Informasi Kesehatan

Ini 5 Manfaat dan Waktu yang Tepat untuk Menggunakan Kacamata Anti Radiasi

ilustrasi-kaca-mata-2.jpg

Serba-serbi Tes Widal untuk Diagnosis Penyakit Tifus

“Tifus adalah penyakit yang menyerang manusia akibat infeksi…

Infeksi Tenggorokan, Ketahui Gejala dan Cara Mengatasinya

Infeksi tenggorokan merupakan penyebab sakit tenggorokan yang sering…

Catat, Ini Manfaat Minum Air Putih Setelah Berolahraga

“Hidrasi menjadi hal yang penting untuk kamu perhatikan,…

“Penggunaan kacamata anti radiasi bisa memaksimalkan fungsi dalam menjaga kesehatan mata ketimbang kacamata biasa. Alat ini mampu mencegah mata kering hingga mata tegang.”

kacamata anti radiasi dibuat untuk melindungi mata dari sinar radiasi. Jenis sinar ini berasal dari matahari, layar gadget, atau alat elektronik lainnya.

Radiasi sendiri merupakan energi yang berasal dari gelombang atau partikel berkekuatan tinggi. Manusia sering terpapar dua jenis sinar radiasi. Pertama, berasal dari matahari dan lainnya berasal dari gadget.

Penggunaan kacamata anti radiasi efektif menangkal sinar tersebut. Dengan begitu, kamu bisa meminimalisir risiko mata kering, perih, mata tegang, mata berair, dan gangguan penglihatan. Misalnya, penglihatan kabur.

Manfaat Menggunakan Kacamata Anti radiasi

Beberapa manfaat dari penggunaan jenis kacamata ini, meliputi:

1. Mencegah mata kering

Mata kering adalah masalah yang ditandai dengan sensasi panas atau terbakar, perih, gatal, berair, dan sensasi seperti ada pasir mengganjal. Masalah ini terjadi karena terlalu lama menatap gadget dan jarang berkedip.

Dampaknya, pelumas mata tidak bekerja secara maksimal, sehingga muncul sejumlah keluhan tadi. Dengan kacamata anti radiasi, lensanya dapat membantu menyaring blue light, sehingga mata bisa berkedip secara normal.

2. Memblokir radiasi elektromagnetik

Manfaat selanjutnya adalah memblokir radiasi elektromagnetik. Kegunaan ini terjadi berkat teknologi pelapisan vakum ion canggih dari kacamata. Jadi, kamu tidak perlu khawatir tentang masalah akibat radiasi elektromagnetik tersebut.

3. Mencegah mata lelah

Kegunaan lainnya, yaitu mencegah mata lelah. Kondisi ini terjadi akibat paparan cahaya dari gadget yang menyilaukan. Gejalanya berupa mata berair, perih, gatal, pandangan kabur, dan sensitif terhadap cahaya. 

Dengan kacamata anti radiasi, lapisan anti-reflective pada lensanya mampu menghalau silau dari layar gadget. Cara kerjanya dengan mengurangi pantulan cahaya dari belakang maupun depan kacamata.

4. Menyegarkan penglihatan

Untuk menyegarkan penglihatan, kacamata anti radiasi bekerja sebagai penetrasi dan penyerap cahaya. Dengan begitu, mata terhindar dari silau dan penglihatan alami juga bisa terjaga dengan baik.

5. Mencegah mata tegang

Kacamata anti radiasi mampu mencegah ketegangan mata dengan mengurangi paparan cahaya biru dari penggunaan gadget. Gangguan ini ditandai dengan gejala mata perih, kering, memerah, dan sensasi berkedut.

Apakah Kacamata Anti Radiasi Bisa Digunakan Setiap Hari?

Jenis kacamata ini bisa dipakai setiap hari, terutama oleh orang yang menggunakan komputer atau laptop selama lebih dari 6 jam per hari. 

Namun, segera periksakan diri ke dokter spesialis mata jika mengalami keluhan, seperti penglihatan buram, sakit kepala, atau gangguan pada mata.

Untuk mencegah masalah mata setelah penggunaan kacamata anti radiasi, batasi jarak pandang dengan layar tidak kurang dari 50 sentimeter. Selanjutnya, istirahatkan mata selama 20 detik setelah 20 menit menatap gadget.

Untuk mendukung fungsi dari kacamata anti radiasi, kamu juga perlu memperhatikan pencahayaan di dalam ruangan. Pastikan terang, tapi tidak menyilaukan mata. 

Tips Memilih Kacamata Anti Radiasi

Kacamata anti radiasi dibuat khusus, sehingga berbeda dengan lensa kacamata biasa. Berikut ini beberapa tips agar tidak salah pilih kacamata:

1. Dilengkapi dengan lapisan khusus

Penambahan lapisan khusus pada lensa menjadi salah satu cara untuk menghalau paparan sinar radiasi. Pilih pelapis yang mampu menangkal sinar sebanyak 90 sampai 100 persen. Jenis ini biasanya diberi label 400 nanometer (nm). 

2. Terbuat dari lensa yang baik

Pilih kacamata dengan lensa yang baik. Untuk memastikannya, pakai dan pegang gelas pada jarak ideal dari pandangan, sekitar 50 sentimeter. Selanjutnya, lihat pola persegi atau garis lurus sambil menutup satu mata.

Kemudian, pindahkan gelas itu secara perlahan dari satu sisi ke sisi lain, lanjutkan dari atas ke bawah. Jika garis yang kamu lihat tetap dalam keadaan lurus, maka ini termasuk lensa kacamata yang baik.

3. Lensa sudah terpolarisasi

Jenis kacamata anti radiasi dengan lensa yang sudah terpolarisasi dapat membantu mengurangi pantulan sinar matahari. Karena itu, demi kenyamanan berkegiatan di siang hari, kamu bisa memilih menggunakan lensa ini.

4. Memiliki ukuran besar

Pertimbangkan kacamata ukuran besar untuk meningkatkan fungsinya. Jenis kacamata ini mampu menutupi area di sekitar mata dengan lebih maksimal. Dengan begitu, alat ini dapat meminimalisir radiasi yang masuk ke dalam mata.

Apa Efek dari Kacamata Anti Radiasi?

Beberapa efek samping yang bisa saja terjadi, antara lain:

1. Pandangan jadi sedikit kuning

Salah satu dampaknya, yakni perubahan persepsi warna jadi lebih kuning. Sebab, lensanya bekerja dengan memblokir cahaya tertentu. Hal ini bisa menyebabkan penggunanya kesulitan melihat warna di layar gadget.

2. Pusing

Pusing terjadi ketika koreksi kacamata yang dipakai tidak sesuai dengan ketajaman penglihatan pengguna. Bukan hanya pusing, mereka juga bisa saja mengalami kesulitan fokus, mata lelah dan pegal, serta mata berair.

Menggunakan kacamata anti radiasi memang dapat membantu menjaga kesehatan mata dan penglihatan. Namun, kamu juga perlu membatasi penggunaan gadget dan mengistirahatkan pandangan sejenak.

 

 

 

 

Sumber : halodoc. com

Konsultasikan masalah kesehatan anda di Klinik Pelita Sehat; klinik BPJS Bogor dan klinik terfavorit keluarga. Klinik Pelita Sehat memiliki 5 cabang yang tersebar di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Klinik Pelita Sehat cabang Pomad dan Klinik Pelita Sehat cabang Bangbarung telah memperoleh akreditasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan nilai akreditasi Paripurna.