“Disforia gender adalah kondisi individu merasa tidak nyaman antara identitas gender mereka dan jenis kelamin mereka dari lahir. Penyebabnya berkaitan dengan faktor neurologis, genetik, hormonal, lingkungan, dan psikologis.”
Disforia adalah penyakit karena adanya ketidaknyamanan yang sangat dan ketidakcocokan antara identitas gender dengan kelahiran seseorang. Orang yang menderitanya mungkin tidak puas dengan karakteristik fisik tubuhnya.
Kondisi ini bisa menjadi pengalaman yang kompleks dan sulit bagi orang yang terkena. Berikut pengantar yang lebih mendalam terkait dengan kondisi ini, bersama dengan beberapa alasan yang dapat memicunya.
Disforia gender merupakan pengalaman psikologis oleh individu yang mengidentifikasi diri mereka sebagai gender yang berbeda dengan jenis kelamin yang mereka lahir. Kondisi ini akan menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi individu yang merasakannya.
Orang-orang dengan kondisi ini mungkin mengalami stres, kecemasan, depresi, dan dan ketidaknyamanan tingkat tinggi yang terkait dengan ketidaksesuaian antara identitas gender dan karakteristik fisik mereka. Penyakit ini dapat memengaruhi orang-orang dari semua latar belakang dan usia dan membutuhkan banyak pengertian dan dukungan.
Penyebabnya belum sepenuhnya secara pasti, tetapi beberapa faktor yang berpotensi berperan dalam timbulnya kondisi ini. Berikut adalah beberapa penyebab yang mungkin menjadi faktor pemicu disforia.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini bisa berkaitan dengan perbedaan dalam struktur dan fungsi otak. Studi tentang individu transgender menunjukkan bahwa ada perbedaan dalam struktur otak mereka yang mengidentifikasi dengan jenis kelamin yang berbeda dengan jenis kelamin yang mereka lahir.
Meskipun tidak ada gen tunggal yang sepenuhnya bertanggung jawab atas terjadinya kondisi ini, penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini mungkin memiliki komponen genetik. Beberapa penelitian yang melibatkan kembar identik dan keluarga telah menunjukkan bahwa ada kecenderungan genetik yang dapat mempengaruhi kemungkinan disforia gender.
Lingkungan sosial dan budaya juga dapat memengaruhi perkembangan disforia gender. Stigma, intimidasi, dan kurangnya dukungan sosial dapat memberi tekanan tambahan terhadap penderita, yang dapat memperburuk gejala dan kondisinya. Lingkungan yang baik dan inklusif dapat membantu mengurangi efek negatif ini.
Beberapa teori menunjukkan bahwa ketidakseimbangan hormon dalam perkembangan janin juga dapat berkontribusi. Perubahan hormonal pada tahap perkembangan tertentu dapat mempengaruhi perkembangan identitas gender seseorang.
Faktor psikologis seperti tekanan emosional, trauma, atau ketidaksesuaian sosial juga dapat menjadi faktor risiko. Kondisi ini dapat memicu kecemasan, depresi, dan stres yang parah.
Kamu juga bisa membaca artikel mengenai Stres Berkepanjangan, Bagaimana Dampaknya Bagi Tubuh?
Penting untuk dicatat bahwa disforia gender adalah kondisi yang kompleks dan memerlukan pendekatan psikologi untuk pengobatan. Setiap orang mungkin memiliki kebutuhan yang berbeda dan pendekatan untuk dapat membantu dalam mengelola dan memahami kondisi ini.
Pilihan pengobatan untuk disforia gender dapat mencakup konseling, terapi hormon, dan terkadang pembedahan bagi mereka yang memilih untuk melakukannya. Pendekatan multidisiplin yang melibatkan profesional kesehatan, terapis, dan dukungan sosial sangat penting untuk membantu individu mengatasi pengalaman mereka.
Selain itu, penting bagi masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung bagi orang yang menderita disforia gender. Dukungan dari keluarga, teman, dan masyarakat pada umumnya dapat memainkan peran penting dalam mengurangi rasa malu yang penderita alami.
Sumber : halodoc. com
Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.