Informasi Kesehatan

Ini yang Terjadi Pada Tubuh saat Keracunan Sianida dalam Makanan

thsnd.jpg

Bintik Merah Tanda DBD, Begini Cara Mengenalinya

“Salah satu ciri khas dari penyakit Demam Berdarah…

Penyakit Asam Lambung Sebabkan Kanker Esofagus, Mitos atau Fakta?

“Penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD)…

Perhatikan 8 Gejala Nyeri Pergelangan Tangan yang Wajib Diwaspadai

"Nyeri pada pergelangan tangan adalah kondisi yang tidak…

“Orang yang mengalami keracunan sianida karena makanan perlu mendapatkan perawatan langsung. Sebab, kondisi ini bisa menyebabkan kejang, kegagalan sistem pernapasan, bahkan kematian akibat keracunan sianida.”

Halodoc, Jakarta - Sianida adalah bahan kimia yang bekerja cepat dan berpotensi mematikan bila masuk ke dalam tubuh. Sianida tidak selalu mengeluarkan bau, tapi terkadang baunya digambarkan menyerupai almond. 

Racun sianida terdiri dalam beberapa macam bentuk, ada yang berbentuk padat, cair, atau gas. Ada hidrogen sianida, ada sianogen klorida, ada kalsium sianida, dan potasium sianida. 

Sianida Digunakan untuk Apa?

Tergantung jenisnya, sianida digunakan untuk banyak industri, mulai dari rumah tangga sampai industri berat. Di bidang manufaktur, sianida digunakan untuk membuat kertas, tekstil, dan plastik. 

Sianida juga digunakan sebagai bahan kimia untuk foto. Sedangkan garam sianida digunakan dalam metalurgi untuk elektroplating (pelapisan logam), pembersihan logam, dan menghilangkan emas dari bijinya. Sementara itu, gas sianida digunakan untuk memusnahkan hama di kapal dan bangunan.

Sianida dapat ditemukan dalam asap rokok, knalpot kendaraan, dan makanan seperti bayam, rebung, almond, kacang lima, biji buah dan tapioka. Sianida juga dapat diproduksi oleh bakteri, jamur, dan alga tertentu.

Dampak Keracunan Sianida pada Makanan yang Dimakan

Orang yang tanpa sengaja mengonsumsi makanan yang mengandung sianida, akan mengalami beberapa gejala, contohnya:

1. Mulut berbusa

Sianida adalah senyawa kimia yang susah terdeteksi lewat makanan. Sulit untuk membauinya, selain aroma almond yang samar. Orang yang mengalami keracunan sianida lewat makanan biasanya akan mengalami pusing, kejang, kemudian, mulut berbusa. 

2. Kematian pada sel-sel tubuh

Sianida adalah senyawa beracun yang dapat menyebabkan kematian pada sel-sel tubuh ketika tanpa sengaja tertelan. Racun sianida menghambat kerja enzim cytochrome-x-oxidase yang terletak di mitokondria. 

Enzim ini berfungsi mengikat oksigen guna memenuhi kebutuhan pernapasan sel. Sianida dapat menghambat kerja enzim tersebut. Akibatnya, sel-sel tubuh akan mengalami kematian.

3. Kegagalan pada sistem tubuh

Sianida adalah racun yang dapat menyebabkan banyak kegagalan pada sistem tubuh. Ini termasuk gagal pernapasan, jantung, dan juga sistem saraf pusat. Ketika racun sianida masuk ke dalam tubuh, ada beberapa gejala yang mengiringi sebelum akhirnya menjadi kian parah, itu termasuk:

  • Kelemahan dan kebingungan.
  • Sakit kepala.
  • Mual.
  • Sakit perut.
  • Terengah-engah dan kesulitan bernapas.
  • Kehilangan kesadaran.
  • Kejang.
  • Gagal jantung.

4. Sulit bernapas

Orang yang mengalami keracunan sianida bisa mengalami muntah-muntah, seperti sakit perut umum. Kemudian diiringi dengan mencret, baru kesulitan bernapas. Kesulitan bernapas ini biasanya muncul karena edema paru, saat organ pernapasan menyerap racun sianida.

5. Kematian

Sianida adalah bahan kimia yang bekerja cepat dan berpotensi mematikan. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), seorang yang keracunan sianida akan menunjukan gejala hanya dalam hitungan menit.

Gejala yang timbul bisa semakin parah bila racun sianida yang masuk ke dalam tubuh lebih banyak. Dampaknya bisa langsung menyebabkan kematian.

Masih menurut CDC, paparan sianida dalam jumlah besar dengan cara apa pun dapat menyebabkan efek kesehatan seperti:

  • Kejang.
  • Penurunan kesadaran.
  • Tekanan darah rendah.
  • Cedera paru-paru.
  • Denyut jantung lambat.
  • Kegagalan pernapasan yang menyebabkan kematian.

Pertolongan Pertama pada Keracunan Sianida

Apakah orang yang mengalami keracunan sianida lewat makanan bisa diselamatkan? Kecepatan dan ketepatan sangat diperlukan dalam menangani orang yang keracunan sianida. 

Berikut adalah pertolongan pertama yang bisa dilakukan dalam kasus keracunan sianida. 

1. Jika korban sadar, berikan oksigen medis dengan kecepatan maksimum melalui masker resusitasi.

2. Lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan tempatkan dalam kantong biohazard berlabel “terkontaminasi dengan sianida”, sampai dapat didekontaminasi

3. Cuci semua kulit yang terkontaminasi dengan banyak air selama minimal 20 menit

4. Jika korban tidak sadar, periksa jalan napas dan bersihkan jika perlu gunakan sarung tangan nitril.

5. Jika korban tidak bernapas, periksa jalan napas dan bersihkan jika perlu gunakan sarung tangan nitril.

6. Jangan gunakan resusitasi mulut ke mulut atau mulut ke hidung, karena dapat menimbulkan risiko kontaminasi.

7. Berikan oksigen medis dengan kecepatan maksimum melalui masker resusitasi

8. Mulailah kompresi dada.

9. Lanjutkan perawatan tersebut sampai bantuan medis tiba.

Jika orang yang mengalami keracunan ditangani oleh profesional medis, penanganan yang dilakukan adalah dengan memberikan penangkal sianida. Penangkal sianida tersebut termasuk hidroksokobalamin, natrium nitrit, atau natrium tiosulfat. Natrium tiosulfat dapat diberikan dalam kombinasi dengan natrium nitrit atau hidroksokobalamin, atau dapat diberikan sendiri. Penangkal ini akan diberikan melalui intravena atau infus. Selain menyalurkan obat, ada banyak manfaat infus.

Sianida adalah racun berbahaya yang tidak boleh terpapar manusia. Penggunaannya hanya boleh untuk membasmi serangga, hama, ataupun dalam industri berat seperti pertambangan dan tekstil.

 

 

 

 

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.