diabetes

Hasil kadar gula atau glukosa yang tinggi pada urine bisa menunjukkan penyakit ini. Selain cek urine, dokter juga akan melakukan tes darah untuk mendiagnosis diabetes.

2. Masalah ginjal

Urine yang mengandung sel darah merah, sel darah putih, protein, dan tampak kemerahan atau gelap seperti the bisa menjadi tanda adanya gangguan atau masalah pada fungsi ginjal.

3. Gangguan hati

Bila hasil urinalisis menunjukkan kadar bilirubin yang tinggi dalam urin, hal itu bisa mengindikasikan gangguan hati. Kamu mungkin memerlukan beberapa pemeriksaan tambahan untuk memastikan diagnosis.

Prosedur Urinalisis

Sebelum menjalani urinalisis, kamu perlu minum banyak air agar bisa memberikan sampel urine yang memadai. Namun, jangan minum terlalu banyak juga, sebab minum air yang berlebihan bisa menyebabkan hasil tes menjadi tidak akurat. Satu atau dua gelas cairan tambahan, yang bisa berupa jus atau susu, sudah cukup bagi kamu untuk menjalani urinalisis. 

Kamu pun tidak harus berpuasa atau mengubah pola makan sebelum pemeriksaan. Selain itu, beri tahu juga pada dokter mengenai semua obat atau suplemen yang sedang kamu konsumsi.

Beberapa obat bisa memengaruhi hasil urinalisis, yaitu:

  • Riboflavin.
  • Metronidazol.
  • Obat pencahar antrakuinon.
  • Methocarbamol.
  • Nitrofurantoin.
  • Suplemen vitamin C.

Prosedur pemeriksaan urine cukup sederhana dan bisa kamu lakukan di rumah sakit atau laboratorium. Petugas medis akan memberikan kamu gelas plastik untuk kamu bawa ke kamar mandi. Di sana, kamu bisa buang air kecil ke dalam wadah tersebut. 

Namun, kamu mungkin perlu memberikan sampel urine yang bersih.  Hal ini untuk membantu mencegah bakteri dari penis atau vagina masuk ke dalam sampel. Jadi, sebelum buang air kecil, bersihkanlah area sekitar uretra dengan lap pembersih yang sudah disediakan oleh dokter.

Kencing sedikit ke toilet, lalu baru kumpulkan urine ke dalam cangkir. Hindari menyentuh bagian dalam cangkir, sehingga bakteri yang ada di tangan tidak berpindah ke sampel.

Setelah selesai, tutup cangkir dan cuci tangan kamu. Kemudian berikan cangkir pada petugas medis. Setelah itu, kamu bisa kembali beraktivitas.

Jenis Urinalisis

Perlu kamu ketahui, ada tiga jenis pemeriksaan urine yang bisa dokter lakukan, yaitu:

1. Tes visual

Pada tes ini, dokter akan melihat jumlah dan warna urine. Bila urine tampak keruh, hal itu bisa menjadi pertanda adanya infeksi. Adanya warna kemerahan atau kecokelatan menunjukkan bahwa urine mungkin mengandung darah. 

2. Pemeriksaan dengan mikroskop

Melalui mikroskop, dokter bisa melihat adanya kandungan zat tertentu dalam urine. Urine yang normal tidak mengandung sel darah merah, sel darah putih, bakteri atau kristal yang bisa menjadi indikasi batu ginjal.

3. Tes dipstik

Pada tes ini, dokter akan memasukkan strip plastik tipis ke dalam sampel urine kamu. Strip plastik akan berubah warna berdasarkan keberadaan zat tertentu. Hal ini bisa membantu dokter mencari adanya bilirubin (hasil pemecahan sel darah merah yang mati), darah, protein, konsentrasi atau berat jenis, perubahan tingkat pH atau keasaman, atau gula.

 

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna